Chapter 13

207 31 12
                                    

Happy Reading ❤

Silau.

Cahaya menyilaukan membuatnya menutup matanya. Ketika cahaya mulai meredup ia membuka kelopak matanya, dan hal pertama yang ia lihat adalah suasana kota yang ramai dan dipenuhi kebahagiaan. Lalu tatapannya terpaku melihat sosok seorang gadis yang berusia sekitar 14 tahun, yang membuatnya begitu terpaku memperhatikan gadis itu ialah karena wajahnya mirip dengannya bahkan warna rambut dan warna matanya, semuanya begitu sama hingga ia bisa menyebutnya sebagai miniatur dari dirinya sendiri. Tatapan keduanya bertemu, gadis muda itu tersenyum padanya dan tiba-tiba mereka sudah berganti tempat dalam sekejap mata.

Ruangan yang sangat begitu ia kenali, lagi-lagi di ruang altar di istana cahaya. Namun, gadis itu masih ada dihadapannya, masih dengan senyum yang sama.

"Kau siapa?" tanyanya.

"Aku adalah kau" ucapnya sambil tersenyum dan perlahan mendekat, gadis muda itu menjulurkan jari telunjuknya ke dada wanita yang lebih dewasa. Muncul sebuah lambang bintang di dada sang wanita dewasa yang kemudian bercahaya begitu terang.

"Ingatlah" ucap sang gadis muda sebelum ia menghilang di telan sang cahaya.

Seiring cahaya yang menyebar, menyelimuti tubuhnya, muncul ingatan-ingatan acak dikepalanya bagaikan sebuah kaset yang rusak. Dimulai dari masa kecilnya yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang merupakan bangsawan miskin bergelar baron. Lalu bangkitnya kekuatan sihir cahaya miliknya disaat usianya berusia 7 tahun. Dan saat ia bertemu sang Ratu dan dibawa ke istana cahaya untuk dilatih olehnya. Juga pertemuan pertamanya dengan Isagi. Isagi yang langsung berlutut dan membuat sumpah ksatria, bersumpah akan menjadi pelindungnya. Lalu momen ketika ia tersesat dan tak sengaja masuk ke ruang bawah tanah istana dan bertemu Shidou yang menenangkannya dan membantunya keluar, juga ciuman pertama yang menjadi janji Shidou muda untuk mendapat gelar raja dan menikahinya dikala dia resmi dinobatkan menjadi saintess. Lalu, keadaan kembali berganti ketika ia berusia 14 tahun, disaat ia sedang bersiap untuk upacara penobatan dirinya menjadi saintess dan ratu baru Phalosa.......

Muncul para pasukan bayangan mengepung dirinya, ia berusaha untuk mengalahkan mereka menggunakan kekuatannya, namun jumlah mereka yang terlalu banyak membuatnya tak sanggup bertahan, sebelum kegelapan menerpanya, hal terakhir yang ia lihat adalah Isagi yang baru masuk ke dalam ruangannya.

Lalu, ingatannya kembali pada masa yang ia ingat di dunia yang ia tahu sebagai Bumi, bertemu orang tua angkatnya dan berlanjut hingga momen ia bertemu kembali dengan Isagi. Lalu muncul bayangan-bayangan hitam yang menyelimuti tubuhnya, ia merasa sesak dan merasa tubuhnya di gerayangi. Ia membuka matanya dan terbangun, mendapati bahwa Aiku-lah sang pelaku yang tangannya sedang meremas kedua buah dadanya. Dengan kesal ia menampar pipi Aiku dan membuat pria itu terjatuh dari tempat tidur dengan cap tangan di pipinya.

"Honey mainnya suka yang kasar ya?" bukannya kapok, Aiku justru malah semakin menggoda wanita itu. Ia bangkit dari lantai dan mulai mendekatinya lagi.

"Coba mendekat lagi, aku pukul juniormu" ancam (Name).

Aiku tertawa dan duduk di sebelah (Name). "Aku hanya bercanda. Aku tidak akan melakukan lebih jika kamu belum siap" ucap Aiku dengan senyum yang terlihat tulus, membuat (Name) menghela nafas lega.

"Kalau ciuman boleh kan?" tanya Aiku sambil melingkarkan tangannya ke pinggang sang wanita.

(Name) menatap Aiku dengan gugup, wajahnya memerah serta debaran jantungnya semakin mempercepat iramanya. Ingin menolak, namun rasanya tidak adil untuk Aiku, mengingat ia sudah berciuman dengan yang lain meski dalam keadaan darurat. Ia tahu dan sangat sadar bahwa Aiku juga suaminya dan ia memiliki hak yang sama. Ia mengangguk pelan, malu-malu karena ini pertama kalinya ia berciuman dalam keadaan normal dan sangat sadar.

"Honey-ku yang malu-malu sangat lucu"
goda Aiku sambil mendekat dan perlahan menempelkan bibirnya pada bibir sang wanita.

Dengan lembut ia melumatnya, dan memasukkan lidahnya, memperdalam ciuman mereka berdua. Tangannya tak tinggal diam, tangan yang tadi melingkar di pinggang sang wanita sudah bergerak mengelus punnggungnya, menyusuri kulit sang wanita yang selembut sutera. Tangan satunya bergerak naik, menyusup ke gaun malam sang wanita dan kembali meremas bukit kembar yang ukurannya sangat pas ditangan Aiku.

(Name) kaget dengan tangan Aiku yang bergerak nakal di tubuhnya, ia berusaha mendorong sang pria namun kekuatan fisiknya tak sebanding, sehingga bukannya mendorong Aiku menjauh namun justru membuat sang lelaki semakin bersemangat dalam kegiatan nakalnya.

Hingga, Aiku tiba-tiba terdorong jatuh dari tempat tidur untuk kedua kalinya. Ia bangkit dan melotot untuk melihat sang pelaku yang ternyata Shidou, yang sedang memeluk (Name) protektif dan aura seram menguar dari tubuhnya.

"Dasar pak tua bejat. Kembali ke kamarmu sebelum aku membuatmu kehilangan kejantananmu untuk selamanya" ancam Shidou. Aiku akhirnya menyerah dan keluar dari kamar milik sang wanita dan kembali ke kamar miliknya sendiri.

(Name) tersenyum, "Terima kasih Ryusei"

Shidou yang tadinya masih kesal langsung menatap (Name) sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit di baca.  'Ini pertama kalinya seseorang memanggilku dengan panggilan itu sejak ia menghilang' pikirnya.

(Name) menarik Shidou untuk duduk dihadapannya, kemudian ia mengalungkan lengannya di leher sang pria.

"Aku pulang Ryusei" ucap (Name) kemudian mengecup bibir Shidou. Membuat sang lelaki melebarkan matanya tak percaya.

Shidou menghentikan ciuman mereka dan menatap sang wanita dengan begitu intens. "Kau.... Tidak mungkin kan kalau kau itu, Luna?" tanyanya.

(Name) tersenyum, mendengar nama aslinya, nama yang diberikan oleh kedua orang tua kandungnya kembali setelah sekian lama. "Ya ini aku"

Shidou memeluk sang wanita erat, seolah takut kehilangan. Namun dalam sesaat ia melepas kembali pelukannya dan menatap kembali sang wanita. "Tunggu, apa yang terjadi padamu? Kau tiba-tiba menghilang lalu Isagi menemukanmu di Bumi.... Apa Isagi tahu?"

(Name) menggelengkan kepalanya, "Ceritanya panjang, dan Isagi tidak tahu bahwa aku adalah Luna. Untuk sekarang sebaiknya kita rahasiakan dulu dari semuanya. Saat ini, yang bisa kupercaya hanya kau saja"

Shidou terdiam, tenggelam dalam pikirannya. "Kau ingat sesuatu sebagai petunjuk yang mengarah pada pelakunya?"

(Name) menggeleng, "Aku belum mengingat semuanya, namun.... Selalu ada Isagi di setiap kejadian"

(Name) dan Shidou saling bertatapan. Memikirkan kemungkinan yang sama. Mungkinkah Isagi?

to be continued

Substitute Queen | Bluelock x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang