Aku dan senja kala ini, mencari kebahagiaan yang abadi, namun tak kunjung datang hal hal yang pasti. Debur ombak air laut, membuat kami larut dalam hal telah surut.
Aku rela berdiam diri, disini sendiri, hanya ditemani bising nya ombak, dan hembusan angin pantai yang mengiringi. Rasa piluku sudah terlalu membatu, tak tau menau bagaimana perasaan teman teman dan ibuku disana yang sedang mencariku.
"Dev.. Lo tau engga? Gue kesinii sendiri. temen kita yang nama nya Arkana, barusan bilang, kalo gue harus ngelupain lo secepatnya. Mungkin kalo lo ada disebelah gue tadi, lo bakalan marah juga kayak gue. Tapi gue rela Dev, musuhan sama dia, demi lo. " Ucap sang Desta di atas bebatuan pantai, mengahadap ke arah senja yang menawan.
"Bener kata lo Dev, yang bisa ngertiin kita itu ya diri sendiri. Mau temen sedekat apapun itu kalo memang dasar nya engga paham diri kita, engga akan bisa ngertiin. Dev.. Bentar lagi senja nya hilang, dan gue akan memandang bintang bintang yang berkilauan. "
"Des.. Kalo lo kangen sama gue, liat aja bintang bintang di angkasa sana. Mau sejauh apapun diri gue nanti, kita bakalan tetap memandang bintang yang sama dan sama sama menikmati kilauan cahayanya yang memancar. " Ucap Devan ketika sedang duduk bersama Desta di taman rumahnya kala itu. Dan suara itu terbesit di benak sang Desta.
Tanpa sang Desta ketahui, Beby, Arkana, dan juga Ibu sang Desta, sudah melihat sang Desta dari kejauhan. Dan tanpa pikir panjang mereka pun langsung menghampiri sang Desta yang sedang duduk termenung di atas bebatuan pinggir pantai.
"Desta!! " Ucap sang Arkana dari jarak yang tak jauh dari sang Desta. Desta pun langsung menghadap ke arah belakang, lalu melihat ibu, Beby dan Arkana yang sedang berlari ke arah nya.
Sang Arkana berlari dengan sangat cepat, lalu ketika dia sampai di bebatuan yang sama dengan batu yang disinggahi sang Desta, dia pun langsung memeluk sang Desta dengan erat sembari berbicara.
"Des, maafin gue yaa? Tingkah gue tadi pagi ternyata sulit untuk lu bisa Terima dalam hati. " Ucap sang Arkana sembari memeluk sang Desta. Sang Desta sungguh bingung atas perasaanmya sendiri, disatu sisi sang Desta ingin memafkan, namun rasa kesal nya pun tak jauh beda dari rasa dia untuk memaafkan sang Arkana.
Sang Desta hanya bisa terdiam dalam pelukan sang Arkana. Dan setelah banyak yang dia pertimbangkan, akhir nya sang Desta pun memafkan sang Arkana dengan setengah hati.
"Yaa Ka, gue maafin lo, tapi gue engga tau si Devan bakalan maafin lo di atas sana atau engga. Lain kali jangan begitu ya? Mungkin proses ikhlas lo lebih cepet dari pada gue. Dan sebelum nya gue juga minta maaf karena bikin kalian kesusahan buat nyari gue. " Ucap sang Desta dengan rangkulan tangannya tepat berasa di bahu sang Arkana.
"Dek...Ibu ngerti kok. Ibu paham apa yang kamu rasain, apa yang kamu pikirkan. Devan memang pergi selama nya, tapi Devan juga akan ada selalu di hati kamu, sampai kapan pun itu Dek.. Sekarang pulang yuk? Sudah selesai kan memandang senja dan juga kilauan bintang nya? Sekarang sudah waktu nya kamu beristirahat dari dunia yang kejam ini dek.. " Ucap Ibu dengan nada suara yang sedikit gemetar, dan mata yang perlahan terisi dengan air mata.
Sang Desta pun langsung melepaskan pelukan sang Arkana, dan langsung memeluk sang ibu tanpa ragu.
"Bu... Makasih ya udah ngertiin adek sejauh ini, maafin adek ya bu? Apa yang adek lakukan hari ini benar benar membuat ibu khawatir akan keberadaan aku. " Ucap sang Desta dalam pelukannya. Sang ibu pun hanya tersenyum dan menganggukan kepala nya.
"Tadi ibu lo udah feeling Des, lo bakalan kesini, soal nya lo suka ke tempat yang banyak kenangannya, ntah itu sama temen, keluarga, atau pun saudara. " Ucap Beby disamping sang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desta Derata
Teen FictionDesta Derata adalah seorang remaja dengan sifat yang sangat ambisius dalam bidang akademiknya, tak kenal lelah ia belajar untuk mendapatkan masa depan yang indah. SMP Bandung Independen adalah bukti dari rasa ambisius nya untuk mendapatkan nilai yan...