Prolog

123 4 0
                                    

⚠️ Seluruh cerita ini hanyalah fiktif belaka berdasarkan ide penulis, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, adegan atau kejadian, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan⚠️

!! PERINGATAN!!
Cerita ini mengandung tema 18+ jadi sangat dimohonkan untuk lebih bijaksana dalam membancanya.

Laut Biru hanya dipublikasikan di platform wattpad dan X berupa Au (Alternative Universe)

Cerita Laut Biru ini adalah squel dari cerita My Husband in Law bercerita tentang kisah masa lalu kelam Biru dan Naya tokoh dan karakternya masih sama, hanya saja ada beberapa penambahan tokoh disini.

Trailer Laut Biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀🍀🍀

Karina terus menangis histeris dan memukul-mukul perutnya yang masih rata.

"Karina!!! Berhenti !!!" Bentak Relin.

"Aku gak mau hamil, mah! Aku gak sudi punya anak haram ini!!" Teriak Karina pilu, disertai tangisan yang semakin deras.

Biru memegang tangan Karina dan memeluk erat. Karina sempat meronta-ronta dan memukul Biru, tapi akhirnya ia berhenti karena kelelahan.

Biru melepas pelukannya dan memegang kedua pipi Karina lembut.

"Aku yang akan bertanggung jawab."

Semua orang yang ada di kamar Karina terkejut mendengar ucapan Biru, termasuk Naya kekasih Biru.

"Biru!! Apa yang lo lakukan?!" Teriak Naya dengan nada tinggi.

"Karina, lo apa-apaan?!" Teriak Naya tidak terima.

"Nayaaa!!!" Bentak Reno

Naya tersenyum sinis.

"Pah, Biru pacar Naya.."

"Naya, masuk kamar sekarang !!" Titah Reno tegas dengan nada tinggi.

"Bela aja terus, pah."

Biru yang tidak nyaman dengan atmosfer seperti sekarang ini, segera menghampiri Naya dan menarik gadis itu keluar dari kamar.

"Biru, lo bercanda, kan?" Naya memastikan kalau yang diucapkan Biru itu hanya lah sebuah kalimat penenang untuk Karina.

"Iya, Nay. Gue serius sama ucapan gue tadi."

Deg

Tubuh Naya mendadak lemas, Perasaannya bagai tersambar petir mendengar pernyataan Biru. Untuk kesekian kalinya hatinya hancur bertubi-tubi. Berkali-kali ia disakiti oleh orang-orang yang ia sayangi, hanya karena mereka lebih memilih saudara kembarnya dibanding dirinya sendiri.

Naya mengepalkan tangannya erat sampai buku-buku jarinya memutih.

"Tapi kenapa, Bir? Gue ada salah sama, lo?"

Biru menggeleng pelan. Ia memegang kedua pundak Naya dan menatap dalam gadis itu.

"Maafin gue, Nay. Karina hamil, gue gak mungkin ninggalin dia".

"Bir, lo itu bukan ayah kandungnya. Lo nggak perlu tanggung jawab.." ucap Naya dengan nada tak bersahabat.

"Nay, Karina sahabat gue. Dia butuh gue, keputusan gue udah bulat.."

Naya tertawa hambar.

Apa-apaan ini? Kenapa dunia sama sekali tak memihaknya. Apa Karina tidak puas mengambil semua kebahagiaanya?

Naya menatap Biru tajam dan penuh dengan kebencian.

"Jahat lo Bir, Emang dari lo aja yang belum bisa move on dari dia..." Naya memukul-mukul dada Biru. Laki-laki yang dipukulnya hanya diam dan tak bisa berbuat apa-apa.

Situasi macam apa ini? Bahkan disaat situasi seperti ini Naya tidak ada pembelaan.

"Nay, maafin gue—"

"Cukup.." Naya menghela napas pelan. Ia tak mau lagi mendengar ucapan dari mulut laki-laki brengsek seperti Biru. Ia memilih untuk pergi dari pada harus membuang-buang waktu untuk laki-laki yang jelas-jelas membuat dirinya sangat kecewa.

Sebelum benar-benar pergi, Naya mendekati Biru.

"Gue benci sama lo, Bir. Bahkan kejadian hari ini adalah kejadian yang nggak pernah gue maafin. Jangan sekali-kali lo muncul dihadapan gue lagi. Karna mulai hari ini, detik ini kita adalah dua manusia asing yang tidak akan pernah menyatu." desis Naya dingin dan menukik tajam.

Setelah mengatakan itu, Naya langsung pergi tanpa membawa apapun kecuali tas kecil yang berisi ponsel dan dompet, serta pakaian yang saat ini ia pakai. Naya pergi dengan hati yang sudah dipenuhi dengan kebencian yang mendarah mendaging, bahkan air matanya tidak menetes sama sekali saat mengetahui kekasihnya ternyata mencintai saudara kembarnya.

Deg

Napas Biru tertahan.

Jantungnya seperti dicabut paksa dari rongga dadanya. Hatinya perih seakan tertusuk ribuan jarum.

Tiba-tiba sebuah kenangan indah bersama Naya dulu muncul kembali dalam pikirannya.

"Naya.." lirihnya penuh dengan penyesalan.

" lirihnya penuh dengan penyesalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀🍀🍀

Hallo, Guys jangan lupa vote dan follow akun ini ya. 

Sehat selalu, semoga kalian suka sama kisah Naya dan Biru

Laut BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang