Chapter IX

129 72 2
                                    

Sesampainya di rumah, Arsya mengajak vitania dan kayza untuk bicara diruang keluarga agar lebih nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesampainya di rumah, Arsya mengajak vitania dan kayza untuk bicara diruang keluarga agar lebih nyaman.

Arsya mencoba untuk menjelaskan tentang apa yang dia ketahui tentang kayza, mulai dari saat pertama Arsya bertemu Kayza, hingga tentang rencana nya yang mencoba mencari Kayza dirumah kediaman denatra.


"Apa!" Vitania seketika terkejut saat mendengar penjelasan Arsya tentang Kayza.

"Lihat luka ini bund" ucap Arsya sembari membuka marker yang Kayza pakai, membuat luka lebam diwajah nya terlihat jelas,

"Tangan kanannya juga di perban, pasti ini ulah pria iblis itu" sambung Arsya lagi,

"Arsya apa kau yakin, sepertinya mengajak Kayza tinggal di sini sangat berbahaya, jika ayahnya sampai tau, pasti dia tidak akan tinggal diam."

"Itu sebabnya jangan sampai pria iblis itu tau" bujuk Arsya

"Jika mereka tau Kayza disini bagaimana, lalu pria iblis yang kamu maksud itu menyuruh anak buahnya untuk menyakiti kamu, ngga ngga intinya bunda ngga mau kalau kamu nanggung resikonya nanti" vitania nampak khawatir

"Tenang aja bunda, kalau sudah ada bukti nanti Arsya bisa lapor polisi buat nanganin pria iblis itu, dan Arsya bisa jaga diri, jadi bunda nggak perlu khawatir" Arsya mencoba meyakinkan vitania

"Baiklah bunda izinin dengan satu syarat" ucap vitania sembari menghembuskan nafas kasar

"Syarat?"

"Kayza tidak boleh keluar dari rumah ini sampai pria iblis yang kamu maksud itu ditangkap polisi, dan jangan sampai ada yang tau Kayza tinggal disini" jelas vitania

"Its ok bunda" arsya dan vitania saling berjabat tangan sebagai kesempakatan.

Arsya nampak mengangkat sudut bibir nya merasa lega, memang ia adalah lelaki baik dan ramah kecuali dengan wanita seusia nya ia begitu acuh dan tak peduli, karena Arsya tidaklah percaya dengan yang namanya cinta, itu sebabnya dia enggan dekat dengan wanita.

Sebelumnya ia tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain angel, tetapi dihati kecil arsya ia ingin mempunyai seorang adik perempuan.

Dan Arsya fikir ia bisa menganggap Kayza sebagai adik perempuan nya, walaupun Kayza terlihat masih seusia dengan Arsya, tapi kelakuann kayza membuat Arsya menganggap Kayza seperti anak kecil.

"Kayza bisa tidur sama bunda" tutur vitania pasalnya selama ini ia hanya tidur sendiri dikamar nya, karena sang suami yang tak kunjung pulang dari London. Jadi ia fikir Kayza bisa menemani nya.

"Baiklah bunda, tenang saja, lagi pula Arsya tidak akan mengajak nya tidur dikamar Arsya" saut arsya

"Iya ya terserah kamu, kayza bicaralah nak" ucap vitania melihat Kayza yang sedari tadi hanya diam tanpa sepatah katapun.

Namun kayza justru menggelengkan kepala cepat membuat vitania bingung,

"Kenapa kamu tidak mau bicara?" Tanya vitania pada Kayza

"Dia bilang kay tidak boleh bicara" ucap kayza sembari menunjuk ke arah Arsya yang duduk disampingnya, membuat vitania memberikan tatapan mata yang sulit diartikan.

"Gue emang nyuruh Lo diem, tapi dimall bukan disini" jelas Arsya dengan ketus

"T..tapi kamu yang nyuruh"

"Lo aja yang idiot" Arsya sembarang bicara

"Memang idiot itu apa?" Tanya kayza begitu lugu

"Au ah gue mau tidur, sana lo nanya sama bunda" Ucap Arsya yang kemudian bangkit dari duduknya dan segera beranjak pergi meninggalkan kayza berdua dengan vitania,

sebenarnya Arsya sudah cukup mengerti keadaan kayza sejak pertama ia melihat nya, dari sikap dan dan cara bicaranya yang masih seperti anak berusia 5 tahun.

"Dasar durhaka bunda lagi tumbalnya!" Batin Vitania sembari menatap kepergian Arsya,

Tapi tidak masalah vitania akan mengurus Kayza dengan sabar, lagi pula vitania juga sebenarnya menginginkan anak gadis bukan?, jadi vitania bisa menganggap Kayza sebagai putri nya sendiri.

"Kayza" panggil vitania begitu lembut

"Berapa usiamu nak" tanya vitania pada Kayza.

"Kay ngga tau usia itu apa" jawab kayza sembari menatap polos vitania yang duduk tidak jauh dari nya.

Mendengar jawaban Kayza vitania hanya tersenyum kecut, Jawaban kayza sekarang sudah cukup membuat vitania mengerti akan keadaan nya.

"Baiklah lupakan saja kalau begitu"

"Tapi Kay ngga tau apa apa" ucap kayza dengan tatapan mata yang mulai berkaca, membuat vitania beralih duduk disampingnya.

Rasanya hati Vitania ikut terluka saat melihat kesedihan dimata Kayza, ntah apa yang Vitania rasakan, sepeduli ini ia dengan orang asing baru ia temui.

"Kayza jangan sedih, nanti juga pelan pelan kamu tau segalanya" ucap vitania sembari mengelus puncak kepala Kayza

"Kay bingung, Kay ngga tau apa apa, Kay bingung" ucap gadis itu yang mulai menangis seru seperti anak kecil, membuat vitania membawa Kayza dalam pelukannya.



Barang kali yang typo maaf yeah,
Soalnya belum saya revisi.

Makasih buat temen-temen yang
udah mau baca.

Love For Kayza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang