06. Persiapan Takjil

124 24 3
                                    

Daily Life Chakra Family
.
.
.

Happy Reading ❤️❤️❤️
.
.
.

*****

Hari ini adalah hari bagian Diana dan Kania untuk membuat takjil yang akan dikirimkan ke masjid komplek nanti.

Segala persiapan telah ada, dan waktunya untuk dieksekusi.

Mereka sepakat akan membuat kolak biji salak dan risol ayam untuk dijadikan menu takjil di masjid, sedangkan untuk para santri dan santriwati akan diberikan berupa jajanan seperti ide yang telah keduanya sepakati.

Keduanya sepakat akan membuatnya di rumah Diana karena rumah Kania sedang kedatangan teman-teman dari suaminya.

"Mbak, yang lain pada ke mana? Tumben sepi," celetuk Kania menanyakan anggota keluarga Diana.

Biasanya jika dia bertandang ke rumah Diana akan disambut dengan suara berisik, tetapi hari ini sangat berbeda. Sungguh sangat mencurigakan!

"Aa', Teteh, sama Yuan 'kan lagi maen sama anak kamu, Dafa. Terus suamiku 'kan masuk ke golongan temen suami kamu," balas Diana dengan tatapan penuh arti.

Kania terdiam, lalu menepuk dahinya. "Astaghfirullah! Lupa," jawabnya seraya menyengir.

Diana menghela napas, sudah biasa dengan sifat pelupa Kania sejak hamil anak ke-2.

Entah apa yang terjadi pada ibu muda itu, padahal dulu Kania orangnya selalu ingat apa pun, tetapi sejak hamil kedua kalinya malah menjadi pelupa.

"Kamu itu kenapa jadi pelupa, sih, Kan?"

"Gak tahu aku juga, Mbak, tiba-tiba lupa aja gitu padahal baru bentar. Kaya sekarang." Kania tengah mencari-cari sesuatu yang sangat dia butuhkan sekarang.

"Gunting, mana, ya?"

"Yang kamu pegang itu apa?"

Kania sontak menoleh pada tangan kanannya, dan mendapati gunting yang tengah dia cari-cari itu. "Tuh kan, padahal baru banget dipake udah lupa aja," imbuhnya dengan bibir cemberut.

Diana terkekeh seraya menggelengkan kepala dengan tingkah tetangganya itu.

Lalu, kembali pada kegiatannya yang tengah membuat isian ayam untuk risol.

"Yah, habis," gumam Diana ketika akan memakai garam, tetapi bahan itu sudah habis di tempatnya.

"Kenapa, Mbak?" tanya Kania ketika mendengar gumaman Diana.

"Ini, Kan, garemnya abis. Mbak mau beli dulu di warung depan."

"Aku aja, Mbak, yang beli, gak apa-apa." Kania segera mengajukan diri untuk membeli garam.

"Eh, udah gak usah, biar Mbak aja. Deket ini kok, kamu jangan terlalu kecapekan. Bentar lagi 'kan mau lahiran."

Diana menolak tawaran Kania.

"Ih, Mbak Diana, dari tadi aku kebanyakan diemnya, lho. Tadi waktu pasar, Mbak Diana yang pergi. Terus seka--"

"Oke-oke, kamu aja yang beli," potong Diana.

Diana tidak sanggup lagi mendengar ucapan Kania yang tidak akan berhenti sebelum dihentikan. Apalagi melihat raut sedih Kania.

Duh! Diana tidak sanggup. Jadi, dia alihkan pada wanita hamil itu.

"Oke!" seru Kania semangat.

"Nanti jalannya hati-hati jangan sambil lari, lho."

"Iya, Mbak!"

Kania kemudian pergi ke warung dengan langkah riang.

Diana tertawa melihatnya.

Kehidupannya setelah menikah sangat beragam warna, sampai-sampai Diana kewalahan menghadapi berbagai warna itu.

Namun, Diana tetap mensyukuri atas apa yang dia dapatkan saat ini.

*****

"Bu, mau beli garemnya 1, dong," ucap Kania pada si penjaga warung.

"Garemnya mau yang mana, Neng? Yang warna biru, apa yang warna kuning?"

"Yang kuning aja, yang ada gambar kapal lautnya."

"Oke, Neng."

Kania tersenyum saat si penjaga warung memberikan garam pilihannya, tetapi baru saja akan memegang barangnya tiba-tiba seorang ibu datang.

"Bu, mau beli cengek 500 perak, sama cabe kritingnya 500 perak."

Bukan hanya Kania yang terkejut, tetapi penjaga warung juga ikut terkejut dengan ucapan ibu-ibu tersebut.

"Astaghfirullah, Bu. Kira-kira dong belinya. Saya juga beli di pasar sekilo 100 ribu, lah ibu malah mau beli 500 perak."

-Bersambung-

*****

Maaf, pendek, lagi terserang penyakit pada umumnya 🙏😷

Ngomong-ngomong adegan beli cabe rawit sama cabe kriting di warung emang beneran kejadian di warung deket rumah 🤣🤣

Ok, bye! Semoga kalian terhibur 😚

today_is612, 16 Maret 2024

Daily Life Chakra Family [Chansoo GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang