E. Kabur

86 14 0
                                    

Tidak terasa sudah hampir dua tahun Ia berguru pada pandai besi tua.

Kakek tua ini memuji hasil karya Xiao Hu yang terakhir.

Sebilah pedang yang sangat ramping dan tajam. Kualitasnya tidak diragukan lagi.

Xiao Hu tersenyum senang.

Akhirnya Ia berhasil membuat sebuah pedang berkualitas bagus.

Tiga juta kali tempa perhari memang bukan hal mudah.

Rasanya bahunya bisa copot kalau Ia setiap hari membuat pedang.

Senjata yang Ia buat selama sebulan akhirnya selesai juga.

Berkilau.

Pedang yang sangat tajam dan ramping.

Kakek tua ini bernama Li Guang. Orang-orang biasanya memanggilnya Kakek Li.

"Apa Kau sudah memberi nama? "

"Pedang tujuh bintang, Master. "

"Nama yang bagus. Kurasa bisa terjual dengan harga yang sangat tinggi. "

Xiao Hu diam saja. Ia belum mau menjualnya. Rasanya karya pertama ini sangat spesial baginya.

Seorang pelanggan datang ke bengkel pandai besi.

Kakek Li segera menyapanya.

Pria itu berpakaian layaknya seorang prajurit pangkat menengah.

"Zhou Xiao Hu... Apakah ini benar kau? "

Xiao Hu mengenalinya sebagai anak buah Ajudan ayahnya. Ia sudah lupa nama pria ini.

"Maaf, Anda salah mengenali orang. "

"Tidak mungkin. Wajah ini bukan tipe pasaran. Jenderal sudah mencarimu selama tiga tahun..."

Xiao Hu kabur dari bengkel ketika pria itu terus mencecarnya.

"Aduh... Gimana ini... Dia kabur lagi... "

Prajurit itu keluar dari bengkel tanpa berkata apapun lagi. Ia harus segera melaporkan kepada atasannya.

Suara keributan itu terdengar cukup jauh.

Istri Kakek Li mengomeli suaminya karena menerima mantan bandit sebagai murid.

Sekarang para prajurit sedang mencarinya. Mungkin keluarga mereka akan kena hukuman berat.

Nenek tua itu menangis meraung-raung di depan rumah.

Para warga merasa kasihan pada keluarga pandai besi. Mereka akan memohon kepada pihak aparat supaya Kakek Li jangan dihukum.

Xiao Hu diam-diam kembali ke bengkel. Ia menulis sepucuk memo dengan terburu-buru.

Beda dengan tampangnya, tulisan tangannya sangat rapi dan elegan.

"Master, Pedang tujuh bintang kuberikan padamu sebagai hadiah. Terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Maafkan muridmu yang tidak berbakti ini. "

Xiao Hu pergi setelah mengemas barang-barang dalam satu tas kain.

Ia belum siap pulang ke rumah. Terpaksa Ia kembali berkelana.

Langit adalah atap.
Padang rumput adalah lantai.

Nasib seorang pengelana adalah seperti ini. Seluruh dunia adalah rumah.

Yang Cheng datang ditemani beberapa orang prajurit. Ia mengeluarkan sebuah kertas berisi gambar Zhou Xiao Hu.

Ia bertanya, "Apa benar dia orangnya? "

Pangeran Yang Terlupakan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang