Jove 20 | Ghost Hunters 1✓

JOVE 20 | Ghost hunters

[PETAKA SATU KAMPUNG - PART II]

•••

" Waahh ini--"

Jennie panik. Melihat banyak sekali sosoknya dan itu amat sangat menyeramkan dari hantu-hantu sebelumnya.

" Banyak sekali!!" Ucap Jennie.

Mata Rosie dan Jisoo terbuka. Mereka langsung di hadapkan oleh banyak sosok yang ramai sekali, membawa pasukan.

Rosie melangkah ke depan. Dia membelakangi tangan tanpa melepas samurai itu dari genggaman.

" Kalian kiriman!" Kata Rosie.

" Siapa yang mengirim kalian disini!?"

" Bukan urusanmu~ pergi sebelum kami mengambil nyawa kalian sebagai tumbal..."

" Jadi warga disini tumbal?"

" Ya!!! Makanan kami!!"

Rosie benar-benar tidak ada takutnya disaat dia di hadapkan oleh makhluk yang tak berbentuk lagi wujudnya. Benar-benar mengerikan sekali. Jisoo saja sampai menahan mual dan dia tahan-tahan.

" Pergilah!!"

" Bagaimana jika aku tidak mau?"

" Berarti kalian menghantarkan nyawa~"

" Ne. Aku menyerahkan diri."

" Arghhh~~!!" Nafas mereka terdengar lagi. Rosie merapal pelan untuk melindungi diri.

" Jisoo." Panggil Rosie membuat Jisoo mendekatinya.

" Bisa?" Tanya Rosie setelah dia bicara pelan.

" Ne." Angguknya yang berdiri di belakang Rosie dan mulai merapal sambil membuka buku kecil itu.

" Aku perintahkan untuk pergi sebelum kalian mendapatkan penghakiman Lucifer!" Kata Rosie.

" Kami tidak takut denganmu!!!"

Rosie terdiam. Dia melihat aura jahat itu merayap cepat di tanah mendekatinya.

" Yohitaru!!!!!" Teriak Rosie yang memukul kuat kekuatan itu hingga pecah dan hilang.

Iblis itu merapal bersama. Mereka mulai menyerang tanpa ampun.

" Ayo Jisoo!" Kata Rosie yang siap membuat Jisoo membacakan mantranya untuk mengeluarkan putri Gong dari tubuhnya.

Rosie meletakkan ujung samurai itu di depan bersandar di tanah. Dia nunduk, mata terpejam sambil merapal.

Kekuatan jahat itu datang mendekat. Lim bahkan termundur takut hingga Jennie menoleh ke arahnya.

" Jangan melewatkan garisnya!!" Teriak Jennie hingga Kai menoleh ke arah Lim dan dia lari menangkap pria itu yang ingin melangkah mundur melewati garis lindung.

" Jangan bodoh!" Marah Kai.

" Aku takut!"

" Merepotkan sekali!!" Ucap Kai yang mendorong Lim untuk di berdiri di tengah mereka tanpa lengan kabur dari sana.