bad day

69 9 1
                                    

"kamu kenapa sih sayang? kaya bete gitu." ucap zee, ia dan dhafin sedang berada di restoran tempat mereka janjian, sekaligus mengembalikan mobil dhafin yang zee pinjam kemarin.

"gapapa, hanya sedikit cape."

"Ooo gitu, ya udah abis dari sini kita pulang ya?"

dhafin hanya mengangguk mengiyakan. sedikit banyaknya perubahan dhafin ada kaitannya dengan wawancara sore tadi. shani seperti menyinggungnya.

"hmm, dhaf. aku mau ngomong" ucap zee

"apa?"

"aku boleh pinjem uang kamu ga? lima ratus ribu aja." ucap zee memohon

"zee, yang kemarin aja belum kamu balikin. sekarang mau pinjem lagi?" tanya dhafin

"iya aku tau, maaf. tapi ini yang terakhir, janji dhaf." dhafin menghela nafas.

"ya udah nanti aku transfer, pulang yuk."

"makasih sayang." zee mengecup pipi dhafin yang berada di depannya.

***

shani tau kesalahannya sangat fatal. entah dari mana, para maba sudah tau siapa 'dhafin' sebenarnya. membuat pandangan para maba sedikit menyepelekan dhafin.

sungguh shani menyesali ucapan tanpa pikirnya itu. sepertinya penilaian Boby tentang shani salah, tapi ia tidak bermaksud untuk membuat semua ini terjadi. ia hanya tidak mau kalah dengan argumen dhafin, tapi dampak yang terjadi seperti ini.

setelah wawancara dhafin pamit, shani lah yang jadi sasaran oleh teman temanya dan damn, kabar itu menyebar entahlah bagaimana kabar itu tersebar cepat. sudahlah, nasi sudah menjadi bubur.

***

evaluasi ketiga akan berlangsung, skenario kali ketiga ini sudah disusun sedemikian rupa. dhafin mengingat kan anggotanya untuk tetap stay pada karakter yang mereka jalankan. para panitia komdis berjalan ketengah lapangan bak sudah diatur para maba menyambut dengan keheningan.

dhafin berdiri di tengah gracia dan rio.

"yang namanya tersebut harap maju ke tengah!" teriak gracia dibantu alat pengeras suara. satu persatu nama disebutkan dan maju ke depan nama yang di panggil ialah para mahasiswa yang bermasalah. sering bolos, tidak mengerjakan tugas, ataupun melanggar peraturan yang tertulis di buku paduan ospek.

"teman teman kalian yang di depan ini adalah contoh yang tidak baik!"

dhafin berjalan mondar mandir di depan para maba yang bermasalah. dhafin menanyai mahasiswa yang bermasalah, menyuruh mereka berargumen dan anggota komdis menimpali sehingga suasana memanas.

"kamu! kemarin berdiri disini sekarang juga. kamu sadar kalau kamu ga ada perubahan?"

mahasiswa laki laki yang di tunjuk dhafin menjawab santai. "sadar, ka"

"kalau kamu sadar, kenapa masih melanggar peraturan?"

mahasiswa itu malah terlihat santai tidak terlihat sama sekali ketakutan.

"yaa, maaf ka." ketegangan yang tercipta seketika buyar dengan sorak maba yang tertawa karena ulah mahasiswa itu. sebagian maba masih berusaha terlihat sopan dengan menahan suara tawa mereka.

shani yang berada di tengah kejadian itu memejamkan mata erat, ini pasti karna ulahnya.

"apa apaan kalian? kalian pikir ini lucu? main main?!" gracia mengambil alih, berusaha mengembalikan suasana tegang yang sempat hilang. dhafin masih terdiam, sebenarnya ada apa hari ini. Dengan segera ia menguasai diri.

skenario yang disiapkan berbelok dengan topik betapa pentingnya menghargai senior. para maba jadi diceramahi sedikit lebih lama dibanding durasi yang mereka perkiraan sebelumnya.

time distance rapsodi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang