“Pagi sayang.” Sapa Dimas setelah melihat kekasihnya yang baru saja keluar dari rumah dengan pakaian yang sudah rapi.
“Pagi, maaf bikin kamu nunggu lama.” sahut Salma dengan senyumnya.
“Engga lama, aku baru aja datang. Yaudah, yuk jalan.” Dimas membukakan pintu mobil untuk gadis itu. Dan berputar untuk membuka pintu untuk dirinya.
“Kamu mau makan apa? Kita sarapan dulu ya, nanti maag kamu kambuh.” ujar Dimas.
Salma mengetukkan jari di dagunya. “Emm ..., beli bubur ayam aja deh, di tempat biasa.”
Dimas mengangguk. “Siap nonaa ...” ucapnya dengan senyum.
———————
Setelah menghabiskan waktu sebentar untuk sarapan bubur di warung pinggir jalan, tidak lama mereka sampai di gedung kantor tempat Salma bekerja.
Salma memeluk singkat kekasihnya,“Aku duluan, kamu hati-hati bawa mobilnya. Makasih ya udah anterin.”
Dimas juga membalas pelukan itu dan mengelus puncuk kepala gadis yang berbalut hijab.“Sama-sama, kamu jangan telat makan, aku pamit ya. Soalnya bentar lagi ada meeting.” ujar Dimas.
“dadah ... ” Salma melambaikan tangan, sebelum berjalan menuju gedung kantornya.
Setelah di lihat Salma masuk ke dalam gedung kantor, barulah Dimas melajukan mobilnya untuk segera berangkat ke kantornya yang lumayan cukup jauh dari kantor Salma. Dimas dan Salma memang berbeda tempat kerja, begitu pula dengan Rony dan Rere.
***
Saat Salma menunggu di depan lift, tiba-tiba pintu lift terbuka dan di dalamnya ternyata ada seorang pria tampan dengan rahang yang tegas. Keduanya saling memandang sejenak sebelum Salma memutuskan untuk mengalihkan pandangannya. Tanpa ragu, ia masuk ke dalam lift yang hanya diisi oleh mereka berdua.
Suasana hening semakin membuat jantung keduanya berdetak dengan cepat.
“... pagi Sal, tumben lo udah ada di kantor, udah sarapan?” tanya Rony basa basi untuk menghilangkan keheningan di antara mereka.
“Pagi Ron, soalnya Dimas pagi ini ada meeting, jadi dia sengaja lebih cepat buat jemput gue. Gue udah sarapan, bareng Dimas.” balas Salma berusaha biasa saja.
Setelah dua bulan lebih bekerja di kantor, dan setelah beberapa tahun putus, ternyata tidak membuat kecanggungan mereka hilang.
“Ooh ...” ucap Rony sekenanya kemudian menganggukkan kepalanya pelan.
Gue juga pengen selalu bisa antar jemput dan nemenin lu sarapan, batin Rony
*ting
Pintu Lift terbuka, menampilkan ruang kerja mereka. Salma dan Rony melangkahkan kakinya menuju meja kerja masing-masing.
“wedeeeh ... datangnya barengan nih, dianterin Rony lu Mak?” sahut Paul yang baru saja melihat kedua sahabatnya datang bersamaan.
“Apaan sih powl! ya kali gua bareng Rony orang dia pasti nganterin Rere.” Jawab Salma memasang wajah betenya, kemudian mendudukkan dirinya di kursi kerjanya. Sahabatnya itu selalu saja menggodanya dengan Rony, ya ... mungkin karena Paul mengetahui rahasia hatinya.
“oh iya ya bhahaha ...” Paul tertawa.
“Gua tau lu berdua masih saling cinta, kenapa ga coba jalanin lagi aja sih sal, Ron.” Ujar Paul.
“So tau!” Seru Salma dan Rony dengan kompak.
“wiih mamih babeh aku makin kompak!” Seru Nabila bertepuk tangan kegirangan.
“kan nab makin cocok dah mereka Hahah ...”
“Tau ah lu powl ngeselin banget pagi-pagi, mending lu diem sebelum ayam lu gua potong!” seru Salma kesal.
“Jangan dong makk, gua cuma bercanda aja tadi hehe,” Paul lalu kembali fokus ke mesin komputernya.
“tapi kalau suka bilang aja kak, jangan ditutup tutupin.” sahut Nabila.
“Nah iya tuh nab, kamu bener banget.” timpal Paul yang mendapat pelototan dari meja seberangnya.
“naab, udah ya ... Mending fokus kerjanya aja.” ujar Rony berusaha menyudahi pembahasan yang tidak jelas ini.
Nabila menghembuskan nafasnya,
Dan kembali fokus menatap ke komputernya.________
“Sal, ga ke kantin? Ini udah jam makan siang.” tanya Rony yang sedari tadi memperhatikan Salma.
Entah apa, Rony mencoba memberanikan diri untuk kembali mendekati gadis itu, mungkin rindu. Karena sudah cukup lama ia dan Salma hampir tidak berinteraksi. Setelah ia memutuskan hubungan, dan sekarang, ia sangat bersyukur, karena ternyata mereka satu tempat kerja. Membuat kesempatan untuk ia kembali mendekati gadis itu. Ya..., Walaupun kecanggungan dan rasa bersalah itu masih ada.
“kerjaan gue masih numpuk Ron, kalo mau istirahat duluan aja nanti gue nyusul kalian.” Jawab Salma yang masih fokus dengan kerjaannya. Sebenarnya pekerjaannya sudah selesai, namun ia hanya berpura-pura. Agar ia menyelamatkan hatinya dari pria di sebelahnya, ia terus mencoba menghilangkan Rony dari hatinya dengan mencoba mengurangi interaksinya dengan pria itu.
“Sal ... nanti aja ya ngerjainnya, masih bisa nanti kok.” Tutur Rony dengan lembut.
“Lu harus istirahat, nanti kalau lapar malah ga fokus kerjanya.” Ujar Rony kemudian mematikan komputer Salma. Sebuah tindakan tidak sopan, tapi bagaimana lagi, ia khawatir. Karena gadis itu memiliki riwayat sakit maag.
“RONN!! gua bilang nanti aja! gua bisa nyusul nanti.” ucap Salma geram dengan Rony yang mematikan layar komputernya begitu saja.
“Ya udahh, iya maaf ... gue juga ga bisa maksa, gue cuma takut maag lu kambuh.” ujar Rony
“iya iyaaa, ini gua ke kantin kok, yaudah ayokk.” Salma menarik lengan Rony untuk keluar.
Rony yang lengannya ditarik tersenyum tengil, tapi jantungnya ... berdegup lagi.
_____
Hari sudah sore semua orang yang bekerja dikantor bersiap untuk pulang.
“Gua duluan ya Sal, lu diantar Dimas kan? Kalo engga, gua tungguin. Biar nanti pulangnya gua anter.” Ujar Rony yang sedang membereskan berkas-berkas di mejanya.
“iya– yaudah duluan aja nanti Dimas jemput gue kok.” ucap Salma yang hampir selesai dari kerjaannya.
“Oke deh, gua duluan ya ... oh iya, hati-hati sal, katanya di ruangan ini banyak penunggunya hahhah ... ” setelah mengatakan itu Rony langsung berlari keluar, dia takut kena pukulan dari gadis itu karna sudah berhasil menjahilinya, ya ... Padahal sebenarnya juga ia rindu mendapat pukulan dari gadis itu.
“Ishh RONYYYY KURANG AJAR LU YA!!” teriak Salma yang berdiri ingin mengejar Rony.
“Dasar bocah tengil ngeselin!”
✨Happy Reading ✨
Jangan lupa vote dan komen ya💖
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih di Hati
ФанфикCinta itu harus diperjuangkan. Meski sekalipun terlihat sangat mustahil untuk bersama. Namun, sebuah perjuangan tidak akan berakhir sia-sia.