°°°Arhan dan adara terlihat sedang berada di perjalanan. Arhan membawa motornya dengan kecepatan tinggi agar bisa mengantar adara sampai rumah tanpa kehujanan, namun sayangnya rintik hujan malah semakin deras.
"Malah tambah deres lagi." Omel adara.
"Yaudah kita cari tempat teduh dulu." Ucap arhan.
lalu Arhan langsung melajukan motornya dengan cepat, sampai akhirnya Arhan menghentikan motornya di depan toko yang terlihat tutup. mereka berdua pun langsung turun dari motor, seragam mereka berdua terlihat sudah sedikit basah.
arhan langsung duduk di kursi panjang yang ada di depan toko tersebut. sedangkan Adara berdiri melihat air hujan yang begitu sangat deras. Adara menadahkan tangannya untuk menampung air.
arhan hanya menggeleng sembari tersenyum melihat adara yang benar-benar seperti anak kecil. lalu Arhan pun langsung melepas jaket yang ia pakai. setelah itu Arhan langsung menghampiri Adara yang tengah asik mainan air hujan.
Arhan langsung memakaikan jaketnya di badan adara dari belakang. Adara spontan terkejut dan langsung menoleh ke arah belakang, pandangannya pun langsung tertuju pada Arhan.
Deg. Arhan mematung, jantungnya berdetak sangat cepat. pandangan wajah mereka terlihat sangat dekat. Adara mengerutkan dahinya karna suara detak jantung arhan terdengar di telinganya.
"Jantung lo aman?" Tanya adara polos.
arhan langsung pura-pura berdeham. Arhan terlihat sangat malu karna ternyata detak jantungnya yang berdetak tidak karuan terdengar oleh adara. Arhan pun langsung mencoba metralkan expresinya.
"jangan mainan air terus, dingin, duduk sana gih." ucap arhan datar.
Adara hanya mengangguk dengan tatapan yang masih tertuju pada Arhan. lalu adara langsung melangkah menuju kursi panjang yang berada di depan toko.
Arhan mengamati hujan yang begitu sangat deras. lalu ia langsung melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, setelah itu ia langsung menghampiri adara dan langsung duduk di sampingnya.
Arhan melihat ke arah adara yang sedang menggesek-gesek telapak tangannya sembari meniupnya. Adara terlihat sangat kedinginan karna hujan yang memang sangat lebat, di tambah lagi angin yang lumayan cukup kencang, sehingga membuat bulu tangan adara berdiri.
"jaketnya di pake yang bener, biar ga dingin." Perintah arhan.
Adara langsung menoleh ke arah Arhan.
"buruan pake, ra." Ucap Arhan lembut.
"Tapi ntar lo kedinginan." Saut adara.
arhan langsung tersenyum setelah mendengar ucapan tersebut. "Ga usah mikirin gue, buruan pake."
Adara pun langsung memakai jaket milik Arhan. setelah selesai memakai jaket, adara kembali menatap Arhan.
"lo beneran ga kedinginan kan?" Tanya adara lagi.
Arhan tersenyum. "udah kebal gue mah."
Adara pun Langsung memukul paha Arhan.
"Auhhh! sakit, ra! main pukul-pukul aja." Rengek arhan.
Arhan langsung mengelus pahanya Karna terasa panas akibat pukulan dari adara.
"katanya tadi kebal?" ejek Adara.
Arhan langsung tersenyum sembari mengacak-acak rambut adara. "gemes banget sih lo."
"Baru nyadar?" Saut adara.
"udah sadar dari dulu sebenernya, tapi kadang sifat gemes lo ketutup sama sifat lo yang kadang-kadang kalo lagi bad mood kaya lampir."
"Enak aja, mana ada lampir secantik gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻