Misteri Sandal Old Earl

58 3 2
                                    

Senin, 11 Maret 2024. Pukul 19.45

MALAM ini tarawih pertama dijalani dengan khidmat oleh seluruh penduduk istana cerita. Gema suaraku membacakan surah Al-fatihah diikuti seruan aamiin oleh makmum mengiringi indahnya pembukaan bulan Ramadan. Tidak seperti keseharianku mengimami shalat lima waktu, satu bulan ini aku akan mengimami tarawih dimana hampir seluruh penduduk istana ikut beribadah di Masjid Al-Qamar. Aku senang menjalaninya. Nama masjid ini terinspirasi dari nama negara asal sahabatku Sinbad: Fullmoon Kingdom, yang berarti bulan lagi kenyang. Full=kenyang, moon=bulan.

Para jemaah menjawab salam penutupku dan segera membubarkan diri usai saling bersalaman setelah aku menutup ceramahku. Selagi turun dari mimbar aku teringat stok kue cubitku yang sudah habis. Maka, dapur adalah tujuanku sekarang.

"Ustad Old-Earl!"

Aku menoleh ke sumber suara. Itu Kahir, pemuda saleh dan tampan juga murid kesayanganku.
"Stad, aku sudah selesai menyusun jadwal pemimpin tadarus untuk satu bulan ini". Kahir menyodorkan selembar kertas padaku.

"Hanya bertiga? Bukankah sudah kuanjurkan untuk merekrut lebih banyak anggota untuk ini?"

"Sudah kulakukan stad. Hanya mereka berdua yang mendaftar."

Aku menghela nafas melihat satu nama lain selain Kahir disana. Okelah jika Laurence. Ramadan tahun lalu dia pernah mengajukan diri untuk memimpin tadarus dan mengajar anak anak di pesantren kilat juga. Kemampuannya tidak diragukan lagi alias top markotop. Tapi Apollo?

"Baiklah, aku setujui. Semoga anak baru itu tidak merepotkanmu Kahir. Meskipun bukan jadwalmu tolong tetap awasi dia ketika dia bertugas ya. Aku harus pergi ke dapur sekarang, ada urusan super penting top tier high class yang harus kuatasi, kekeke"

Aku mengembalikan kertas itu pada Kahir dan beranjak keluar menuju sandalku. Meskipun ini malam istimewa dimana dimulainya hari ketika pahala kita dalam mode double encounter, aku merasakan perasaan aneh. Dan benar saja, sandalku tidak ada pada tempatnya! Aku panik, mencari kesana kemari, mengitari masjid, ke kamar mandi, mengecek got, membongkar karpet, membuka gorden, namun nihil. Tak ada dimanapun. Lutut kecilku lemas, yang membuatku akhirnya malah menggelinding karena kakiku tidak kuat menahan perutku yang besar dan bundar. Gelindinganku menabrak sebuah pintu ruangan yang tak jauh dari masjid. BRAKK!

"Siapa disana?!"

Terdengar seruan dari dalam ruangan. Itu suara Louis. Pintu pun terbuka.

"Old-Earl?! Kenapa kau terduduk seperti itu?" ia memperhatikanku yang sangat kacau.

"Kau menggelinding lagi? sini biar kubantu kau berdiri."

Louis mengajakku ke dalam ruangan. Di dalam ruangan itu dia tidak sendiri, melainkan ada Sinbad dan Davis. Namun yang membuatku takjub adalah, ruangan ini dari luar terlihat seperti gubuk, tetapi dalamnya sangat mewah setara dengan ruangan utama istana. Apa yang sedang dilakukan oleh triangle petinggi istana cerita disini? Aku pun menceritakan masalahnya kepada mereka.

"Oalah, sandalmu hilang? Santai saja sahabat nanti akan kubelikan yang baru, kekeke" ujar Sinbad terkekeh.

"Tidak, tidak. Ini tidak sesederhana itu. Aku tidak ingin menceritakannya, tetapi tanpa sandal itu.." Ketiganya memperhatikanku.

"Aku tidak bisa lagi menjadi imam besar di Masjid Al-Qamar."

Senin, 11 Maret 2024. Pukul 22.10

"Apa kaitannya sandalmu yang hilang dan kau yang tidak bisa lagi menjadi imam besar, Old-Earl?" tanya Davis mengerutkan dahinya. Louis terlihat bingung, sementara Sinbad memasang ekspresi serius. Sejauh ini hanya Sinbad yang tau rahasiaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Sandal Old EarlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang