Pagi ini, terlihat Praja sedang berdiri di depan pintu kostan. Ia sebenarnya sedang menunggu Nayla karena sekarang mereka berencana untuk pergi ke sekolah Nayla.
Ia bahkan sengaja bangun lebih awal kali ini. Karena semalam Nayla minta tolong padanya untuk mengusir para hantu jahat yang berada di sekolahnya.
"Bang Praja, kita udah bisa jalan sekarang kan ...?"
Nayla tampak kaget melihat tubuh Praja yang tembus pandang layaknya hantu.
"Gak usah kaget begitu, aku sengaja pergi dalam wujud astral begini biar nanti gak dilihat sama orang biasa. Bakalan repot kalo kita harus menjelaskan banyak hal pada orang-orang di sekolahmu!" Ujar Praja.
"Kalian yakin mau melakukan ini?" Tanya Maya yang juga berdiri di dekat mereka.
"Iya kak, tenang aja, Bang Praja pasti bisa mengalahkan para hantu itu!" Ucap Nayla dengan yakin.
"Kalian gak mau aku temenin?" Tanya Maya lagi.
"Gak usah, sebaiknya orang-orang tidak usah tahu soal tujuan kita! Kalo kamu ikut justru malah bikin para guru heran karena kamu tiba-tiba pergi ke sekolahnya Nayla," ucap Praja.
Mendengar itu Maya hanya menghela napasnya. Praja dan Nayla pun segera pamit dan melangkah pergi menuju ke sekolah.
***
Di tempat lain, Bima kini telah tiba di sekolahnya. Suasana sekolah tampak sepi, hanya ada pak Satpam yang sudah berjaga di depan gerbang.
"Loh, kamu kok datangnya pagi-pagi banget?" Tanya pak Satpam.
Setelah Bima menjawabnya dengan berbagai alasan, pintu gerbang akhirnya dibuka dan ia langsung berjalan menuju ke kelasnya.
"Pagi ini harus segera ku selesaikan masalah hantu itu! Aku gak mau masa-masa sekolahku terganggu oleh para hantu penunggu sekolah!" Batinnya.
Saat hampir tiba di kelas, ia merasakan aura jahat dari dalam kelasnya. Dengan perlahan, ia berjalan mendekati pintu kelas.
Ia pun mengintip ke dalam dan melihat sosok perempuan berseragam SMA sedang duduk di bangku belakang dekat jendela.
Rambut hitamnya tampak dibiarkan terurai menutupi sebagian wajahnya. Kepala terlihat menunduk, meskipun Bima tahu bahwa sorot mata mahluk itu sedang menatapnya.
Dengan perlahan, Bima melangkah masuk ke dalam.
Bima terus mewaspadai sosok yang di hadapannya sekarang. Terlebih lagi sosok itu sepertinya merupakan roh pendendam yang sangat berbahaya.
"Jadi kamu, hantu yang jadi penunggu bangku kosong itu?" Tanya Bima.
"Kamu akan mati!" Balas sosok itu.
Tiba-tiba pintu kelas terbanting dan menutup seisi ruangan, membuat Bima terjebak di dalam bersama sosok itu.
Bima pun menghela napas, sebelum kemudian meletakkan tasnya di salah satu bangku yang ada di sana. Ia kemudian duduk bersila dan melakukan proses ragasukma.
Beberapa saat setelahnya, sosok itu menggeram membuat seluruh meja dan kursi di sana sempat terangkat.
Namun dengan sigap, Bima yang kini sudah dalam wujud astralnya langsung mengeluarkan cincin hijau yang dari tadi sudah melingkar di jari tangannya.
"Nagagini, keluar lah!"
Cincin itu menyala terang, sebelum akhirnya seekor ular besar berwarna hijau muncul dan langsung menerjang ke arah sosok itu.
Sosok itu tampak terkejut dan dengan refleks menghindar ke samping.
"Tunggu, apa-apaan ini? Kenapa ular itu bisa muncul dan tunduk padamu?" Tanya sosok itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/361943797-288-k246173.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...