18.

1.6K 182 7
                                    


..


Di jalur stasiun gerbang kota Marion, dekat akademi Mave menempuh pengetahuan, Dia berdiri bersandar pada tembok. Waktunya libur musim dingin yang berdurasi selama 7 hari membuat Mavery sama sekali tak membawa barang dari akademi, kecuali satu tas selempang berisi kelereng yang Ia temui di taman belakang akademi.

Ketika suara dering kereta sudah menyentuh indra pendengarnya. Mavery menghela nafas lega. Akhirnya dia bisa berhenti cosplay menjadi kipas tempel.

Pintu gerbong di buka. "Silahkan Pangeran."

Kaki Mavery melangkah dan naik, segera duduk di bangku yang terasa empuk. Kepalanya bersandar dan matanya mengamati jalanan kota yang sedikit sepi. Mungkin karna salju sudah mulai turun, jadi semua penduduk lebih memilih tinggal di dalam rumah.

"Pangeran, silahkan tidur saja jika merasa lelah." Nasihat pelayannya tidak di hiraukan Mavey, dia tetap berada di posisinya, mata berkilaunya sedikit menyipit saat melihat beberapa anak kecil yang tak memakai baju yang layak di musim dingin.

Membawa kantung kain dan menengadahkannya ke atas. Hingga jarak kedua kelompok itu makin dekat, Mavey berujar pada pelayan untuk berhenti sebentar, meski mendapat sediki pertanyaan, Mavey memaksa mereka untuk segera berhenti.

"Apa yang kalian lakukan di luar, saat cuaca sedang amat dingin?" Mavey bertanya segera, sesaat setelah membuka kaca jendela.

Para Anak-anak yang terkejut mundur selangkah, tahu bahwa yang bertanya pada mereka adalah seorang bangsawan, mereka ketakutan.

"Kenapa kalian diam saja?" Mavey sebegitu penasaran, hingga tidak tahu macam apa raut muka yang di keluarkan, itu menegangkan lebih menakutkan bagi para anak-anak di depannya itu.

"Pangeran, sepertinya mereka ketakutan." Kedua alis Mavey bertaut. Tidak paham mengapa para anak-anak itu ketakutan.

"Sepertinya bukan waktunya kita untuk menyapa Pangeran, baiknya kita segera kembali." Avey meliriknya sebal. Lalu berujar dengan pelan.

"Mang napa si? Sombong amat."

Pada akhirnya Mavey menutup kaca jendela. Namun pergerakan lainnya membuat para pelayan kalang kabut karna sang Pangeran malah keluar dari kereta.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Mavey tak kunjung mendapatkan jawaban. Dengan salah satu dari mereka yang mencuri pandang ke arah atas. Mavey segera berbalik dan mendongak.

Menangkap basah pria tua yang tengah memelototi mereka. Kini terkejut karna ketahuan. Mavey memiringkan kepalanya.

"Tangkap pria itu." Perintah sesaat setelah para pengawal menoleh padanya. Hingga perintahnya tak bisa di tolak. Jadi tidak ada gerakan lain selain menurut.

Dengan begitu, saat pelayannya pergi, Mavey berbalik badan. Bau badan yang berasal dari para anak kecil itu tanpa sadar ia endus-endus. Lalu menahan nafasnya. "Bau banget, bisa nih jadi obat bius."

"Jujur saja. Kalian ini malas mandi ya?" Mavey bertanya dengan usahanya tak terlihat menuding.

Namun respon yang di berikan oleh para anak kecil itu membuatnya mengernyit heran. Seolah-olah mereka tak paham apa yang baru saja Ia bicarakan. "Mereka budek apa ya?" Pikirnya.

Karna bagaimanapun. Mereka malah berdengung, malah mengulangi perkataannya dengan bingung.

"Kita tidak boleh mandi."

Bloviate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang