XXXVII. Saling Menyakiti

4.8K 382 155
                                    

Aku membiarkanmu pergi bukan karena perasaanku juga ikut pergi.
Melainkan masing-masing dari kita harus berhenti saling menyakiti.

🎵 Kepada Hati - Cakra khan 🎵

*****

Prash mengetuk pintu rumah Karin dengan cukup keras. Setelah ia pulang dari apartemen Ronald ia langsung menuju ke rumah Karin untuk menanyai gadis itu. Tak lama pintu yang ada dihadapannya terbuka dan ternyata Karin lah langsung yang membuka pintu.

Terlihat raut wajah kaget karin saat melihat prash yang berada di balik pintu rumahnya. Dengan cepat Karin berusaha menutup kembali pintunya, namun prash lebih cepat menahan pintu dan mendorongnya dengan kuat, membuat Karin ikut terdorong dan memundurkan langkahnya beberapa langkah.

"kenapa ngehindar ?" Tanya prash setelah ia berhasil memasuki rumah Karin.

"gue capek" balas Karin tanpa menoleh ke arah prash.

"bukan karena ngerasa punya salah ?" Tanya lagi prash dengan sarkas

"gue gak ngerti maksud lo"

"udah lah Karin gak usah pura-pura gak ngerti, gue gak mau banyak basa-basi sama lo. Lo jelas ngehindar karena lo udah bikin masalah"

Karin terdiam, ia masih enggan menatap ke arah prash.

"to the point aja, gue tanya sama lo, ronald bener nidurin lo ?"

"iya" jawabnya cepat

"liat sini lo!" bentak prash. Dengan enggan Karin menatap ke arah prash, dan menatap mata pria itu yang terlihat sedang menahan amarah.

Prash menatap mata Karin cukup lama "lo bohong!"

"terserah lo mau percaya atau engga, gue gak peduli"

"gue kenal lo udah lama banget, dan gue tau saat lo lagi bohong atau engga"

Karin kembali terdiam

"Motif lo apa sih karin ngelakuin ini ? Mau ngehancurin rumah tangga orang ?"

Karin menatap ke arah prash dengan pandangan marah "mereka aja gak peduli saat perasaan dan mental gue yang hancur"

"Lo sendiri yang ngehancurin mental lo, harusnya lo sadar dari awal ronald emang gak akan pernah naro perasaan lebih buat lo, kenapa lo tetep maksain perasaan lo itu ?"

"Kenapa gak bisa ? Kenapa salsa bisa, gue gak bisa ? Kenapa harus salsa kenapa bukan gue ?" Kini mata karin memerah menahan air matannya.

"Dari kecil ronald selalu ngeutamain si salsa, dari kita kecil ronald selalu muji salsa, dan dari kita kecil ronald selalu deket-deket sama salsa, apa kurangnya gue ? Apa prash coba jelasin ?!" Karin berteriak di depan prash.

Prash membuang nafasnya kasar "Lo itu tau dari awal, dari kita kecil ronald cuman suka sama salsa, mau gimana pun perasaannya dari awal cuman buat salsa. Dan harusnya lo bersyukur dengan hidup lo yang sekarang karin, lo masih punya orang tua yang lengkap, keluarga yang sayang sama lo, lo punya banyak temen, sedangkan salsa ? Dia cuman punya ronald. Dan sampe hati lo mau ngambil milik dia satu-satunya itu ? Emang salsa punya salah apa sama lo sampe lo tega ngehancurin perasaan dan rumah tangga dia ?"

Karin terdiam dan kini ia mulai terisak.

"Kalian semua temen gue, gue gak mau ngeliat kalian hancur kayak gini. Tolong karin biarin mereka ngejalanin hidup mereka berdua dengan bahagia. Kalo lo emang bener-bener sayang sama ronald dengan tulus, harusnya lo bisa ikhlas ngebiarin dia bahagia dengan pilihannya. Lo ga kasian liat ronald yang sekarang ? Dia kesiksa karin. Dia kesakitan karena ulah lo itu"

The Healer - [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang