Di tengah keramaian sebuah kafe yang cozy, Mina duduk sendirian di sudut yang cukup tersembunyi. Dibelakang retina cokelatnya, kata-kata manis yang terucap dari bibir lelaki di hadapannya merayap perlahan ke hatinya yang telah terluka."Pacar palsu?" Mina bertanya dengan suara lirih, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja terdengar.
Tzuyu, lelaki di hadapannya, menatapnya tajam dengan senyum lebar di wajahnya. "Iya, aku bersedia menjadi pacar palsumu."
Mina terdiam sejenak, mencoba memahami maksud dari tawaran aneh itu. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mina masih terjebak dalam kenangan pahit tentang mantan pacarnya yang telah meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Hatinya masih rapuh dan sulit untuk dipercaya lagi.
Namun, Tzuyu terus meyakinkannya dengan kata-kata manis dan kehadirannya yang hangat. Mina mulai merasa nyaman di dekatnya, seolah Tzuyu adalah sosok yang bisa menggantikan celah kosong di hatinya.
Hari demi hari berlalu, Mina dan Tzuyu semakin dekat. Mereka tertawa bersama, berbagi cerita, dan menghabiskan waktu bersama-sama. Mina mulai merasakan kembali kebahagiaan yang telah lama hilang dari dirinya.
Namun, ada sesuatu yang tetap mengganjal di benak Mina. Apa yang sebenarnya dirasakan oleh Tzuyu? Apakah ini semua hanyalah pura-pura belaka? Mina mulai merasa tidak nyaman dengan permainan yang sedang terjadi di antara mereka.
Suatu malam, di bawah cahaya remang-remang bulan, Mina memutuskan untuk mengungkapkan ketidakpastiannya kepada Tzuyu. Tangisannya pecah ketika ia berkata,
"Apa yang sedang kita lakukan, Tzu? Apa ini semua hanyalah mainan bagimu? Bisakah kau berhenti mempermainkanku?"
Tzuyu terdiam sejenak, matanya memandang tajam ke dalam mata Mina yang sudah mulai berair.
"Maafkan aku, Mina. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin melihat senyummu kembali, meski itu hanya sebentar."
Mina merasa dunianya runtuh. Kata-kata Tzuyu menusuk hatinya seperti belati tajam. Semua kenangan indah yang mereka bagi bersama terasa seperti mimpi yang perlahan memudar.
****
Malam itu, di kafe yang sama tempat mereka pertama kali bertemu, Mina duduk sendirian di sudut yang sepi. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipinya yang pucat. Hatinya hancur berkeping-keping, memikirkan betapa bodohnya dirinya percaya pada ilusi cinta yang dibuat oleh Tzuyu.
Mina memegang secarik kertas yang terlipat rapi di tangannya. Itu adalah surat perpisahan yang akan dia tinggalkan. Dia mengambil pena dan menulis dengan getar di jantungnya.
"Tzuyu, meski cinta ini hanya ilusi semu, namun rasa sakitnya nyata. Terima kasih telah membuatku merasakan kebahagiaan sejenak meski ujungnya pahit. Aku akan membiarkan cinta ini pergi, dan aku berharap engkau menemukan kebahagiaan sejati di tempat lain. Selamat tinggal, pacar palsu."
Denyutan detak jantungnya semakin melemah saat Mina meletakkan surat itu di atas meja kafe yang dingin. Dia merasa sepi, hampa, namun juga lega karena telah memutuskan untuk melepaskan ilusi cinta yang telah menyiksanya.
Dengan langkah berat, Mina meninggalkan kafe tanpa menoleh ke belakang. Tzuyu, yang memperhatikannya dari kejauhan, merasa sesak di dadanya. Dia menyadari betapa besar kesalahannya telah menyakiti hati seorang wanita yang sebenarnya telah dia cintai dengan tulus.
****
Di bawah cahaya rembulan yang bersinar pucat, Mina dan Tzuyu berpisah dengan hati yang terluka dan kenangan yang menyakitkan. Mereka hanya akan terkenang sebagai dua orang yang pernah menjalin hubungan palsu, namun menemukan makna sejati tentang pengorbanan dan keberanian untuk melepaskan apa yang bukan miliknya.
Ilusi cinta itu mungkin telah berakhir, namun dalam keheningan malam, suara isak tangis Mina dan getir di dalam dada Tzuyu menjadi saksi dari cinta yang sebenarnya hadir di antara keduanya, meski terlambat untuk diakui.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT (SATZU/MITZU/JITZU)
AcakCerita hanyalah karangan Penulis. Saya berusaha memberikan karya-karya yang baik. 🍭Story tentang couple Satzu, Mitzu, Jitzu atau salah satunya. 🍭Atau mungkin hanya sekedar POV saja.