Chapter 12: My Regret

159 15 2
                                    

—Play "You Belong With Me" - Taylor Swift while reading this chapter
Disclaimer: All these characters belong to Eiichiro Oda
Happy reading—

.

.

.

Cklek..

Pintu terbuka, menandakan seseorang telah masuk ke apartemen itu. Cahaya remang remang menghiasi apartemen, tentu, dikarenakan pemiliknya telah meninggalkan apartemen ini sejak pagi dan tidak ada yang mengurusnya.

Kakinya berjalan memasuki apartemen yang telah menjadi tempatnya tinggal selama ini, perlahan ia menyalakan saklar lampu dan seketika ruangan menjadi terang, tanpa berfikir panjang ia langsung melemparkan dirinya di sofa, ia menutup mata dan menghela nafas berat, mencoba melepaskan rasa frustasi yang mengekangnya.

"Gila.. "

Dengusan kecil dikeluarkan oleh pria bersurai hijau itu, matanya menahan tangis, ia tau ia mabuk, dan yang ia sesali adalah kenapa ia harus mabuk? padahal toleransinya terhadap alkohol lebih besar dari siapapun, meskipun ia mabuk karena kebanyakan alkohol, ia akan tidur jika tak ada yang membisikkan penyebab stressnya.

"Maaf.. "

Tingtong...

Sudahi dulu acara bersedihnya, setelah mendengar bel pintunya di tekan, Zoro langsung penasaran dengan siapa orang yang mengunjunginya, ia bangkit dari duduknya dan kakinya segera melenggang menuju pintu.

"..."

Tangan Zoro berhenti menghentikan kegiatannya yang tengah akan membuka pintu, tersirat raut penyesalan di wajahnya, bagaimana jika yang datang adalah Yosaku yang ingin menghajarnya karena berbuat sesuatu pada Kuina? Ia bukannya takut tapi.. Ia hanya malu untuk menampakkan diri di depan Yosaku.

"Zoro, Ini aku"

Suara wanita yang sangat familiar terdengar di telinga Zoro, dan ketika mengingat pemilik suara itu, luka bekas tamparan di pipinya terasa berdenyut, entah apa alasannya, mungkin karena wanita itulah yang menyebabkan memar di pipinya.

Pintu dibuka, menampakkan siluet wanita dengan sweater leher rajut berwarna biru tua yang panjangnya hingga menutupi setengah dari pahanya, rambut yang diikat serta kacamata Oranye yang sengaja disangkutkan di kepalanya sebagai hiasan. Wanita bersurai hitam itu membawa sebuah kotak putih di tangannya, juga menatap Zoro datar.

"Mau apa kau kesini? apa kau mau menghinaku lagi?"

Zoro berucap pertama, jujur ia tidak bisa menyangkal hinaan yang dikeluarkan Robin beberapa saat lalu, karena memang itu kenyataannya, ia telah terobsesi pada Kuina sampai ingin menghancurkan kebahagiaan Kuina demi kebahagiaannya sepihak.

"Kau, kenapa kau belum mengobati lukamu?"

Robin menatap Zoro dengan sedikit kekhawatiran tersirat di wajahnya, ini membuat Zoro bertanya, Apakah wanita di depannya ini merasa bersalah?

"Tidak, aku berencana mengobatinya nanti, kenapa kau kemari?" Jawab Zoro yang bahkan tak berani menatap wajah Robin.

"Bolehkah aku masuk?" Robin memberanikan diri untuk bertanya, dan Zoro mengangguk tanda menyetujuinya.

She's Mine [Zorobin || Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang