03||permainan dimulai

1 1 0
                                    

HAII JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA TERIMAKASIH

HAPPY READING

Arin membawa Tania ke ruang ganti untuk menyuruh Tania menenangkan diri disana, sampai saat Arin pamit pergi sebentar untuk membelikan minum, seseorang laki laki mengenakan jaket kulit cakrawala masuk yang membuat Tania terkejut, takut dan langsung berdiri.

"Lo gausah takut niat gua baik kesini." Ucap lelaki itu lalu duduk di sebelah Tania dan melihat kondisi Tania yang sangat basah karena ulah temannya sendiri.

"A-apa?" Ucap Tania takut dan gugup.

Lelaki itu menyalurkan tangannya "gua jaegar Raka Sakareza Lo bisa panggil gua jaegar, Lo bisa lihat gua anggota cakrawala." Ucap jaegar
Tania menerima tangan dan berjabat "gua tania Reviana Zeaneth." Jaegar mengangguk
Lalu ia memberikan baju olahraga baru supaya Tania tidak kedinginan dan segera bisa mengganti pakaian basahnya "ini buat Lo ini beli pakai uang gua sendiri, dan juga maafin temen temen gua yang gua tau kalau mereka keterlaluan sama apa yang mereka lakukan." Ucap jaegar lalu ia pergi begitu saja belum sempat Tania mengucapkan terimakasih, Tania melihat ketulusan hatinya saat memberikan seragam baru dan saat ia menoleh ia melihat bahwa jam tangan laki laki itu tertinggal di kursi yang tadi ia duduki, Tania ingin memberikannya tetapi ia masih takut karena pasti dia berada di basecamp jadi ia menyimpannya dan akan memberikannya nanti saat bertemu.

Suara berisiknya larian seseorang terdengar dari ruang ganti, Tania mendongak dan menunggu siapa yang berlari sekencang itu, tak berselang lama, terlihatlah Janeta dan ia masuk ke ruang ganti dan melihat kondisi temannya yang memprihatinkan, rambut basah kuyup, baju kotor dan basah, serta cukup tercium bau susu yang menyengat, Janeta melihat itu tak kuasa menahan air matanya karena ia merasa bersalah tidak bisa membantu temannya keluar dari jebakan CAKRAWALA, Janeta mendekat dan memeluk Tania erat.

Janeta menangis di pelukan temannya, "h-huaa gh-gua minta mh-maafh t-taannn gu-gua gabisa nolong Lo dari geng bajingsn itu." Ucap Janeta sambil sesenggukan dan memeluk temannya tersebut, Tania terkejut "loh loh udah jangan nangis aku gapapa kok aku cuman basah mereka cuman lempar susu dan siram aku pake air mereka gak main tangan kok." Ucap Tania yang berusaha menenangkan temannya tersebut dengan menepuk nepuk kepala Janeta.

Tak lama Arin datang sambil membawa handuk dan sebotol air minum, Arin melihat Janeta menangis di pelukan temannya hanya tersenyum melihat kekompakan mereka Arin lalu duduk di sebelah Tania dan memberikan handuk dan sebotol air minum, saat memberikan handuk Arin terfokuskan oleh seragam baru Oalah raga yang masih terbungkus rapi oleh plastik kemasan, "dari siapa?" Tanya Arin yang membuat Tania menoleh. "Dari jaegar, anak cakrawala yang mau kasih ini sebagai permohonan maaf teman temannya meskipun teman temannya tidak menganggap mereka minta maaf" ucap Tania panjang lebar lalu mendapat anggukan dari Arin, "aneh, tapi yasudah lah." Ucap Arin lalu mereka menenangkan diri masing masing.

Jaegar berjalan menyelusuri lorong, ia jalan sambil memainkan ponsel nya sebentar lalu ia memainkan rambutnya, saat ia merapikan rambutnya semua siswi disana terfokuskan oleh ketampanan jaegar, jaegar yang mengetahui banyak pasang mata yang memperhatikannya ia tidak peduli dan terus berjalan saat tak sengaja lewat dari tangga atas terlihat Ibra, jaegar lantas menghampiri "dari mana Lo?." Tanya jaegar yang lantas Ibra melihat ada bocah tengil di hadapannya, "kepo." Jawab Ibra singkat, yang mendapatkan sinisan dari jaegar "ih dasar kaya orang oke aja Lo." Ucap jaegar sambil mereka jalan berdua, "emang gue oke, emang Lo cowo pe'a." Semprot Ibra yang kesal meladeni cerocos jaegar.

Arin sendirian karena kedua temannya sudah pulang terlebih dahulu, kali ini Arin sedikit ambis ia berangkat sekolah menggunakan sepedanya, yah karena alasan ia mau irit saat ia menaiki sepeda dan mengayuhnya rantai sepeda itu terlepas dan membuat Arin menghentikan perjalanan dan berhenti sebentar di dekat pos sekolah. "Yahh pake ada acara rantai lepas lagi." Ucap Arin yang melihat sepedanya, Arin berusaha semaksimal mungkin saat itu, "gimana sih ini, mana keburu hujan lagi duhh dasar sepeda tua." Ucap Arin sambil menendang ban sepeda tersebut.

Dari dalam sekolah terdengar gemuruh motor sekelompok lelaki berjaket cakrawala menaiki motor custom nya dengan seorang lelaki memimpin barisan motor nya sudah jelas mereka cakrawala tak lupa juga pemimpin mereka yaitu Farhan.

Saat Arin mengeluh karena sepedanya tidak bisa diajak kompromi ia lalu putus asa dan memarahi sepedanya sendiri seperti orang gila, tiba tiba ada seorang lelaki mengenakan helm nya dan mengenakan jaket kulit berlogokan cakrawala datang dan melihat kondisi sepeda Arin, "sepeda rusak itu dibenerin jangan di cerocos in." Ucap lelaki itu, Arin mendongak dan melihat Farhan sedang mengotak Atik sepedanya, "ngapain Lo?" Tanya Arin langsung berdiri, Farhan tak menjawab "gua bisa sendiri sana sana Lo pergi aja." Ucap Arin berusaha agar Farhan menjauhinya lalu tak selang lama sepedanya kembali seperti semula, Arin malu karena tadi sempat mengusir Farhan lalu Farhan berdiri dan berkata "di tunggu tanda terimakasih mu."ucap Farhan yang seketika ia langsung pergi menaiki motor nya dan pergi dari sana serta di ikuti anggotanya.

Akhirnya Arin bisa pulang, seharusnya ia segera berterimakasih sebelumnya tetapi ia malah mengusir dan tidak menerima bantuan dari Farhan yang ujung ujung nya juga Farhan yang membuatnya bisa pulang sampai di rumah.

"Assalamualaikum ayah! Bunda! Aku pulang." Ucap Arin sambil memasuki rumahnya dan merobohkan tubuhnya di sofa untuk merekatkan diri sejenak, tak lama ada seorang wanita datang menghampiri "pak Rama, sama Bu Rina lagi keluar neng." Ucap bibi Nina selalu art di kediaman keluarga Arin, Arin mendengar itu ia membangkitkan tubuhnya "mereka pamit ga bi pergi kemana?." Tanya Arin yang mendapat gelengan menandakan tidak dari bibi Nina, "yasudah deh, oh iya bibi masak apa sekarang?." Tanya Arin yang mengikuti bi Nina pergi menuju dapur, lalu bi Nina mengeluarkan makanan dari kemari khusus untuk menyimpan lauk pauk, bi Nina mengeluarkan koloke dan juga capcay serta tak lupa 3 telur mata sapi yang sudah disiapkan, "mau makan neng?." Tanya bidan Nina yang mendapat anggukan dari Arin, lalu bi Nina menyiapkan makanan Arin dan Arin memakannya di meja makan.

Arin mulai menyuapkan nasi kedalam mulutnya tak juga tangan kiri memegang hp untuk menjadi tontonan saat makan, saat Arin sedang enak nonton animasi di ponsel nya sambil makan tak sengaja terlintas sebuah notifikasi dari WhatsApp dan nomor tak di kenal.

END
BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA THX!

CAKRAWALA || ON GOING✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang