Karina
Usai euforia keberhasilan team basket putra SMA Pusaka Bangsa menjadi Runner up di Grand Final HSBL DKI Jakarta, dengan Dipa terpilih menjadi salah satu pemain pilihan di all star team, hidupnya kembali berjalan seperti biasa. Berpusat pada tiga hal utama yaitu sekolah, intensifikasi, dan bimbel. Namun diluar hal rutin tersebut, ada satu hal lain yang paling membuatnya heran, yaitu nafsu makan yang tiba-tiba meningkat tajam.
Meski kadang masih merasa mual dan tak enak badan, namun lonjakan nafsu makan yang tiba-tiba berhasil membuat tubuhnya menjadi sedikit lebih bertenaga. Tak selemah atau semager beberapa minggu yang lalu.
Ia bahkan memiliki keinginan khusus yang harus terealisasi terkait menu makanan. Seperti pagi ini ingin sarapan bubur ayam kuah kuning, lalu makan siang membayangkan gado-gado, terakhir saat makan malam mendamba nasi goreng kampung.
Dan yang bertugas merealisasikan keinginannya siapa lagi kalau bukan Bi Enok. Yang dengan senang hati akan membuatkan makanan apapun yang diinginkannya.
Seperti sore ini, tiba-tiba ia ingin makan rujak buah yang bumbunya memakai taburan kacang mete. Bi Enok pun dengan semangat membuatkan rujak persis seperti permintaannya.
"Bibi seneng Neng Karina jadi doyan makan," ujar Bi Enok yang terkekeh-kekeh melihat caranya melahap rujak buah kacang mete.
"Masih muda harus banyak makan. Jangan kurus-kurus. Hariwang (khawatir)," lanjut Bi Enok sambil menambahkan beberapa potong mangga muda requestnya ke dalam piring lalu disorongkan ke arahnya.
"Ini mangga barusan metik di halaman belakang. Enak, asemnya pas, buahnya tebal," promo Bi Enok dengan gaya menyerupai marketing handal. Membuatnya tertawa lalu mengambil satu yang berpotongan paling besar, mencocolnya ke dalam bumbu rujak, kemudian melahapnya cepat.
"Tapi eneng apa nggak bosen makan yang asem-asem terus?" selidik Bi Enok sambil mengupas sebuah mangga lagi.
"Kemarin asinan, terus rujak cuka. Sekarang rujak lagi. Kayak orang ngidam aja," seloroh Bi Enok sambil tertawa.
"Ngidam?" ia menghentikan suapannya sambil mengernyit.
"Iya, ngidam, hamil muda...."
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!!" ia mendadak tersedak dan terbatuk-batuk.
"Aduh Eneng, maapin bibi ya jadi keselek begini. Udah lanjutin makannya dulu," Bi Enok menatapnya yang masih terbatuk-batuk dengan wajah iba.
"Bibi mau buang sampah dulu," lanjut Bi Enok sambil mengumpulkan kulit mangga bekas kupasannya lalu dibawa ke dapur.
Sepeninggal Bi Enok ia mendadak kehilangan nafsu makan dan memilih untuk masuk ke dalam kamar. Kemudian mengambil ponsel dan mulai mengetikkan sesuatu disana.
Meski awalnya takut dan berusaha mengabaikan bahkan membuang jauh-jauh pikiran tersebut, namun ia tetap harus mengetahui jawaban pastinya. Agar hati tak lagi bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya sedang dialaminya.
Sambil menarik napas panjang ia mulai mengetik,
'Sebab terlambat datang bulan?'
'Kenapa seseorang tidak datang bulan?'
'Kenapa selalu ingin buang air kecil?'
'Apa arti mual dan ingin muntah!'
'Kenapa sering merasa lelah.'
'Bagaimana kehamilan bisa terjadi.'
'Ciri-ciri orang hamil'
'Tanda-tanda kehamilan.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomanceSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.