3

1.7K 75 3
                                    

Hari libur, Rony memanfaatkannya untuk mengisi energi dengan bermalas-malasan dan rebahan di rumah. Orang tuanya sedang menjenguk keluarga kakak laki-lakinya, dan adik perempuannya yang sedang pergi bersama teman-temannya. Ya, tinggallah Rony sendiri di rumahnya.

*tok tok tok

Seseorang mengetok lalu menggedor-gedor pintu rumahnya

"RONNY! WOY RONY BUKAIN PINTUNYA CEPET!!"

Teriak seseorang yang sangat dia hafal siapa lagi manusia yang seenaknya teriak-teriak dan gedar gedor pintu kalo bukan sahabatnya itu.

Rony berdecak kesal kemudian mengambil handuk dan melilitkannya kepinggang untuk menutupi tubuh bagian bawahnya, dengan rambut yang masih basah dan ber tetesan. Rony keluar dari kamar mandinya dan pergi ke bawah.

"WOYY RON BUKA WOY!" teriak Paul yang sudah tidak sabar mengajak Rony untuk keluar

Rony membuka pintunya, "Sabar elah Cok, gua baru selesai mandi belum juga ganti baju, lu ga liat?" Sewot Rony

"Lu udah berapa taun ke rumah gue tapi masih lupa kalau di rumah gue ada bel?" Imbuhnya merasa geram

Paul hanya menyengir seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali.

"Ga ada sopan santun sama sekali lu teriak-teriak, untung cuma ada gua dirumah"

"Heheh sorry Ron, gue gabutt Ron pengen ngajakin lu keluar, kita ke kafe yok Ron" ajak Paul

Ia masuk lalu duduk di sofa ruang tamu.

"Gua mager keluar powl, hari libur gini mending dirumah aja sambil main PS,"

"dih Ron ga asik, sekali-kali lah keluar ga bosen apa dirumah mulu?.. .sekalian deh lu ajakin, pacar lu itu gua gpp kok jadi nyamuk asal lo keluar dari rumah." Ujar Paul yang masih kekeh ingin mengajak Rony keluar.

"Ckk, tetep ga mau gue ... kalo ada Salma baru gue ikut ..." ucapnya lirih tapi masih bisa didengar oleh Paul.

"Ya elah Ron, Ron ..., udahlah lupain aja. Lu juga kan yang ninggalin dia waktu itu? Udahlah Ron biarin aja dia sama si Dimas, ga kasian apa juga sama cewek lu??" ucap Paul yang sudah tau tentang perasaan sahabatnya itu

"menurut Lo kalo gua putusin Rere lagi gimana powl?" tanya Rony

"Yakin nih lo bakal mutusin? WHAHAHAH gua ga yakin sih lu beneran bisa mutusin dia, secara lu cemen! gampang banget dibikin luluh sama tu cewek." Sindir Paul

Rony menganggukkan kepalanya
"Lu bener sih, gua juga heran sama diri gua sendiri powl, gua ga bisa lepasin Rere tapi gua sayang dan nyaman dengan Salma, perasaan gua ke dia ga pernah bisa hilang." ujar Rony, lalu menutup wajahnya dengan bantal sofa.

Sungguh terlihat seperti anak muda yang sering galau tentang percintaan

"Gua kasian juga sih sama lu Ron, gua bisa rasain kok rasa cinta lu ke Salma, tapi Ron lu ngga lupa kan? Selain adanya Rere lu juga beda agama sama Salma? Dia juga masih sama Dimas, lu yakin bakal bisa bersatu sama dia? Keknya mustahil." ujar Paul

"Di dunia ini ga ada yang mustahil Paul, kalau tuhan berkehendak ya manusia bisa apa? Lu lupa lu juga sama Nabila beda?"

Paul mendengus lalu mengangguk setuju, apa yang di ucapkan sahabatnya itu ada benarnya, kalau tuhan berkehendak manusia bisa apa? Selain mengikuti alur yang sudah disiapkan oleh semesta.

"gua ga bisa bantu banyak ya Ron, gua dukung apapun yang selalu jadi pilihan lo, gua cuma bisa berdoa aja buat lo Ron" ucap Paul sambil menepuk pundak Rony

"Thanks powl, lo udah jadi bestie gua bet dahh, tapi Paul..." Tanya Rony wajahnya kembali murung memikirkan sesuatu

"Apa Ron? Lo takut kalo perasaan lo bakal bertepuk sebelah tangan?" Tanya Paul tepat sasaran

"Ya itu tau, gua rasa juga dia cinta banget sama Dimas, masih ada ga ya ruang kosong dihati dia buat gue?" Tanya Rony, kini badannya ia tegakkan

Paul terkekeh, tidak tau sajaa Rony kalo Paul juga pernah ditanyakan hal yang sama dengan sahabatnya yang satunya

"ya lo usaha aja dapetin hati dia lagi, tapi perasaan Rere gimana? apa Rere ga sakit hati kalau dia tau Lo mau mutusin dia karena Salma? Yang adalah temen dia sendiri?" pertanyaan dari Paul membuat Rony bungkam.

Paul berlalu menuju kulkas yang tidak jauh dari ruang tamu, memikirkan kisah percintaan sahabatnya yang sungguh rumit ini membuatnya sangat haus.

"Ya itu sudah pasti sih Powl, tapi gua ga tega Paul buat ngelepasin dia, dia selalu support gue, ga mungkin gue ninggalin dia gitu aja" ujar Rony

"Tau dah Ron, mikirin tentang gua sendiri aja pusing, apalagi mikirin kisah lo, mending keluar beneran deh Ron, kelamaan dalam rumah makanya mikirin itu mulu" ajak Paul menarik tangan Rony untuk keluar, jujur saja ia sudah muak mendengar keluhan yang itu lagi, itu lagi.

"Iya iya ah, emang mau kemana coba?" Tanya Rony, ia memasangkan jaket Levis lalu mengunci pintu rumahnya

"Futsal." jawab Paul singkat

Mata Rony seketika melotot, "HAH!! GA POWL APAAN LU, dadakan bangett dah mana gua ga bawa baju sama sepatu"

"Ayolah Ron, futsal bikin sehat sama ngurangin stress, soal baju atau sepatu gampang." ucap Paul

"Ga, apa-apaan lu!"

"Ron" ujar Paul dengan wajah memelas, akhirnya Rony menuruti kemauan Paul dengan terpaksa

***

Setelah selesai berolahraga mereka memutuskan untuk pulang, membersihkan badan yang sudah berbau keringat dan terasa lengket

kini Rony sedang bersantai dengan menonton televisi

*Ting

Notif pesan masuk, tertera nama Rere di handphonenya.

Dibukanya chat itu, Rere mengajaknya keluar untuk berkumpul kerumah pasangan suami istri yang sering jadi tempat berkumpulnya dengan teman-temannya yang lain.

Jujur saja ia sudah lelah setelah berolahraga, tapi apa boleh buat dia juga tidak bisa menolak ajakan Rere, karena kekasihnya itu akan terus merengek dan merajuk.

Setibanya disana Rony langsung melihat pemandangan yang baginya cukup mengganggu
Ya. Mengganggu hatinya.

Salma dan Dimas yang sedang asik bergurau dan bermesraan diteras rumah itu

Ia kembali harus bersikap acuh, mengondisikan hatinya
Menarik nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan perlahan.

Rony berjalan masuk ke dalam tanpa menyapa dua orang manusia tadi, mungkin saking asiknya mengobrol mereka juga tidak sadar ada seseorang yang lewat dan menatap keduanya dengan tatapan yang tidak bisa artikan.

_____



✨Happy Reading ✨

Jangan lupa vote ya.
Sorry kalau di part ini ga jelas😃

Masih di HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang