tw// death
Benak Beomgyu terlalu fokus dan dipenuhi dengan rasa kekhawatirannya pada Yeji. Tepat saat dia memarkirkan motor dan melepas helmnya, Beomgyu langsung menarik tubuh Yeji yang duduk disebuah taman kecil ke dalam pelukannya. Yeji terkejut namun saat sadar itu adalah Beomgyu, Yeji memeluk Beomgyunya dengan erat. Dapat Beomgyu rasakan tubuh Yeji yang bergetar, menahan emosi yang menumpuk.
"I wanna die...,"
"Jangan ngomong gitu,"pinta Beomgyu.
"Kenapa dunia gak ngasih aku istirahat?"
"You can rest with me,"ucap Beomgyu sambil mengecup rambut Yeji dalam-dalam.
Mendadak Beomgyu merasakan getaran tubuh Yeji semakin hebat, seakan kejang, Beomgyu langsung panik dan mencoba memastikan kekasihnya. Yeji masih menangis namun seakan tidak sadarkan diri.
"Ji, Yeji! Sayang? Cengkram aku!! Pukul aku, Ji!!!"pinta Beomgyu panik sambil mengguncang-guncang tubuh Yeji. Saat ini Yeji sedang mencoba menyalurkan tumpukan emosinya yang sudah tak tertahankan lagi.
"Yeji jangan gini! Sayang, salurin ke aku aja!"Beomgyu mengarahkan jemari-jemari Yeji ke lengannya, berharap Yeji mencengkram erat lengannya. Beomgyu tidak peduli kulitnya akan robek atau memar. Beomgyu tidak ingin melihat Yeji seperti ini.
"Sayang, tarik nafas dalam-dalam, hembusin, liat aku! Yeji sayang, kamu boleh salurin ke aku sayang, jangan gini! Astaga...,"ucap Beomgyu hampir putus asa namun Yeji mampu mendengar suaranya dan mencoba mengikuti arahan Beomgyu. Alih-alih mencengkeram lengan Beomgyu, Yeji memeluk Beomgyu erat dan mencakar punggung yang hanya ditutupi kemeja itu. Beomgyu meringis merasakan tajam kuku Yeji dikulitnya. Walau dihalangi kain namun tetap saja terasa nyeri. Akan tetapi ia biarkan Yeji menyakitinya sekuat itu daripada melihat Yeji gemetaran hebat seperti tadi.
Yeji nyaris jatuh ke tanah jika saja Beomgyu tidak langsung menangkapnya. Setelah menyalurkan energi yang begitu besar, gadis itu kehilangan tenaganya dan merasa sangat lemas. Samar-samar Yeji melihat wajah Beomgyu yang entah berapa lama menahan perih karena sukarela disakiti olehnya. Wajah yang penuh kekhawatiran.
"Aku capek...,"lirih Yeji.
*
*
Beomgyu masih membelai kepala Yeji yang tertidur lelap saat ini di kasur berlinen putih polos. Mempertimbangkan Yeji yang kemungkinan terlalu lemas untuk melakukan perjalanan cukup jauh pulang ke Jatinangor, Beomgyu membawanya ke hotel karena Yeji juga menolak pulang ke rumahnya. Sampai detik ini Beomgyu belum tau apa yang terjadi karena bahkan untuk bersuara pun Yeji terlalu lemah.
Baru kali ini ia melihat puncak episode sindrom yang diderita Yeji. Tubuh gadis itu dapat bergetar begitu hebat, bahkan seperti kejang. Mengerikan tentu saja. Pikiran Beomgyu telah dihinggapi berbagai kemungkinan buruk. Bagaimana jika Yeji sakit? Bagaimana jika Yeji...ah, Beomgyu tidak sanggup memikirkannya.
Saat matahari hendak berpamitan, kelopak mata Yeji perlahan terbuka. Beomgyu masih duduk disampingnya, membelai rambutnya sambil memainkan hp, melihat grup kelas.
"Gyu...,"
Beomgyu langsung menoleh mendengar suara Yeji berikut sentuhan lembut jemari gadis itu dikulitnya.
"Sayang kamu udah bangun?"
Yeji mengangguk sambil beranjak duduk.
"Gimana perasaan kamu sekarang?"tanya Beomgyu lembut.
Yeji hanya menatap manik bulat yang jernih itu lalu berkata, "Aku sayang sama kamu, makasih udah ada buat aku...maafin aku udah nyakitin kamu,"
Mendengar itu dada Beomgyu bergemuruh. Ucapan terimakasih Yeji sangat tulus, seakan Yeji tidak tau harus berkata apa lagi selain dia begitu menyayanginya. Beomgyu menarik Yeji ke dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]
Fanfiction"Bunga ini namanya heliotropium. Bunganya beracun tapi dalam beberapa kasus bisa menyembuhkan sengatan kalajengking bahkan infeksi rabies. Tapi dalam bahasa bunga, heliotrope melambangkan devotion atau kesetiaan...Hwang Yeji, bukankan bunga ini sepe...