Memang bodoh masih mengharapkan cinta.
Cinta dari seseorang yang sama sekali tak berniat untuk mengungkapkannya🎵 Bodohnya diriku - AOP 🎵
*****
Dimas terus mencoba menelepon seseorang pada handphonenya, namun panggilannya tak ada yang terjawab oleh orang tersebut. Dimas sedang berdiri di depan gedung kos-kosan tempat tinggalnya. Ia berdiri dengan khawatir karena orang yang sedang berusaha ia telpon masih belum ada kabarnya, padahal hari ini sudah sangat larut malam.
Dimas memicingkan matanya karena silau dari sorot cahaya lampu mobil yang berhenti di depannya, tak lama keluar seorang wanita yang sedari tadi membuatnya khawatir. Seorang gadis yang kini sedang mengenakan dress cantik berwarna hitam. Iya, dia salsa. orang yang dari kemarin meneleponnya dan meminta bantuannya untuk malam ini.
Dimas dengan cepat menghampiri salsa yang sedang berusaha menurunkan kopernya dari bagasi mobil taxi online yang ia naiki.
"sal lo bener-bener bikin gue khawatir yah, kenapa sih gak mau gue jemput" semprot dimas kepada salsa dengan tangannya kini sedang membantu membawakan koper salsa untuk masuk ke dalam gedung kos-kosan.
Salsa tersenyum tipis ke arah dimas "sorry dim, gue bikin lo nunggu lama"
Salsa kemarin memang meminta tolong kepada dimas untuk membantunya mencarikan tempat tinggal, setelah ia menceritakan secara singkat apa yang ia alami. Dan dimas merekomendasikan gedung kos-kosan yang ia tinggali. Setelah kemarin ia langsung memberikan alamatnya kepada salsa. maka malam ini salsa datang sesuai dengan alamat yang dimas berikan padanya.
salsa terus mengikuti langkah dimas yang kini mengajaknya masuk ke dalam sebuah salah satu kos-kosan kosong tanpa penghuni.
"ini kamar kosan lo sal" ucap dimas. Salsa masuk kedalam kamar kosan tersebut, kosan tersebut cukup luas dengan satu ruangan untuk menerima tamu serta satu kamar tidur dan juga ada dapur serta kamar mandi didalamnya. Memang bukan termasuk sebuah tempat kosan elite tapi tampaknya sangat nyaman untuk salsa tinggali untuk beberapa waktu kedepan.
"sorry yah tempat kosan gue bukan kosan mewah, gue emang tinggal di kosan yang sederhana, maklum gue kan baru merantau dan harus hemat buat bayar kuliah S2 gue juga hehe" salsa kembali tersenyum menanggapi ucapan dimas.
"gak apa-apa gue cocok sama tempat kosannya, keliatannya nyaman. Makasih yah dim udah mau nolongin gue bahkan mau gue repotin tengah malem kayak gini"
Dimas menatap wajah salsa yang sembab, ia tahu kalau salsa pasti baru saja selesai menangis hebat. Ia sungguh penasaran dengan apa yang dialami temannya itu tadi, tapi ia juga sadar diri untuk tak menanyakan itu kepada salsa malam ini, ia akan membiarkan salsa untuk beristirahat, walaupun sebenarnya ia sangat penasaran.
"lo istirahat aja sal, tapi inget yah lo masih punya hutang cerita ke gue" salsa mengangguk dan tersenyum "iya dim, kalau gue udah siap gue bakal ceritain semuanya ke lo, sekali lagi gue makasih banget yah sama lo, gue gak tau gimana jadinya gue tanpa lo"
Dimas mengibaskan sebelah tangannya "alah lo kayak ke siapa aja, chill aja sal. Kalau perlu apa-apa jangan sungkan ngomong ke gue yah" salsa kembali menganggukan kepalanya. Setelahnya dimas keluar dari kamar kosan salsa dan menutup pintunya dengan rapat.
Saat salsa mendengar pintu kamarnya sudah tertutup dari luar. Perasaan sepi dan kosong langsung menyergapnya. Hatinya kembali sakit, matanya kembali memanas. Dan salsa sudah siap sisa malam ini akan ia lalui dengan masih penuh air mata.
*****
Melupakan orang yang menyakiti kita memang akan terasa sangat sulit apalagi bila orang itu juga berperan sebagai orang yang sangat dicintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...