Dear Bagas: Delapan

98 18 19
                                    

Jatuh cinta itu gak pernah rumit, yang bikin rumit tuh orangnya.

—dear Bagas; ayo balikan!

***

008. Terungkap

Feli membolos, dia tak peduli besok akan dihukum oleh guru atau disidang oleh pembina OSIS. Feli muak, apalagi mengingat perkataan Bagas tadi. Tega-teganya Bagas mengatai dirinya cewek murahan? Bukankah Bagas orang yang selalu bertutur kata baik? Itu sebabnya Feli suka.

Selama menjadi teman sekelas juga kekasihnya, Feli tak pernah mendengar atau melihat Bagas mengumpat apalagi berlaku kasar. Bagas lelaki yang pendiam dan cenderung tenang, meski jika sedang emosi Bagas akan terlihat menyeramkan. Akan tetapi, kenapa sekarang Bagas berubah? Apakah Feli telah salah menilai Bagas? Pikirnya.

"Neng, dibeli bunga mawarnya, Neng. Buat penglaris, belum laku satu pun nih."

Tiba-tiba, seorang penjual bunga menghampiri Feli, membuatnya buru-buru mengusap air mata. Feli lantas menatap setangkai bunga mawar yang dihias plastik disodorkan oleh si penjual.

"Berapaan satunya?" Feli mengambil bunga tersebut, lalu menghirupnya. Wangi, Feli suka bunga mawar.

"10 ribu aja, Neng. Khusus buat, Neng."

Feli tersenyum kemudian merogoh saku bajunya, dan memberikan uang lembaran sepuluh ribu kepada si penjual. "Makasih, ya, Bang," ucap Feli dengan senyum ramah.

"Terima kasih kembali, Neng."

Si penjual lantas pergi meninggalkan Feli yang segera dihampiri kesendirian, jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sebelas kurang. Feli mendadak bingung mau pergi ke mana, jika pulang sekarang yang ada Feli akan kena omel oleh ibunya.

Sementara itu, di kelas Liora tampak kebingungan mencari tas Feli yang tidak ada di bangkunya. Liora lantas bertanya pada Bagas, "Gas! Feli sama tasnya ke mana? Kok gak ada?"

Bagas yang sedang diajak mengobrol dengan Adit perihal pertandingan basket langsung menoleh, namun bukannya menjawab Bagas malah memalingkan wajah. Hal itu membuat Liora kesal dan menghampirinya sembari memukul bahu lelaki itu dengan kencang.

"Gue tanya Feli ke mana?! Lo gak budeg, ‘kan?!" hardik Liora.

Adit yang terkejut langsung menimpali, "Santai dong, Li. Lagian kenapa nanya ke Bagas, Feli ‘kan temen lo."

"Tadi Feli di kelas sama Bagas, gak ke kantin. Terus sekarang orangnya gak ada, bahkan tasnya juga! Di mana Feli?!" desak Liora seraya mendorong bahu Bagas dengan kesal.

Bagas yang suasana hatinya belum baik pun menepis lengan Liora dengan kencang, hal itu membuat Adit dan Liora terkejut. "Lo bisa cari sendiri, ngapain tanya gue?! Punya hape, ‘kan?!" ucap Bagas seraya mendorong bahu Liora.

Adit yang melihat itu lantas menengahi. "Gas, santai-santai. Jangan emosi."

Beberapa anak mulai memperhatikan perdebatan antara Bagas dan Liora, lalu datanglah Ariza yang habis dari toilet. Dahinya berkerut ketika melihat Liora dan Bagas yang tampak bersitegang, Adit yang bersitatap dengan Ariza langsung memberi kode agar menengahi mereka berdua.

"Li, ayo duduk. Gurunya bentar lagi dateng, tadi gue lihat udah keluar," ajak Ariza seraya menarik lengan Liora.

Liora berdecak kesal. "Feli gak ada, Za. Tadi ‘kan sama dia," tukasnya.

Ariza refleks menoleh pada bangku Feli yang kosong, dan tak mendapati Feli maupun tasnya. "Nanti kita telpon, atau nggak susul ke rumahnya. Udah ayo!" ajaknya dengan memaksa.

Dear Bagas: Ayo Balikan! 2023 ✓ | PROSES TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang