05. Om apa Om AYAHKU?

203 42 2
                                    

"Mommy Jay boleh main sama Aunty Yeri?" Yeri adalah tetangga apartemen Jennie yang kebetulan memang dekat dengan Jay.
"Mau kemana memangnya?"
"Ke taman aja Mom, boleh ya?"
"Memangnya Aunty Yeri mau diajak kesana?"
"Mau kok Mom, Jay udah bilang sama Aunty"
"Yaudah hati-hati, Mommy anterin ke tempat Aunty Yeri-nya ya"
"Iya Mom ayo, takut aunty nunggu"

Jennie mengantarkan Jay ke tempat Yeri, setelah itu ia membiarkan Jay melakukan apapun dengan tetangganya itu.

Jennie tidak tahu bahwa Jay berbohong, Jay sebetulnya bukan ingin bermain tapi bocah itu akan mendatangi kantor Blisoo untuk bertemu Ji, entah apa yang ada di pikiran bocah itu yang pasti dia sedang ingin memastikan sesuatu, ia tidak bisa membiarkan pikirannya terlalu lama menebak-nebak, ia butuh kepastian setelah semalam dia tidak sengaja memergoki sang ibu menangis, ia jadi lebih menggebu-gebu untuk mencari tahu, paling tidak Jay ingin membuat sang ibu berhenti menangis.

Yeri awalnya tidak setuju dengan niat Jay membohongi Jennie, tapi karena Jay memohon-mohon akhirnya Yeri setuju dengan syarat Jay harus selalu memberitahunya tentang apapun rencana yang akan dilakukan olehnya.

Jay dan Yeri tiba di kantor Blisoo, dia menemui resepsionis namun karena tidak membuat janji bertemu dengan Ji akhirnya Jay di tolak.

"Ayolah mbak adik saya perlu bertemu dengan pemilik perusahaan ini" ucap Yeri merayu.
"Tidak bisa mbak, Mr. Jion tidak bisa ditemui, anda harus membuat janji terlebih dahulu"
"Ayolah aunty Jay perlu bertemu om itu" Jay ikut memohon sampai akhirnya Algi datang.

"Ini ada apa?" Tanya Algi pada salah satu resepsionis disana.
"Ini pak, mereka ingin bertemu Mr. Ji tapi mereka tidak memiliki janji"
"Oh, sebentar kalian siapa?"
"Saya Jayden, om tolongin dong Jay harus ketemu Om Jion" Jay memelas.

"Sebentar ya" Algi melakukan Video call pada Ji dan langsung mendapatkan respon cepat dari atasannya itu.

"Ngapain Lo VC gue?"
"Lo kenal dia nggak?" Algi mengarahkan kamera belakangnya pada Jay agar Ji dapat melihatnya.

"Ngapain nanyain bocil ke gue?"
"Ini dia nyari Lo, coba Lo lihat Lo pernah ketemu nggak sama anak ini?"
"Hai Om ini Jay, Om pernah ketemu aku waktu om rapat sama Mommy" teriak Jay.
"....." Ji berpikir sejenak.

"Oh hai, bawa dia ke ruangan gue Gi" ucap Ji setelah dia ingat bahwa Jay adalah anak kecil yang waktu itu dibawa oleh Jennie.

"Aunty tunggu disini ya, Jay nggak akan lama" Jay berpamitan pada Yeri.
"Segera telpon aunty kalau urusan Jay selesai"
"Siap aunty"

Jay mengekor dibelakang Algi, ia takjub dengan interior dan segala hal yang ada di perusahaan Blisoo, semua terlihat mewah dan berkelas. Pantas saja Blisoo menduduki peringkat pertama Asia ternyata memang bangunannya saja sudah semewah itu.

"Makasih ya om sudah bantuin aku ketemu sama Om Jion" Jay berterimakasih pada Algi saat dia tiba di depan ruangan Ji.

"Sama-sama, sana gih masuk"

Jay masuk dan langsung terkesima dengan ruangan kerja Ji, bentuknya persis seperti ruang kerja Jennie hanya saja milik Ji lebih luas dan lengkap, bisa dikatakan memang seperti itulah bentuk ruang kerja pada umumnya, Jay hanya merasa warna dan gayanya mirip yaitu terkesan modern dan klasik.

"Hai ......." Ji menyapa lebih dulu tapi terhenti karena dia tidak tahu harus memanggil apa pada bocah dihadapannya itu.

"Jayden namaku Jayden om"
"Oh Hai Jayden, jadi mau apa kamu menemuiku?"
"Om apa om ayahku?" Tanya Jay to the point.

"Hah?" Ji terkejut
"Bagaimana bisa kamu mengatakan aku ayahmu?"
"Aku tidak pernah melihat Mommy ku marah, untuk pertama kalinya aku melihat Mommy marah itu saat bersama Om kemarin, ada hubungan apa Om sama Mommy ku?"

UNTUK sebuah NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang