Sinar matahari menyelinap masuk ke dalam kamarku, Xio terganggu dengan sinarnya, ia membuka matanya lalu membulatkan matanya ke arah jendela.
"Aaaaaaaaa, telat!!!!" Ucap xio
Xio bangkit dari tempat tidurnya buru buru ia mandi dan bersiap siap
Lima belas menit kemudian.
Xio menuruni anak tangga dengan tergesa gesa, ia menyapa seisi rumah.
"Halo Ayah, mamah, Abangg!!"
"Xio telat bangun mah, buru bru nih mau ke kampus" ucap Xio.
"Makan dulu,Nak" kata Mita.
"Engga sempat, Mah!!" Triak Xio meloloskan diri dengan cepat.
****
"Kenapa alarm gue engga hidup ya, padahal udah gue atur alarm" gerutu Xio.Ia melihat ponsel genggamnya, terlihat ponsel nya dalam keadaan silent.
"Pantesan engga kedengaran, aku silent ternyata, dasar payahh!!" Xio merutuki dirinya sendiri.
****
"Reaaaa!!!" Panggil xioRea tidak menyadarinya
"Woii, dipanggil tuh nyaut!!" Geram Xio.
"Maaf maaf aku engga dengar tadi, kenapa tuh," ucap Rea.
"Gue belum makan Ree, kita ke kantin dulu yuk, makan." Ajak Xio.
"Yaudah ayuk!" Balas Rea
Satu notifikasi lolos masuk melalui ponsel Rea.
'Buru masuk, dosen udah di
Kelas' +6283456******"Ehh dosen udah di kelas Cii," Rea memberi tahu Xio.
"Oalah, yaudah ayo masuk kelas" ucap Xio.
******
Mulai dari pagii hingga ke sore Xio dan Rea sibuk dengan kuliah mereka, dan baru saja selesai
"Ishhhh, aduhh kayanya asam lambung gue kumat deh, Ree," ucap Xio memegangi perutnya.
"Oalah, lu kan belum makan, yauda ayo ke kantin kita makan sekarang aja," ajak Rea
"Gue engga hanya kurang makan, tapi gue juga stres Ree, cape bangett gue, engga semua orang yang punya sakit asam lambung itu karena engga makan, bisa jadi faktor pikiran mereka" ucap Xio
"Iyasii, tapi itu juga larena elu belum makan udah ayo ke kantinn aja dulu"
Rea Menarik tangan Xio
Xio mulai merasa pusing, eneg, dan juga mual, ia juga kelelahan, dan tubuhnya menjadi lemas,
"Ree, gue mual bangett" keluh Xio.
"Sabar ciii, sebentar lagi makanannya datang udah aku pesanin kok tadi," Rea mencoba menenangkan Xio.
"Ini minum air hangat dulu lu," Rea menuangkan air hangat untuk Xio.
Xio meneguk air hangat itu perlahan namun pasti, dan habis.
Xio mulai bergetar, ia kelaparan, mual yang ia rasakan semakin bergejolak, dan rasa sakit di kepalanya semakin menyerang dirinya.
"Ree, sakitt!!!" Xio menundukkam kepalanya.
"Elu bawa obat ga?" Tanya rea.
"Engga, gue engga bawa ree" suara Xio terdengar bergetar.
Bersamaan dengan itu. Axienty Xio mulai kambuh
Ia merasa cemas, dan mulai ketakutan, ia tidak tenang, napasnya kian memburu dengan kepala masih setia bertengger di atas meja.
Sepuluh menit kemudian, makanan yang di pesan oleh Rea tidak kunjung datang juga, dan tidak ada keluh dari Xio lagi.
"Xioo" Rea mencoba memanggil Xio
Namun tidak dijawab oleh Xio
"Xio, elu tidur ya?" Tanya Rea
Rea menepuk pelan tangan kanan milik Xio namun tidak di respon sama sekali,
"Xioo, lu tidur?" Rea memastikan keadaan xio apakah xio benar benar terlelap dalam tidurnya.
Rea kembali menepuk lengan Xio dan sedikit menguncang tubuh Xio.
Tetapi tubuh Xio mendadak merosot jatuh ke lantai, pertanda bahwa Xio sedang pingsan.
"XIOO!!!!" Suara jeritan Rea berhasil menarik perhatian mahasiswa lainnya.
Ada yang terpelongo dan diam di tempat, ada juga yang hanya datang dengan penasaran, ada juga yang menolog Xio.
"Kenapa dia, kok bisa pingsan"
"Ada yang pingsan"
"Eh eh tolongin dongg"
Rea menepuk pipi Xio berharap Xio sadar, tetapi tidak kunjung sadar.
Segera Xio di bawa ke UKS kampus.
Seorang pria menolognya dan langsung mengendongnya begitu saja.
Rea membeku di tempat.
Ia menatap sosok pria yang menggendong sahabatnya itu.
Air matanya menetes, dan ia masih membeku.
"Ree, kok diam aja si, itu Xio dibawa ke UKS kenapa diam aja" tegur salah satu teman kelas Rea.
"E-ee iya iya,"
Rea masih tidak menyamgka dengan apa yang ia lihat, tetapi ia memilih untuk menyusul Xio ke UKS kampus.
Ia masuk ke dalam ruangan itu, dan terlihat jelas sosok pria itu menjaga Xio di tepi bankar.
Pria itu menatap Rea masih setia di ambang pintu.
"Reee" panggil pria itu.
Rea tidak bergeming sama sekali. Ia lagi lagi masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat ini.
"Ree, Xio kenapa? Kenapa dia pingsan?" Tanya sosok pria itu.
"Dia asam lambungan," jawab Xio dengan menatap lurus arah pria itu.
Pria itu menunduk ia tidak berani menatap Rea.
"Kenapa elu bisa disini?" Tanya Rea.
"Setelah sekian lama, dan lu balik lagi?"
"Sesuai janji aku kan?, aku bakal balik lagi" ucap pria itu
Sosok itu ternyata adalah kevin.
"Lu tau, xio nyariin elu, dan sekarang Xio udah engga butuh elu lagi!!"
Satu kalimat dari Rea berhasil menusuk hati kevin
"Aku tepati janji aku dulu kan?Aku janji aku akan kembali, dan sekarang aku kembalii" ucap kevin
Rea diam tidak menjawab.
"Sejak kapan Xio sakit kaya gini?"
"Aku juga engga tahu mulai kapan, yang jelas Xio sering pinsan kalo asam lambungnya udah kambuh" ucap Rea.
Xio tersadar dari pingsannya, samar samar ia lihat, dan Atensinya jatuh pada Kevin
Sontak Xio duduk dari tidurnya.
"Kamuu....." ucap Xio, matanya mulai berkaca kaca.
"Kevin, kamu disini......"
Air mata Xio berhasil lolos membasahi pipinya.
"Heii, jangan nangis hm, aku kembali jangan nangis" kata kevin mengusap air mata milik Xio.
"Kamu kenapa hm? Kok pingsan tadi?" Tanya Kevin.
"Asam lambung aku kumat, Aku rindu sama kamu, kamu kemana aja, aku rindu bangett sama kamu,, jangan tinggalin aku lagi tolong" ucap Xio tersedu sedu.
"Aku engga akan pergi kemana mana lagi, aku disini di samping kamu hm, jadi jangan takut lagi, kamu makan dulu, badan kamu lemah, dan pucatt banget" kevin khawatir dengan keadaan xio.
"Engga, aku kuat" ucap Xio.
"Sok kuat lu, tadi ada pingsan!" Celetuk Rea.
"Hehehe" Xio menggaruk tengguknya yang tidak terasa gatal
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
soul transmigration
De TodoPerjalanan Seorang Xio Cherrish Requella pada usia 17 tahun. ia mengalami depresi tingkat awal sebab masalah keluarganya yang tidak kunjung selesai. bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita bernama Shiro berusia 22 tahun. proses transmigrasi ini m...