NB.12

8.9K 988 18
                                    


Lisa pov.

"Irene ini aku Lisa" aku memanggil Irene, terus mencari cari keberadaannya di basemen.

"Keluarlah aku sudah ada disini" aku mengigit bibir ku karena panik belum juga menemukan Irene.

"Lisa!" Aku menoleh ke belakang begitu mendengar suara Irene, syukurlah aku lega Irene tidak kenapa-napa.

Namun saat hendak menghampirinya Suho tiba-tiba muncul menahan Irene mengancam akan menusuk lehernya.

"Lisa-yaa tolong aku hiks.." Irene menangis ketakutan menatapku dengan tatapan memohon.

Aku mengeraskan rahang ku, Suho benar-benar keterlaluan aku kira selama ini dia baik namun dia sama saja seperti laki-laki yang brengsek.

"Suho lepaskan Irene, kamu tidak berhak menyakitinya" aku menatapnya tajam.

"Ha ha hahaha aku tidak akan melepaskan Irene! Dia istriku, kami saling mencintai dan kami akan hidup bersama selamanya" Suho seperti orang gila, benar dia sudah tidak waras sepertinya.

"Aku bukan istrimu!" Pekik Irene.

"Ssst diam lah atau kamu akan terluka" Suho menempelkan pisau ke mulut Irene.

Irene menutup mulutnya dengan gemetar.

"Yaaak shibbal! Aku akan memukulmu, lepaskan Irene" aku berjalan dengan tergesa-gesa menghampirinya.

"Coba saja jika kamu bisa" Suho menyeringai lalu menodongkan pisaunya padaku.

Aku berhenti sebentar tidak ingin menjadi gegabah.

"Oke mari bicarakan baik-baik, aku tau kamu mencintai Irene tapi tidak seperti ini caranya. Kamu malah membuat Irene takut denganmu Suho" aku mencoba membuat Suho lengah sambil melirik Irene untuk memberikannya kode.

"Irene tidak pernah mau denganku, aku sudah berusaha meluluhkan hatinya tapi dia tetap saja tidak menyukaiku dan malah mengatakan aku tidak pantas untuknya. Aku sakit hati dan sekarang aku akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya"

Diam-diam aku menatap Irene lalu berbicara tanpa suara padanya.

"Now" kataku.

Irene mengangguk, dia mengigit lengan Suho lalu berlari ke arahku.

"Aaarggh shit!" Suho memekik sakit.

"Cari tempat aman" aku mengusap lengan Irene yang masih gemetar, tidak menyia-nyiakan kesempatan aku langsung menendang perut Suho.

Bruk

Suho terduduk di lantai.

"Shibbal!" Teriak Suho, dia hendak bangkit namun aku menginjak dan menekan kejantanannya.

Tentu saja dia menjerit kesakitan sambil memegangi selangkangannya.

"Gila, kamu akan menerkam di penjara setelah ini"

Aku merogoh ponselku dan menelpon pihak kepolisian.

"Lisa ayo pergi aku takut" Irene menangis memelukku dari belakang.

"Hemm kita akan pergi, tapi tunggu sebentar pihak kepolisian akan datang untuk menangkapnya" aku berbalik, memeluk Irene sambil mengusap-usap punggungnya mencoba menenangkannya.

"Hikss terimakasih telah menolongku"

Aku tersenyum kecil mengangguk-anggukkan kepala ku.

"Lisa" aku membulatkan mataku saat melihat Jennie datang sendirian.

Apa yang dia lakukan disini? Sudah ku bilang untuk tidak ikut karena ini berbahaya.

Ck aku menjadi kesal karena Jennie keras kepala tidak menurut padaku.

"Lisa minggir!" Pekik Jennie dan aku reflek minggir kesamping bersama Irene.

Suho ingin menyerang ku dengan tongkat baseball yang entah dari mana dapatnya.

"Sialan!" Pekik Suho, dia menatapku tajam lalu beralih menatap Jennie.

Oh tidak jangan katakan dia akan menyakiti Jennie-ku. Tidak akan aku biarkan!

"Ooh nona bos yang dingin disini ya.." Suho berjalan tergesa-gesa menghampiri Jennie.

"Sembunyi lah secepatnya" Aku melepaskan pelukan Irene dan berlari kencang mencapai Jennie sebelum Suho mencapainya.

"Jangan mendekat!" Pekik Jennie ketakutan.

Bugh

Aku memandang kuat punggung Suho dan lagi-lagi dia tersungkur di lantai.

"It's okay" aku memeluk Jennie sambil mengusap lembut kepalanya.

Jennie meremas bajuku.

"Kamu gadis sialan mengacaukan semua rencana ku!" Suho berdiri sambil berjalan mendekati ku.

"Cari tempat yang aman bersama Irene, aku mohon jangan keras kepala untuk saat ini" kataku pada Jennie.

Aku sangat khawatir jika Jennie terluka.

"Ayo pergi bersama, aku takut kamu terluka" Jennie menahan lenganku saat aku melepaskannya.

"Aku tidak akan terluka. Cepat sembunyi jangan membuatku khawatir" aku mengusap tangan Jennie.

"Hikss ayo pergi bersama.." aissh Jennie malah menangis tidak mau melepaskan lenganku.

Suho semakin mendekat, mengangkat tongkatnya bersiap menyerang ku.

Aku menghindar bersama Jennie di pelukanku.

"Huwaaaa takut.. hiks Lisa aku takut" Jennie menangis kencang menyembunyikan wajahnya di leherku.

Huhh ini sulit, aku susah bergerak sekarang.

"Sssh tidak apa-apa pejamkan saja matamu hemm" aku mengusap lengan kepala Jennie sambil menghindari serangan-serangan yang Suho layangkan padaku.

"Lihat sejauh mana kamu bertahan, Lalisa Manoban" Suho menyeringai, dia menyerang ku lagi dan aku sebisa mungkin menangkisnya dengan lenganku, ini terasa sakit namun aku harus bisa bertahan sampai polisi tiba.

"Hiks Lisa.." Jennie menangis lirih.

"Sssh" aku meringis saat Suho berhasil memukul pundak ku.

"Uwaaa Lisa jangan terluka hikss, please.." Jennie mendongak menatapku.

Penglihatan ku mulai blur shit.

"Hahaha aku adalah maut pencabut nyawa"

Aku mulai merasa pusing namun aku masih berusaha melindungi Jennie.

"Jangan menyakiti Lisa-ku!" Aku samar-samar mendengar teriakan Jennie.

"Shut up!"

Bugh

Dan semuanya berubah menjadi gelap.

•••

Tbc

15/03/24

Omagaa😱

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang