Bulan sudah berganti baju dengan cargo hitam dan hoodie hijau tosca, tas yang ditenggerkan disebelah bahunya Bulan melipir ke kantin terlebih dahulu untuk mengisi perutnya.
Helaan nafas terdengar diikuti tas yang ditaruh diatas meja, Bulan menyandarkan badannya seraya menatap langit-langit kantin. Pikirannya berkecamuk dipenuhi berbagai macam pertanyaan untuk beberapa orang termasuk Jefran.
Saat atensinya beralih ke bangku depan, dirinya begitu terkesiap bukan main mendapati jarak 3 bangku didepannya terdapat seorang mahasiswa tengah membelakanginya menyantap makan siangnya.
Bukan perihal siapa mahasiswa itu, melainkan postur tubuhnya dan gaya rambutnya dari belakang begitu persis seperti Jefran.
Dadanya seketika terasa sesak dan seolah-olah seluruh tenaga yang ia punya hilang begitu saja menatap mahasiswa asing didepan sana.
"Je-jefran?? Panjang umur banget gue omongin"
Bulan bergumam pelan dan hendak bangkit menghampiri mahasiswa itu namun ia urungkan saat ada satu teman lainnya menghampiri mahasiswa tersebut.
"Fian, lu dicari-cari jirr ternyata disini"
Lagi-lagi Bulan terkesiap mendengar nama mahasiswa tersebut saat diucapkan oleh temannya. Terdapat rasa sedih, kecewa, dan rindu dalam sorot matanya.
Irisnya menatap lekat sekaligus sendu mahasiswa bernama Fian didepan sana, Bulan terus menyangkal bahwa itu bukan Fian melainkan Jefran. Padahal sudah jelas bentuk muka dan tinggi badannya sangatlah jauh berbeda.
Sedangkan disisi lain seorang laki-laki keluar dari sebuah kantor dengan senyumannya yang mengembang dan tak lupa beberapa lembar kertas dokumen ia genggam.
"Ruto!! Hukuman Hyung ditiadakan!!"
Yap, dia adalah Jefran dan hari ini jendral Jefran mentiadakan hukamannya yang tersisa 1 tahun lagi, ia kemari ditemani oleh Ruto seorang.
"Woah!! Hyung!!! Congrats!! Gue ikut seneng dengernya"
Ruto membalas pelukan Jefran dan juga tos kepalan ala laki-laki kemudian mengambil alih dokumen yang Jefran bawa dimana disitu tertera nama Jefran dibebaskan dari hukuman.
Namun senyum Ruto memudar ketika membaca kalimat terakhir, dimana disitu menyebutkan jabatan polisi Jefran juga dilepaskan atas permintaan Jefran sendiri.
"Hyung, why?? Kenapa lo lepasin jabatan lo?? Padahal lo udah mau dapet bintang 3!" Sergah Ruto tak terima
"Nevermind, at least i have my own company in here so i can bring my girl stay with me in Korea"
Jefran mengatakannya begitu santai sambil mengangkat bahunya acuh, sedangkan Ruto terdengar mengerang kecil.
"Really?? Se santai itu hyung ngomong?? Terus hyung ikut polisi itu karena apa??"
"Ajakan bang Geva, ya gue ngikut lah sekalian nambah pengalaman dan bukan berdasar niat gue"
Ruto yang mendengar penjelasan Jefran mengacak-acak rambutnya frustasi, semua orang bersusah payah untuk menjadi abdi negara apalagi meraih bintang 3.
Sedangkan Jefran yang dimudahkan dari awal bahkan seharusnya lusa adalah hari dimana Jefran mendapatkan bintang ketiganya harus kandas karena Jefran berhenti menjadi polisi.
"Yaudah ini jalan hidup hyung jadi gue gabisa ngatur, gue doain semoga lancar terus dan hubungan lo sama Bulan langgeng sampe maut misahin"
Ruto mendekat sambil memegang bahu kiri Jefran sambil menepuknya pelan beberapa kali.
"Makasih doanya, gue udah pesen tiket jadi bentar lagi gue ke Indonesia jenguk keluarga gue baru nunggu kelulusan Bulan buat surprise"
Ruto terbelalak mendengar rencana Jefran yang sudah terencana secara matang.
"Dadakan banget, hyung"
"Lagian gue udh gak kuat nahan rindu, gue anaknya gabisa LDR tapi takdir yang nyuruh gue gini, yaudah ya lancar sama cewe lu sampe akhir hayat ya? Gue pamit, nanti gue kabarin pas mau kesini ya"
Kini gantian Jefran yang memegang sebelah pundak Jefran dan menepuknya beberapa kali dan mengambil beberapa kertas miliknya ditangan Ruto dan melengos begitu saja.
Pandangan Ruto mengikuti Jefran yang mulai menjauh dari kantor bahkan badannya ikut memutar, pandangannya belum lepas sama sekali meskipun Jefran sudah tak terlihat lagi.
Helaan nafas panjang terdengar diikuti uap panjang keluar dari mulutnya.
"Goodluck my hyung"
⋆★ ✿ ★ ⋆
Setelah memakan waktu yang sangat panjang untuk mengudara, kini Jefran kembali menghirup udara tanah ia dibesarkan. Tidak ada yang menjemputnya beda seperti sebelumnya, karena Jefran sengaja dadakan.
"Finally i'm home"
Jefran menyeret koper dan diatasnya terdapat tas ransel miliknya, berjalan meninggalkan bandara dan bergegas menuju rumah orangtuanya.
"Jejef!!!"
Sang Bunda memekik shock sampai menangis sesegukan melihat kepulangan Jefran yang sangat mendadak, seolah tak percaya anaknya didepan mata jadi Bunda memeluk anaknya sangat erat.
"Yaallah nak! Kenapa gak ngabarin?? Kan bisa sama Bunda dijemput loh!!"
"Hehe sengaja Bun, mau kejutan apalagi sama mantu Bunda"
"Bulan ya??? Kasih dia kejutan terus ajak kesini ya, Bunda udah kangen banget"
Jefran memeluk Bunda dari samping diikuti sang ayah yang ikut bergabung memeluk istri dan anak tunggalnya.
Jadi selama waktu tersisa sebelum Bulan kelulusan, Jefran menemani sang Bunda berdagang nasi lauk pauk disebuah warteg tak jauh dari tempat tinggalnya.
Bahkan Jefran sengaja tidak menghubungi Bulan dan yang lainnya, karena Jefran sangat ingin melihat reaksi mereka seperti apa melihat kepulangannya ke Indonesia dengan banyak perubahan.
Hayoo udah klik bintang belum? Klik dulu ya sebelum pergi^^
*Pov : Jefran baru sampe di bandara
KAMU SEDANG MEMBACA
My Intel Boy [END]
Romance[End] "Rahasiain apa yang lo lihat atau jadi pacar gue sekarang?" -Jefran Start : 4 Januari 2024 Finish : 19 Maret 2024