2

210 40 15
                                    


Memastikan semuanya sudah siap mematut tampilan dirinya di cermin dia tersenyum manis.

berjalan menuju ruang tengah sang suami sudah menunggu dengan tenang. "Sudah siap?!"

Itachi terpaku melihat tampilan istrinya yang kelewat cantik. Dia memutari tubuh Hinata mendengus kecil. "Ganti? Aku gak suka kamu pake gaun pendek, kamu hanya boleh pake pendek-pendek di depan aku nantinya." Tukasnya memerintah.

Hinata mengamati tampilanya yang memang dress pendek sepaha. Dia memajukan bibir tidak terima. " Kok gitu sih! Aku kan udah cantik."

"Kamu boleh cantik tapi pakaian gak boleh kependekan sayang." Ucapnya tenang namun masih dengan sabar.

Menghela nafas kecil Hinata berjalan munuju kamarnya kembali. Dia memakai dress yang menutupi kakinya sebatas lutut.

"Udah ganti nih!" Cetusnya kesal.

"Cantiknya."

"Eh, aku bawa buah gak sih masak, datang kerumah mertua gak bawa apa-apa." Hinata sedikit bingung.

"Nanti kita beli buah di jalan. Ayo kita berangkat sekarang."

Berjalan beriringan menuju mobil bersama pasutri itu terlihat cerah dengan senyum kecil dari bibir mereka berdua.

.

Sesampaianya di rumah mewah milik Uciha, Hinata disambut hangat oleh ibu mertuanya.

"Aduh mantu ibuk yang paling cantik. Apa kabar? Gimana dirumah barunya nduk?!" Berseru dengan semangat dengan rentetan pertanyaan. Biasa ibuk-ibuk kalo sama mantu yang disayang, beda kalo gak sayang.

"Hinata baik buk, rumah barunya nyaman kok di tempatin." Jawabnya sopan.

"Ouh, ayo masuk, ibu udah buatin makanan kesukaan kalian loh." Dengan semangat membawa sang menantu menuju ruang makan. " Itachi cepet makan dulu. Buahnya kasih ke pembantu biar di simpen ke kulkas."

"Iya buk ... Ouh dimana ayah? Kok gak keliatan."

"Ayah lagi ada rapat di kantor." Jawabnya." Ibuk seneng banget kalian kemari. Apalagi ada Hinata biasa di rumah isinya pria semua." Diselingi dengan tawa kecil khas ibuk-ibuk.

"Hinata juga seneng kok ketemu ibuk. Ouh, ya Sasuke kemana kok gak keliatan?" Bertanya tentang adik iparnya.

"Sasuke ntar juga pulang. Biasa bocah itu suka banget kelayapan."

Pucuk dicinta uang-pun datang. Bocah yang dibicarakan datang dengan santai senyum terpampang di wajahnya.

"Mbak! Hinata kesini?!" Cetusnya senang.

"Eh panjang umur lo, baru dibicarain udah nongol aja." Itachi ikut menimpali.

"Buset berisik lo!" Sewotnya tenang. " Makin cantik aja mbak?" Godanya. Hinata tertawa mendengar ocehan dari adik iparnya.

"Heh! Bini gue itu? Jangan main serobot aja?!" Celetuk Itachi kesal.

"Menyala abangkuh! Atinya kebakar nih ye. Kek telo bakar."

Hinata udah gak tahan lagi kedua perempuan beda usia itu tertawa mendengar celotehan dari kedua pemuda itu.

Hinata baru sadar kalo Itachi itu orangnya bisa receh. Karena terlihat dia pendiam dan pemalu. Sasuke aja yang cueknya kek kulkas bisa absurd sekarang.

Senyumnya terpatri melihat tawa Itachi yang menambah ketampananya, dia terlalu fokus sampe tidak sadar jika mertuanya tersenyum usil dia melirik pada Sasuke. Sasuke yang tahu pun menyenggol abangnya.

"Psstt bini loh tuh?!" Bisiknya pelan.

Itachi yang paham segera menoleh pada istrinya dia memiringkan sedikit kepalanya seolah berkata. Ada apa?

White youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang