Renjun sudah berada di kuil sejak pagi sekali. Setiap tahun dia selalu datang untuk berdoa. Tapi tahun ini, dia akan berdoa dihadapan seluruh rakyat Wendlyn. Biasanya renjun hanya akan melakukan upacara doa di tempat tertutup yang hanya diketahui oleh Paus dan para jajaran tinggi di kuil. Sejak kecil dia sudah terbiasa melakukannya, bahkan hingga detik ini. Padahal datang ke kuil adalah hal yang paling tak disukai oleh renjun. Namun dia harus tetap menjalankan kewajibannya sebagai orang pilihan dewa.
"Páter nóster, qui es in cáelis, sanctificétur
nómen túum. Advéniat régnum túum. Fíat volúntas túa, sícut in cáelo et in térra.
Pánem nóstrum quotidiánum da nóbis hódie, et dimítte nóbis débita nóstra, sícut
et nos dimíttimus debitóribus nóstris. Et ne nos indúcas in tentatiónem: sed líbera nos a málo. Amen."Renjun terus menerus berdoa sepanjang waktu. Dia sangat taat kepada Dewa. Bahkan seluruh keluarganya juga merupakan orang yang sama. Apalagi ayahnya, yang dulu pernah menjadi anak kesayangan Paus sebelum Renjun hadir di bumi ini.
Tak
Tak
Tak
Putri yangyang berjalan dengan anggun mendekati renjun. Merasa ada seseorang di ruangan ini, renjun pun menoleh ke arah belakang.
Hal yang membuatnya terkejut adalah kehadiran putri yangyang yang selalu dia nantikan sebelumnya.
"Pu-putri...."
"Kenapa seperti melihat iblis?"
Renjun sangat terkejut, bagaimana putri yangyang bisa ada di sini. Ruangan berdoa renjun saat ini adalah ruangan yang khusus untuk seseorang pilihan Dewa atau hanya paus dan dan jajarannya yang bisa mendatangi ruangan tersebut. Bagaimana bisa putri yangyang masuk tanpa ada satu pun keributan di luar?
Putri yangyang berjalan perlahan mendekati renjun. Tangan renjun sedikit gemetar, bukan dia takut putri yangyang akan menyakitinya. Tapi dia takut jika seseorang melihat putri yangyang ada disini. Di tempat yang tak seharusnya. Renjun takut, putri yangyang akan mendapat hukuman sama seperti dirinya saat melakukan kesalahaan di kuil ini.
"Putri tak seharusnya ada disini"
"Benarkah?"
"Putri yangyang harus segera pergi. Cepat putri"
"Kau sangat membenciku ya?"
"Bukan begitu, aku hanya...aku...."
Yangyang melihat jelas bahwa ada seseorang diatas sana. Dia sengaja mendekati renjun dan menghalangi arah pandang orang itu. Dilihat dari pakaiannya, mereka bukan prajurit kerajaan Wendlyn. Bagaimana mereka bisa ada disini? Apa yang mereka inginkan? Bukankah ini adalah area berdoa, orang luar tak di ijinkan masuk kesini. Kecuali....
"Putri, tak seharusnya putri ada disini. Cepat pergi"
"Kenapa renjun? Apa aku orang yang berdosa sedangkan kau suci?"
"Bukan! Disini hanya untuk orang-orang pilihan dewa dan paus"
"Jadi menurutmu aku bukan pilihan dewa?"
"Bukan begitu putri, saya mohon, putri mengertilah. Putri bisa cela...."
Yangyang terus menerus menghalangi mereka dengan cara membuat renjun terintimidasi. Meski tak menyukai nya, yangyang jelas tahu apa tujuan orang itu datang kesini.
Seluruh orang tahu bahwa renjun hari ini yang akan memimpin acara doa. Dan ruangan ini khusus untuknya. Tapi bagaimana bisa ada seorang tak dikenal berada disini dengan mudah? Kalau tujuannya bukan untuk mengacaukan acara hari ini?
Plak!
Sret!
"Sial". Gumamnya pelan.
Yangyang melotot anak panah yang dilesatkan orang itu sangat halus, kecil dan ringan. Yang paling membuatnya terkejut adalah ujung panahnya ada sesuatu yang sangat dia ketahui, yaitu racun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be U (HIATUS)
FanfictionCerita ini hanya fifti belaka, hanya sebuah karangan dari penggemar untuk menciptakan karya saja. Bercerita di negeri dongeng, sesuatu yang sulit dipercaya oleh akal manusia saat ini. Karangan bebas tanpa bermaksud menyakiti atau melakukan perbuatan...