head over heels

803 40 6
                                    

~sorry kalau inkonsisten nyebut Boboiboy elementals nya.

tidak masuk diakal

...

Terik matahari di siang ini begitu menyengat bagi siapapun yang dapat terpapar, orang-orang yang takut kulitnya menggelap sudah pasti tidak akan mengambil resiko untuk keluar rumah di waktu seperti ini. Jalanan depan rumah Tok aba saat ini terbilang cukup sepi. Hanya sesekali terdengar suara kendaraan lewat mengisi keheningan di siang yang panas itu. Pemuda bersurai ungu berdiri di depan teras kecil rumah Tok aba sejak sekitar lima jam lamanya. Mata berlapis kaca miliknya memperhatikan setiap plat nomor kendaraan yang melintas di jalanan.

Pagi tadi awalnya Fang ikut bersama Boboiboy berniat membantunya berkebun di belakang. Tapi sebenarnya sampai tiba pertengahan hari ini, si penguasa bayang itu tidak melakukan apa-apa selain menyiram beberapa tanaman. Fang tahu Boboiboy daun memang lihai dalam bidang ini, sedang Fang adalah amatiran. Jadi di setiap tindakannya Fang khawatir itu malah akan merusak kesehatan tanaman yang sudah Boboiboy jaga, maka dari itu Fang memilih untuk melakukan kegiatan paling minim resiko- menurutnya-. Tapi itu juga sebenarnya karna Boboiboy yang tadinya begitu bersemangat menyuruh Fang bangun untuk membantunya, sekarang jadi sibuk sendiri dan melupakan aliennya seakan dia tidak ada di situ.

Fang sampai sudah tidak memikirkan wajah paripurnanya ataupun kotoran mata dan iler yang mungkin sudah mengering sekarang.

Fang bosan. Tungkai nya melangkah ke arah belakang rumah untuk melihat kondisi pacarnya yang sedang sibuk dengan tanaman, tapi matanya tidak menangkap kehadiran siapapun di tempat itu begitu dia sampai di sana, Boboiboy daun itu sudah pergi entah kemana. Mungkin dia sudah masuk kembali kerumah kakeknya itu. Fang pun akhirnya memilih untuk masuk juga, berniat untuk mandi. Posisi kamar mandi di rumah ini dekat dengan dapur sehingga untuk mencapai kamar mandi Fang akan melewati dapur dulu. Sembari lewat, indra penciuman Fang menghirup bau sedap yang tiba-tiba muncul.

"Fang! Ku cari-cari dari tadi. Kamu kemana aja?" Suara yang sangat familiar menyebut namanya membuat Fang menoleh kearah sumber suara. Itu adalah Boboiboy yang sedang mengaduk makanan di dalam wajan, dilihat dari bajunya, dia adalah Boboiboy tanah, salah satu elemental yang Boboiboy punya. Fang baru tahu kalau Boboiboy juga menggunakan kekuatannya meski hanya untuk pekerjaan rumah biasa.

"Dari teras depan...Kamu ganti kuasa?" Fang mendekat dan bau sedap makanan itu tercium semakin kuat. Boboiboy menggeleng sembari memasukan beberapa bahan makanan yang Fang kurang tahu namanya kedalam wajan panas tersebut. "Aku pecah dua, tadi aku pikir mungkin aku terlalu sibuk sama tanaman di belakang, kamu aja sampe pergi ke depan...Bosen ya...?" Fang belum menjawab pertanyaannya dan Boboiboy kembali bicara.

"Maaf ya, Boboiboy daun emang suka banget sama tumbuhan dan tanaman...ya meski itu juga aku sih. Oh ya, aku pikir kamu mungkin laper, apalagi udah siang kan, cuman kerjaan di belakang belum selesai, makanya aku pecah dua, supaya Boboiboy tanah bisa masak buat kamu." Boboiboy serba coklat itu berbicara panjang lebar sehingga tak terasa makanan yang ia masak sepertinya sudah matang. Fang tersenyum, enak juga kalau punya klon, apalagi sampai ada tujuh.

"Makasih......sayang." Fang menurunkan volume suaranya diakhir kata tanpa sengaja. Terkadang memang agak malu rasanya menyebut hal semacam itu. Entah Boboiboy mendengar kata terakhir itu atau tidak. Pemuda bertopi kembali bertanya sambil meletakkan makanan dari wajan ke atas piring. "Oh ya, Fang. Boboiboy daun kemana? Kamu lihat?"

"Oh daun?...gatau ya, tadi aku ke belakang juga kosong gak ada siapa-siapa." Boboiboy gempa menghela napasnya. Si hijau itu mungkin keluyuran setelah melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, pikir Boboiboy. "Kalau gini aku harus nyari dia dulu baru bisa nyatu lagi. Ternyata diri ku sendiri cukup merepotkan ya..." Fang meresponnya dengan tertawa. "Itu emang kamu, tapi yang lain...kan? Hahaha."

Head Over Heels - FangBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang