Bab 32.

18 2 1
                                    

"Yak sialan, kirim alamat mu dulu...baru aku akan datang..ingat jika salah satu dari orang tua ku terluka maka kau akan mati ditangan ku,, ingat itu....." Maki aul mematikan sambungan telpon secara sepihak

"Kurang ajar... ahkhhh!! Sial,," maki aul dengan wajah yg memerah, Karna marah

"Kenapa kau mempertaruhkan nyawamu hah!" Ujar Atha menarik tangan aul.

Aul menghadap ke arah Atha,,

"Terus, aku harus tetap diam... seperti orang bodoh... Sedangkan mereka di sekap Karna aku,, aku egois namanya itu... hikss..." Aul memeluk Atha sambil menangis

Atha mengusap wajah nya dengan kasar..."kenapa aku harus hidup di dunia kejam ini, hiks..hiks.." ujar aul melepaskan pelukannya

"Kenapa aku hanya bisa membuat orang yg menyayangi ku dalam bahaya, kenapa...." Teriak aul menjambak rambut nya

Semua orang yg melihat aul seperti itu, merasa sedih terutama kedua sahabatnya, decha menangis dalam pelukan Gabriel, sedang kan Umay hanya diam sambil menunduk kan kepalanya

"Sayang..." Lirih Atha memegang kedua tangan aul yg menjambak rambutnya sendiri

Atha membawa Aul kedalam pelukan nya,,, "tenang ya,, aku berjanji akan menyelamatkan mereka semua..tapi kamu tidak boleh ikut" ujar Atha mengusap usap kepala aul

"Tidak boleh  begitu kak,,, aku harus ikut orang tua ku ada di sana...walau mereka bukan orang tua kandung ku tapi aku sangat menyayangi mereka lebih dari diriku sendiri..." Ujar aul melonggarkan pelukan Atha

Cup .

Cup

Atha mengecup sekilas kedua mata aul yg berair.." apakah kamu menyayangi ku???" Tanya Atha mengusap pipi aul

"Sayang .." aul menunduk kan kepalanya

"Kalo begitu turuti perintah orang yg kau sayang ini..." Ujar Atha

"Tapi kak, ak..."

"Diam aul,, dan kau kak Atha...Jagan terlalu egois, aku tau kakak takut Aul kenapa napa... Tapi dengan dia ikut dia bisa lebih mengenali bagaimana cara musuh menyerang,, anggap ini sebagai latihan pertama nya...Jagan terus menerus menyembunyikan aul,, dia tidak akan bisa melawan musuh kalo kaya gitu... Biar dia mengahadapi semuanya,, kami akan ada selalu untuk aul, walau nyawa kami taruhannya...." Selah Umay memandang kearah Aul yg Masi melihat kearahnya

"Hmm, Umay benar Atha..."  Timbal seun

"Aku tau kau bukan mafia yg lemah, malahan kau mafia yg di segani di benua asia,Eropa dan Amerika Karna kekuatan dan pertahanan mu yg sangat hebat...tapi kita harus selalu bersama walau kau kuat,, Jagan berjuang sendiri....aku tahu kau bisa saja membunuh musu itu dari dulu, tapi kau hanya ingin yg membunuh nya adalah Auliyah.. Sekarang Auliyah sudah disini,,, bawa lah dia dan biar kan dia yg membunuh pria bau tanah itu" ujar seun memberikan saran

"Aku mohon kak,," ujar aul memelas dengan mata yg berair

"Baiklah, tapi kamu harus berjanji kepada kakak agar tetap hidup,, awas kalo kamu ingkar janji.." Atha mengusap wajah aul, dia mengecup kedua mata aul

"Hmm, aku janji.." Aul memeluk Atha

"Baiklah,, mari kita mulai merancang rencana terlebih dahulu..." Ujar malino berjalan kearah Aul dan Atha

Selama berjalanan menuju Indonesia, mereka sibuk dengan berdiskusi...biasanya Mereka tidak terlalu memikirkan nya tapi kali ini nyawa orang orang kesayangan mereka sedang di pertaruhkan

Pesawat yg mereka naiki mendarat di sebuah bandara

"Kita makan dulu, aku ngak mau kalian jatuh sakit nanti...kita semua belum sempat makan dari semenjak kita berangkat " ujar aul kepada para sahabat nya

"Hmm baiklah,, ayo.." Atha mengandeng tangan aul dan berjalan terlebih dahulu dari pada sahabat sahabatnya

"Kamu lapar hmm?.." tanya Atha kepada Aul

"Tidak, but..decha!!" Jawab aul

"Hah! Decha..why eca??" Tanya Atha melihat kearah Aul yg berjalan di sebelah nya

"Dia memiliki mag.." jawab aul Tampa melihat kearah Atha

"Hey, look at me..." Ujar Atha mengehentikan langkah nya

Aul memalingkan wajahnya dari pandangan Atha

Atha menangkup kedua pipi aul.." hey, look at me Beby.."

"Ayo ikuti aku..." Ujar Atha menarik sebelah tangan aul

Aul hanya mengikuti langkah atha

"Hey!..  kalian mau kemana?"tanya seun sambil berteriak

"Toilet.." jawab singkat Atha

"Ooowh,, kami duluan yg makan ya..." Ujar seun lagi sambil berteriak

Atah hanya mengangkat sebelah tangan nya yg menandakan 'silahkan'

Sesampai nya di toilet "kak kenapa kakak membawaku kesini..ini toilet untuk laki laki" tanya aul dengan dahi yg mengerut

Atha tidak menjawab pertanyaan aul, dia menangkup wajah aul, cukup lama  mereka hanya berdiam diri di dalam toilet atha sedari tadi hanya memandangi wajah istrinya yg tersirat ketakutan di wajahnya

Aul yg merasakan sedari tadi Atha hanya memandangi wajah nya dia memalingkan wajahnya kearah lain

"Hey... Look at me.." cicit Atha mendekatkan wajahnya ke wajah aul

Atha menyatukan dahi mereka "kau takut??.." tanya Atha

Mata aul sudah berkaca kaca..."hiks..aku_ hiks..aku takut ka,,sangat" jawab aul dengan suara yg sangat pelan

"Hey....Jagan takut aku akan selalu melindungi kamu..."ujar ayah membawa Aul kedalam pelukan nya

"Tapi..."

Ting....

Posel Atha bergetar...Atha mengambil ponsel yg ada di saku celananya

Atha melihat adasebuah pesan masuk dari nomor yg tidak di kenal... Pesan itu berisi sebuah alamat keberadaan para orang tua nya

"Okey... Mereka tidak jauh dari daerah sini.." gumam Atha sambil tersenyum miring

"Siapa kak??" Tanya aul penasaran melihat wajah Atha yg tiba tiba tersenyum miring

Atha mengacuhkan pertanyaan aul, dia menari sebelah tangan aul dan membawanya keluar dari dalam toilet

"Ayo cepat.." ujar Atha

Atha dan aul berjalan kearah para sahabatnya yg sedang makan

"Hei, ayo cepat makan.." ujar seun kepada Atha dan aul

"Ayo sekarang kita pergi, tua bangkak itu sudah mengirim kan alamat nya dan dalam waktu 30 menit kita tidak sampai di sana orang tua kita akan mati.." ujar Atha dengan wajah datarnya

"Hah! Aj**g.." maki Willy

"Kalo begitu ayo cepat.." sahut decha dengan wajah cemas

"Hmm, ayo.." Gabriel mendekat kearah decha dia mengandeng tangan sebelah tangan decha

"Jagan jauh jauh dariku nanti..aku begitu mencintai mu.." ujar Gabriel kepada dehca

"Iya,,aku tau itu...dan sekali lagi maaf aku belum bisa membalas kata cintamu" Decha tersenyum memperlihatkan gigi rapinya

Gabriel hanya mengangguk kan kepalanya membalas senyuman decha

"Umay, kalo kau berani pergi untuk selamanya, maka detik itu juga aku akan menyusul mu...ingat itu" ucap Malino datar menghentikan langkahnya

"Hmmm, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan mu sampai kita tua,,,itu adalah janjiku kepadamu.." jawab Umay mengusap wajah Malino

"Kau janji..."

"Ya aku janji.."

"I love you..."

******

Jagan lupa beri vote atau komentar




EL ES MIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang