Chapter 04

524 106 87
                                    

FYI : Kalau Vote sudah mencapai 20+, aku akan update kelanjutannya ya😘

Sebelum baca. Jangan lupa vote dan commentnya ya. Terimakasih🥰🥰

HAPPY READING

🍁🍁🍁

Alenka tersenyum manis menatap Abhi— bayi malang yang beberapa hari lalu ditelantarkan oleh orang tuanya yang tidak bertanggung jawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alenka tersenyum manis menatap Abhi— bayi malang yang beberapa hari lalu ditelantarkan oleh orang tuanya yang tidak bertanggung jawab. Jemari lentiknya lalu menyentuh pipi merah Abhi dengan pelan yang berada di gendongannya.

" Sangat tampan. " Ucap Alenka pelan memandang wajah Abhi yang tengah tertidur pulas. Tidak ingin mengusik tidur Abhi, akhirnya Alenka memilih untuk meletakkan bayi tersebut pada box bayi. Namun saat akan ditaruh, Abhi terbangun dan menangis. Sehingga Alenka mengurungkan niatnya dan kembali menggendong Abhi. Vania yang berada tepat di sebelah Alenka, tersenyum melihatnya.

" Abhi masih ingin berada dalam gendonganmu, Alen. " Ucap Vania lembut.

" Apa Abhi sudah bau tangan ya bun? Sehingga hanya ingin digendong? "

Vania menggeleng. " Tidak, Alen. Biasanya Abhi akan tetap tenang walaupun dipindahkan ke box bayi. Namun hari ini berbeda saat kamu menggendongnya. Kamu tahu Alenka, seorang bayi dapat merasakan ketulusan hati seseorang. Dan kini Abhi merasakannya saat dia berada dekat denganmu. Kamu adalah wanita yang tulus, suamimu sangat beruntung mendapatkanmu, Alenka. " Alenka pun tersenyum mendengar ucapan Vania.

' Seandainya Bunda tahu yang sebenarnya. ' Batin Alenka.

" Bun apakah sudah ada perkembangan dari pihak kepolisian siapa pelaku yang sudah membuang Abhi? "

" Belum sayang. Pihak kepolisian belum menemukan siapa pelakunya. " Mendengar jawaban Vania, Alenka menghela napasnya. Ia berharap pihak kepolisian dapat dengan cepat menangkap orang tua yang sudah dengan tega membuang darah dagingnya sendiri.

Hingga suara pintu terbuka mengalihkan pandangan kedua wanita tersebut. Santi masuk dengan tersenyum lebar setelah melihat kehadiran Alenka.

" Lihatlah anak itu sangat sumringah hanya dengan melihatmu Alen. " Ucap Vania dan hanya mendapat balasan senyuman dari wanita di sebelahnya.

" Kakak sudah lama datang? Mengapa tidak mengabariku, Huh. " Ucap Santi seakan merajuk.

" Tidak mengabarimu? Ponselmu saja yang tidak aktif, Santi. "

Santi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu tersenyum canggung. Sungguh mendapat balasan tidak terduga dari Alenka membuat wanita yang sedang beranjak dewasa itu harus menahan malunya.

" Santi sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. Karena ada seorang laki-laki yang terus mengganggunya. Dan selalu mengirimkan pesan cinta untuk Santi. " Goda Vania.

ALENKA | chanrose [COMPLETE]  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang