Senin, 25 Desember 2023.
Sudah kuduga, pernikahan sororat itu pasti akan terjadi, cepat atau lambat. Hal yang tak pernah kuduga adalah bagaimana kekikiran Antonin begitu mendarah daging, sampai-sampai dia memilih untuk menikahi Sonja pada hari natal, kemungkinan besar demi menghindari pengeluaran ganda karena harus mengadakan jamuan natal juga. Maka jadilah, kami menghadiri resepsi pernikahan Antonin dan Sonja di Gazda Mansion sekaligus merayakan natal di sana.
Antonin dan Sonja tampak begitu bahagia dalam gelembung cinta mereka, berdansa di tengah ruangan, membuat mereka terlihat begitu terpisah dari hiruk pikuk di sekitar mereka. Sementara itu, di salah satu sudut aula yang digunakan untuk berpesta, Alexander dan Francoise yang juga dilingkupi oleh gelembung gairah, berciuman dengan ganas, mengindikasikan bahwa mereka adalah pasangan yang paling banyak meminum sampanye selama acara berlangsung. Sementara itu, Carlisle dan aku memilih untuk duduk di kursi yang berada di tepian, menikmati rose wine sambil berbincang ringan, memandang setiap tamu undangan yang hadir, dan sesekali membicarakan tamu dari kalangan orang kaya baru yang berpenampilan norak. Di dekat kami, Edmund duduk seorang diri—dia tidak pernah terlihat memiliki kekasih.
Tak ada yang salah dengan seseorang yang tidak memiliki kekasih, dan itu memang bukan masalah. Edmund tampak baik-baik saja, sampai seorang tamu wanita berusia jompo mendekatinya, menanyakan di mana kekasihnya, karena Antonin, Alexander, dan Carlisle semuanya jelas bersama pasangan mereka masing-masing. Wajah Edmund memberengut seketika, dan dengan ketus dia menjawab bahwa kekasihnya sudah pergi, direnggut oleh malaikat maut. Si wanita tua langsung menyingkir, enggan memicu amarah Edmund lebih jauh.
“Para manula memang selalu banyak ulah,” keluhku di telinga kekasihku.
“Untung saja orang tuaku tinggal di Santorini, jadi mereka tidak akan memberondongku dengan pertanyaan yang sama,” balas Carlisle di telingaku.
“Tapi sekarang kau sudah punya aku,” tukasku.
“Kau tahu pertanyaan itu sangatlah fleksibel,” kata Carlisle. “Kemarin orang bertanya siapa kekasihmu, hari ini orang bertanya kapan kalian akan bertunangan, besok mereka akan bertanya kapan kalian akan menikah, lusa mereka akan bertanya kapan kalian akan punya anak pertama, dan seterusnya. Pertanyaan setan yang tak ada habisnya.”
“Sebenarnya, meskipun tidak diungkapkan, aku juga memiliki pertanyaan yang sama mengenai kita,” ungkapku lirih.
Carlisle melirikku sekilas, lantas tersenyum geli.
Apa maksud senyuman itu?.
.
.-Bersambung ....
.
.
.
.
.-Ema Loka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Inheritance
Mystery / ThrillerSebagai seorang asisten rumah tangga biasa, Avital MacAvram tak pernah mengira dirinya akan mendapatkan warisan dari sang nyonya, Sarah Gazda, yang meninggal dunia akibat mengalami reaksi alergi yang parah. Namun, ketika melihat barang-barang yang d...