Pernikahan Berdarah - Chapter 2

57 1 0
                                    

Cold Prince's POV

[Satu hari yang lalu.]

Ide gila untuk menguasai pemerintahan San Myshuno baru muncul kurang dari satu bulan yang lalu, dan aku sudah mulai merasakan penyesalannya—rasanya pahit.

"San Myshuno punya aturan yang berbeda dalam pemilihan Gubernur. Tidak seperti di Provinsi lain yang melakukan penetapan Gubernur melalui keputusan Parlemen—di San Myshuno, Gubernur harus dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Tugasmu bukan hanya harus merebut hati rekan sesama parlemen, tapi juga seluruh rakyat San Myshuno. Apa kau melupakan hal itu, Azrael?"

Aku tahu menjadi pemimpin sebuah Provinsi akan lebih merepotkan daripada hanya menyelipkan sedikit recehan agar bisa duduk di kursi Parlemen. Yang tidak kusadari adalah kerepotannya akan menggigit bokongku seperti ini: kampanye dan omong kosong lainnya.

Tapi jika aku ingin kedudukan yang lebih tinggi dari pada hanya sekedar mendengarkan gossip siapa anggota Parlemen yang menggelapkan kas pemerintah paling banyak, aku harus melakukan ini.

Aku harus memimpin. Aku perlu kekuasaan untuk mencapai tujuanku.

"Tentu saja aku tidak lupa. Aku tidak bodoh, Mickey." Jika lawan bicaraku bukan seseorang yang penting, tidak mungkin kubiarkan dia menghinaku dan tetap hidup, "Cukup basa-basi dan mari bahas hal yang penting. Jadi, apa saran darimu untuk menghadapi kegagalan ini?"

Walikota Breezenia—kota dengan penduduk terbanyak di bagian barat San Myshuno—secara lembut menyampaikan keterberatan warga terhadap kedatangan orang-orangku untuk memasang pamflet kampanye di alun-alun kota. Katanya, mereka menyimpan spot terbaik untuk kandidat Gubernur lain yang berasal dari kota itu: Andrew Sanderson.

Aku tidak berkomentar. Karena itu adalah alasan yang masuk akal.

Lalu kemarin, aku mendapatkan kabar menggelikan: Walikota Windenburg—Ibukota San Myshuno, kota tempat aku tinggal—memberikan penolakan yang mirip orang-orang suruhanku hendak memasang pamflet di alun-alun ibu kota. Kali ini mereka bilang, Andrew Sanderson adalah sosok penting di sini, karena dia telah membantu pembangunan bla bla bla—aku hampir muntah mendengar sisanya.

"Aku punya solusi yang kemungkinan besar tidak kau suka." Michael Damien Pereira—Manajer kampanye yang juga merupakan tangan kananku, yang juga merupakan adik kandungku—tersenyum nanar, "Kau harus lebih merakyat, Az."

Merakyat, katanya?

"Maksudmu kau ingin aku berkampanye dengan turun menyapa rakyat jelata seperti yang dilakukan kandidat lain?" Sekarang aku benar-benar ingin muntah. "Kau tidak mengenalku dengan baik jika berpikir aku mau mengotori harga diriku seperti itu, Mickey."

Membayangkan harus berjabat tangan dengan tangan-tangan kotor itu membuat buluku merinding.

"Kampanye seperti itu mungkin bekerja untuk kandidat lain—tapi kau?" Michael menatapku dari atas ke bawah dengan tatapan ngeri, "Kau perlu usaha lebih dari pada hanya menyapa rakyat miskin."

"Perjelas ucapanmu, Mickey." Aku berusaha mengontrol amarah yang mulai membuncah.

"Kau perlu sosok istri, Az."

Aku terbatuk dan tersedak, bahkan ketika aku tidak sedang mengonsumsi apa-apa.

Di detik itu juga aku hampir memecat adikku sendiri dari posisi Manajer kampanye, karena sekonyol itu kedengarannya.

Tapi jika bukan Michael, pasti orang lain akan jauh lebih buruk. Karena sejauh aku mengenal adikku, aku belum pernah bertemu seseorang yang punya otak sejenius dirinya.

"Kau sudah gila." Kataku, sangat serius. Karena jenius dan gila memang bedanya tipis sekali. "Aku tidak menugaskanmu sebagai Manajer kampanye untukmu memberiku pidato tentang status kelajanganku. Punya istri atau tidak punya istri, sama sekali tidak ada kaitannya dengan menjadi Gubernur. Justru faktanya, San Myshuno pernah punya Gubernur yang tidak memiliki istri. Jika kau sungguh akan melebeli dirimu dengan julukan 'the jenius Pereira', kau harusnya tahu tentang hal ini."

MARRIED TO A JERK [Harry Style]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang