32. Entahlah

106 18 2
                                    

Gevario masih setia menemani Bulan yang membelakanginya saat ini, semua sudah kembali ke rumah masing-masing mengingat mereka harus menjalankan aktivitasnya kembali.

"Mau sampe kapan gini terus?"

Suara Gevario memecah keheningan membuat Bulan menoleh sejenak dan kembali menatap kaca didepannya.

"Dari awal gue emang gaada minta kejelasan, ngapain lo sewot?"

Gevario merasa tertohok dengan ucapan Bulan yang menurutnya tidak selembut dulu, yang selalu memanggilnya dengan sebutan 'kakak'.

"Kita emang salah Bul, but at least you can forgive me!"

Nada Gevario sedikit meninggi membuat Bulan berhasil membalikkan badan kearahnya, wajahnya yang pucat dan kurus menatap dingin Gevario.

Bulan menekan tombol disisi bankarnya membuat sebagian bankar naik dan sebagian tubuh Bulan yang semula tiduran kini menjadi posisi duduk bersandar.

"Gue cuma minta temenin doang, gak yang nurutin mood gue tapi lo semua selalu ada aja alesan ngehindarin"

Bulan merubah posisi kepalanya menjadi menoleh ke samping kanannya kembali menampilkan pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit.

Keheningan sempat melanda keduanya, Gevario berjalan menuju sofa yang sedikit jauh dari bankar Bulan.

"Asal Bulan tau, kakak selalu nungguin Bulan berharap Bulan nyariin kakak nyatanya Bulan gaada nyamperin kakak"

Gevario kembali membuka topik dengan suaranya yang terdengar bergetar namun Bulan masih enggan menatapnya.

"Dengan embel-embel ingatan terganggu lah gamau ganggu kakak lah, ternyata kamu malah asik deket sama Jena"

Bulan langsung menoleh menatap pria kelahiran 2001 itu dengan kilat emosi tak terima terpancar disorot matanya.

"Kenapa nyalahin Jena?! Gue teken kalo kita gaada hubungan apapun! Dan lo gak berhak ngatur gue!!"

Suara Bulan meninggi membuat Gevario merasa shock dengan balasan Bulan yang rupanya tak terima saat dirinya membawa nama orang lain.

"Bulan.."

"Apa! Gausah nyalahin ingatan gue lah! Lagian siapa sih yang gamau kecelakaan--

"LO NYA AJA LEBAY MAKE KABUR SEGALA!!"

Gevario langsung memotong ucapan Bulan dengan membentaknya cukup keras, sempat terdiam sejenak namun sorot Bulan kian memerah menahan emosi menggebu-gebu.

"Lo sebagai leader harusnya ngerti! Debat gausah jadi kemana-mana!! Pantes Kak Karvi sama Kak Aslan ngerasa terpojok!! Karena ini cara lo marah yang cuma bisanya mojokin lawan bicara!! KEPARAT LO GEVARIO!!!"

"Gausah sok tau lo tentang kita!!"

"Sok tau gimana orang kak Karvi sama Kak Aslan sendiri yang bilang ke gue langsung kok! Buat apa gue bohong?! Lo tiap marahin mereka pasti selalu bandingin sama anggota lain!! Ditambah lo gak pernah yang namanya engga mojokin!!"

Kini Gevario benar-benar bungkam mendengar semua fakta lain tentang Aslan dan Karvino yang dibeberkan Bulan bahwa selama ini keduanya selalu ada untuknya rupanya menyimpan rasa tak terima terhadapnya.

"Gue gak bisa bales perasaan lo karena gue gamau perasaan lo habis di gue!! Gue gamau lo mencintai secara mandiri!!"

Pintu terbuka menampilkan sahabat kampusnya datang kembali berniat bermalam bersama Bulan.

Namun yang mereka temukan adalah Bulan yang cekcok hebat dengan Gevario.

Keduanya langsung terdiam sambil menatap Emira, Dizela, Gisey, dan Ningzie yang mematung diambang pintu sambil membawa perlengkapan menginap mereka.

Emira menaruh begitu barang bawanya dilantai dan langsung bergegas memeluk Bulan dari samping menenangkan Bulan yang masih menggebu-gebu itu.

"Geva! Kalo lo bisanya bikin dia emosi mending lo keluar deh dari sini!! Gausah bikin sahabat gue makin drop!"

Kini giliran Emira yang tersulut emosi, Emira menatap nyalang Gevario sambil satu tangannya menunjuk kearah pintu keluar.

"Selama Bulan gak ketemu lo perasaan baik-baik aja, kenapa semenjak lo ketemu 4 mata sama dia kenapa gini?!"

"Bela aja terus Bulan!!"

"Jelaslah orang sahabat gue! SEKARANG KELUAR LO!"

Gevario menatap Bulan dan Emira secara bergantian lalu menyambar ponsel dan kunci motornya dan pergi begitu saja tanpa berkata kembali.

Saat diambang pintu, Gevario mendorong Gisey dan Ningzie membuat kedua gadis itu memekik tak terima karena nyaris terjatuh.

"Sialan lo!!" Bentak Gisey

"Sakit woy!!" Timpal Ningzie












Update nihh tenang kok gak kemaleman kayak kemarin hahaha
jangan lupa tinggalin bintangnya yaa

My Intel Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang