bubur yang hambar

154 24 0
                                    

Setelah beberapa saat berjalan aku dan akaashi sampai ke kamar rawat inapku.

Akaashi pun membuka pintu.

"AKAASHI!!! (NAME)!!"

tiba tiba sebuah suara teriakan menyerbu ke telinga ku dan akaashi.

Saat dilihat, pintu kamar itu terbuka dan muncullah sebuah sosok yang menyerbu kearahku dan akaashi.

Sosok itu, bokuto, memelukku. Sebenarnya ia ingin memeluk akaashi juga akan tetapi akaashi sempat menghindar.

"Kou-chan, lepaskan aku, Sesak..." Ucapku sambil berusaha lepas dari pelukan bokuto.

Pada akhirnya untuk melepaskan pelukan bokuto, aku harus dibantu oleh akaashi terlebih dahulu.

Di dalam kamar rawat inap

Aku sedang duduk di atas kasur, tentu saja aku tidak bisa kemana-mana karena sedang di awasi oleh dua burung hantu yang ada didekatku.

Aku diceramahi oleh akaashi dengan panjang lebar dan masih harus mendengarkan omong kosong bokuto.

"Akaashi-san, kou-chan tolong hentikan..." Pintaku saat aku sudah kelelahan dengan ocehan mereka berdua.

"Huft.. baiklah" ucap akaashi sambil menghela napas.

"Baik.." ucap bokuto pelan.

"(Name), kau belum makan setelah sadar sampai saat ini kan? Ayo makan dulu, aku sudah membawakan bubur untukmu."

"Bubur? Tapi akaashi, bubur itu hambar!" Rengek bokuto

"Bokuto-san itu bukan untukmu tapi untuk (name)."

"Jahat, kau tidak membawakan apapun untukku dan hanya memperdulikan (name)"

"Bukankah kau bisa membeli makanan di kantin rumah sakit?"

"Aku terlalu sibuk menjaga (name) jadi aku tidak sempat melakukannya."

"Terlalu sibuk ya? Benar, terlalu sibuk tidur sampai tidak sadar (name) keluar dari rumah sakit, SENDIRIAN."

"Tapi-"

"Tidak apa apa, akaashi-san. Memang salahku yang berkeliaran sendirian."

Aku menyela ucapan bokuto yang membuat ucapan bokuto terpotong.

Aku sudah bersiap-siap kalau kalau akan ada ceramah akaashi part dua, tetapi ia hanya menghela napas.

"Kalian memang sepupu, kalian berdua mirip dan sama sama merepotkan." Ucap akaashi.

"Aku sudah tahu akan begini, aku sudah membawa makanan yang berbeda untuk bokuto-san."

Akaashi memang bisa diandalkan, pikirku. Aku hanya tersenyum lembut kearahnya.

Akaashi mengambil tas bekal yang ada diatas meja samping kasur rawat, yang entah sejak kapan berada disana.

lalu mengeluarkan dua kotak bekal, dengan ukuran yang berbeda besar dan sedang.

Our Life (Haikyuu x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang