siapa dia?

55 13 1
                                    

kali ini shani tidak terlambat lagi, ia membawa pita maroon yang ia ikat simpul di lengannya. namun satu yang ia permasalahkan tugas esainya belum selesai shani berkeringat dingin, maba sudah dibariskan. sebentar lagi apel akan dimulai.

"lo udah selesai shan?" shani hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Christy ia sudah berkeringat dingin. kali ini tak ada ampun baginya. mengharapkan keajaiban rasanya mustahil.

shani baru menyelesaikan tugas biografi, tugas esainya baru terselesaikan tiga paragraf. bagaimana ini, panitia komdis sudah dekat shani hanya bisa pasrah.

"mana tugas kamu?" shani menyerahkan lembarannya.

"apaan ini? tiga paragraf? kamu bercanda?!"

"maaf ka." hanya itu yang bisa ia sampaikan, membela diri pun akan sia sia.

"di sini nggak ada keringanan bagi yang melanggar, sedangkan kamu udah melanggar kedua peraturan itu! kamu pikir ini main-main?! sengaja melalaikan tugas?!"

"maaf ka, saya kemarin kecapean tidak sengaja tertidur."

"tidur? enak banget ya, sementara teman-teman kamu berusaha menyelesaikan tugasnya!"

"maaf ka." shani menunduk tidak bisa ia membelah diri lagi. kejujurannya tidak berharga di sini. seandainya ia dapat melawan, sudah ia lakukan sejak tadi. sayangnya di sini dia memang melakukan kesalahan.

"saya tidak akan terima tugas kamu."

"biarkan tugas dia dikumpulkan saat ishoma pertama." sebuah suara menginterupsi bentakan panitia disiplin pada shani. sontak keduanya menoleh ke sumber suara. disana dhafin melangkah mendekat dengan tangannya yang ia sakukan di almameter.

"nanti setelah kegiatan sesi pertama selesai serahkan tugasnya di ruang c03 pukul dia tepat. paham?"

"dhaf.."

"lanjut gre, ntar lagi udah mulai apel."

panitia yang memarahinya tadi hanya mendengus. kuasa melawan lagi karena ini titah sang ketua.

"terimakasih, ka." panitia ditugaskan mengumpulkan tugas berlalu, meminta maba yang lain mengumpulkan tugas hukumnya.

***

"gre!!" tangan dhafin menahan lengan gracia. temanya ini sepertinya kesal.

"Lo mikir kek dhaf, dampak yang lo lakuin itu bisa bikin maba nganggap lo remeh. apalagi lo ketua!" sentak gracia. tentu saja tindakan dhafin di depan umum itu membuatnya tersinggung juga sedikit mempermalukan dirinya.

"maaf gre, tapi gue kasih keringanan ga cuma cuma. gue liat dia kerja kemarin. ga mungkin dia ngerjain tugas keduanya dalam waktu semalam."

gracia tetap bungkam sambil menaiki tangga menuju kelas. "gue janji ga bertindak jaya gini lagi. ini terakhir gre, gue janji. gue juga janji setelah ini bagi maba yang melanggar ga gue kasih ampun. maafin gue gre." gracia tetap bungkam.

***

gracia sudah melaporkan tindakan dhafin ke ketua acara, Rio. cepat atau lambat memang Rio akan mengetahuinya

"gue tau niat lo baik, tapi dhafin komdis penting buat kegiatan ospek. kalian yang bertugas mengevaluasi kelakuan juga keaktifan maba pada rangkaian acara ospek."

"maaf Rio, emang gue salah."

"tapi ini ak udah kejadian. yaudah, jangan di ulangin lagi dhaf."

"sorry banget Rio." ucap dhafin dengan nada menyesal.

"it's ok. tapi gue khawatir sama gracia, lo tau sendiri sifat dia gimana."

iya, dhafin juga mencemaskan hal yang sama. ia sangat tau Gracia sangat sensitif kalau disinggung tentang wibawa, apalagi gracia menginginkan jabatan ketua komdis tapi yang ada dhafin lah yang terpilih.

dhafin tidak mengira aksi heroiknya membuat ia dalam masalah sekarang, dampak yang ditimbulkan aka menyinggung banyak sisi. apalagi komdis akan di pandang sebelah mata, masalah dirinya dan gracia. lebih baik ia memejamkan matanya sejenak berharap beban itu sedikit berkurang sembari menunggu dosen yang belum juga hadir mengajar kelasnya.

***

shani sudah berhasil mengerjakan tugas hukumnya. ia sekarang sedang melangkah kakinya menuju gedung c03, sampai di sana kaka tingkat shani sudah berhambur keluar. ia menunggu kakak tingkat penyelamatnya itu namun tidak ada tanda tanda kaka itu akan keluar. shani berinisiatif untuk masuk, ia menemukan kaka tingkatnya itu sedang membereskan buku-bukunya.

"permisi ka." ucap shani sedikit ragu. shani menyerahkan tugasnya ke depan kaka tingkatnya itu.

"sebelumnya terimakasih ka. maaf saya baru menyelesaikannya sekarang"

pria yang didepan shani itu diam mengambil tugas di tangan shani.

"kak mulu, kamu belum tau nama saya?" shani tidak menduga pertanyaan itu keluar dari kakak tingkatnya itu. shani hanya diam, memang salahnya tidak mengetahui nama kakak tingkatnya itu.

"tidak tau?" tanya pria itu. shani tertunduk semakin dalam. cara bicara pria ini sangat angkuh.

"bukanya sudah dibagikan buku panduan ospek? selama ini buku itu kamu jadikan bungkus gorengan? ada struktur kepanitian disana, harusnya kamu baca." shani tidak menyangka bahwa ketidak peduliannya dapat dapat berakibat fatal, dalam kegiatan ospek kali ini ia mati kutu.

"maaf ka." dua kata itu saja yang dapat ia cukupkan.

"saya salah sudah memberikan kamu keringanan, kalau tau kamu cuek sekali dengan kegiatan ini."

shani menggerutu, siapa juga yang minta bantuan kakak tingkatnya itu. dia saja yang tiba tiba datang.

kakak tingkat itu berlalu menyisakan wangi yang sangat mahal dan lembut

***

dhafin nugraha childa octesa

siapa pria itu?















bantu vote, komen, sama share yaa, tunggu kelanjutannya, mohon bantuannya

time distance rapsodi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang