Jantungku kian melonjak tajam. Menyaksikan kedatangan Eno dari kejauhan. Bisa kusaksikan dia mengenakan kaos berlapis jaket boomber hitam. Memadukannya dengan celana jeans yang kali ini tak kulihat ada robekan. Tampak rapi dan sopan.Tidak hanya itu, setelah lebih dekat bisa kulihat juga kalau ternyata dia sudah memangkas rambutnya menjadi lebih pendek dan rapi.
Hmm ... kurasa bukan hanya aku yang sibuk dalam mempersiapkan kencan pertama kami. Tapi Eno juga. Penampilannya kali ini terlihat cukup berbeda. Dia lebih bersih, rapi dan tampan tentu saja.
Aku bersiap menyambutnya di muka teras, dengan perasaan sudah salah tingkah tak karuan.
Begitupun Eno, bisa kutangkap rasa grogi dari cara dia berjalan dan menatapku.
Langkah Eno melambat, seiring jarak kami yang semakin dekat, lantas terhenti sama sekali saat kami sudah berhadapan.
Dia menatapku, aku menatapnya. Bertukar pandang seolah saling menyapa lewat tatap mata.
"Hai ...." Akhirnya setelah beberapa saat, Eno sungguh menyapa seraya melambaikan satu tangannya dengan gaya kikuk.
Aku tersenyum saja. Berupaya menyembunyikan rasa geli melihat tingkahnya itu. "Hai, juga ...."
Eno menatapku lekat, dengan raut gugup yang tampak menggemaskan.
"Mmm ... maaf, cari siapa ya?" Aku sengaja menggodanya.
Eno tersenyum lebar. Tak langsung menjawab godaanku. Dia benar-benar tertawa dengan wajah tersipu.
Oh ya Tuhan ... aku suka sekali melihat dia dengan tawanya itu. Sama seperti pertemuan pertama kami di basecamp, senyuman itu langsung membuatku terpikat.
"Ini rumahnya Neng Soraya, bukan ya?" Eno membalas guarauanku.
"Mm ... Soaraya yang mana, Bang?" tanyaku memasang wajah pura-pura bingung.
"Yang cantiknya macam racun sianida. Mematikan. Hehe ...."
"Diihh ...? Serem amat kamu?" Aku berjengit ngeri mendengar gombalannya itu.
Eno tertawa saja. Kembali memamerkan deretan giginya yang cemerlang. Terutama penampakkan taring vampirenya yang merupakan daya tarik tersendiri bagiku. Apalagi penampilannya malam ini terlihat cukup berbeda. Yang tadinya hanya ganteng saja, menjadi semakin ganteng.
Oh, Astagaaa ... aku benar-benar dibuat tergila-gila oleh Berandal yang satu ini.
"Jangan liatin aku kayak gitu. Salting nih, aku," celetukan Eno membuatku sadar kalau sedari tadi aku masih menatap lekat padanya.