Chapter 1

65 9 0
                                    

23 tahun kemudian

DUAARRR!!!

PRAANGGG!!!

DBBUUKKK!!!

MEEOONGG!!

TAUFANNN!!!

"Maaf kakk"

Dua orang lelaki yang sedang bermain kejar kejaran atau lebih tepatnya mengejar pelaku yang bernama taufan

"Nggak ada maaf UNTUKMU"teriak membahana dari lelaki yang bernama Deanda Halilintar Mahentara

"Iya-iya maaf KAK ALINNN"-teriak Taufan galaxy mahentara sembari berlari larian kalang kabut dikala berusaha menghindar dari kakak sulungnya itu "gem..gemm ga ada niatan nolong abangmu ini ?"tanya taufan pada adik pertamanya yang duduk di sofa sembari membaca buku novel alih alih mengalihkannya dari semua kebisingan ini sedangkan Gempa Aganta Mahentara orang yang dimintai tolong hanya menatap dua orang itu dengan tatapan lelah

"Enggak..enggak gempa ga bisa nolong kali kali ini fan"halilintar kini sudah masuk tahap lost control

"WOYYY"teriak seorang gadis dari lantai atas membuat pertengkaran sungkam "berisik tau gak masih pagi ini gimana kalau tetangga nanti marah siapa mau tanggung jawab hah ?"ceramah dari gadis itu yang di ketahui namanya Iluev Aliyasandra Mahentara

"Dah kalian mandi aja cepet telat tau rasa"ucap gempa sembari berjalan ke arah dapur meninggalkan dua orang yang tadi memulai peperangan. Tapi setelah gempa pergi halilintar menatap tajam taufan sedangkan yang di tatap malah cengengesan hingga akhirnya kabur menuju kamar mandi

Kalian ingin tau kenapa halilintar marah ?, kalau begitu mari kita flashbake

Flashbake

Pagi ini taufan bangun lebih bagi dari biasanya ia menuruni tangga sembari meregangkan otot ototnya dan kemudian menuju dapur karna terdengar suara dentingan alat masak

"Selamat pagi gempa"sapa paginya pada adiknya yang sedang memasak sarapan pagi

"Pagi kak, tumben udah bangun"tanya gempa

"Ck bangun pagi salah siang pun salah"jawabnya dengan wajah masam tapi kenapa si orang orang selalu bilang 'tumben' saat kita melakukan hal yang berbeda dengan hari sebelumnya lagi pula jika ada perubahan bukankan itu bagus ?

"Iya maaf, oh iya kak hali belum bangun tolong bangunin ya"ujar gempa meminta tolong pada kakaknya

"Oke"jawabnya sembari tangannya membentuk 'oke'

Taufan pun segera pergi ke kamar kakak tertua nya yang berada di lantai dua ia berhenti di depan pintu kamar bertuliskan 'halilintar'

Ceklek!!

Taufan membuka pintu yang ternyata tidak di kunci sama sekali oleh kakaknya satu langkah masuk, yap kakaknya masuk tidur bergulad dengan selimutnya, ga ada angin ga ada hujan taufan tersenyum penuh makna. Taufan mengambil balon yang berada di sakunya entah sejak kapan aku juga gtw tentu lah ditiup olehnya di ikat lalu mendekat dan meletakkan balon tepat di samping telinga kakaknya dan

DORRR!!

Flashbake off

Akhirnya drama pagi hari itu telah selesai meski halilintar dan taufan mendapat hadiah dari gempa berupa pukulan menggunakan panci keramat nya sekarang diganti acara sarapan pagi yang sebenarnya jauh dati kata tenang, bagaimana bisa tenang karena dimana ada taufan di situ lah ada keributan entah itu ulah atau obrolan yang benar benar randomnya minta ampun

Kemudian tak berapa lama seorang lelaki paru baya berjas hitam komplit dengan koper di tangan kiri dan handphone di tangan kanan berjalan ke arah ruang makan, ia adalah Amato Den Mahentara

"Pagi"ucapnya lantas duduk di kursi

"Pagi pah"-jawab ke-4 nya

"Oh ya papah berangkat dulu ya udah telat"-ujarnya "loh ga sarapan dulu"tanya gempa

"Ga usah nanti papah makan di kantor aja dah papah berangkat dulu ya"pamitnya lalu semua anaknya mencium punggung tangannya satu per satu

Tak mau ketinggalan mereka pun juga harus berangkat ke sekolah..

Suara motor sport menggembur dijalanan kota yang masih sepi karna masih pagi lalu beberapa menit kemudian motor itu berhenti di sebuah halaman luas yang merupakan tempat parkir para murid di sana, di sekolah

Elemen High School

"Buset sepi"ucap taufan memincingkan matanya melihat sekeliling sekolah

"Woi halii"teriak seorang lelaki bernuasa orange "hai blaze"bukan hali namun taufan yang menyapa balik lelaki bernama Blazea Gavian Anggara

"Sorry gue gak nyapa lo"ujarnya menunjuk taufan sementara yang ditunjuk "jahat lo"ucapnya penuh drama ke dramatisan

"L-E-B-A-Y lebay you know?"-tanya blaze

"Sok inggris lo"ujar taufan

"Btw mana ice ?"tanya gempa yang membuat blaze merotasi matanya malas "pakek nanya gem ya molor lah"

"Buset tu polar bear pagi pagi molor ck ck ck"-ucap taufan menggeleng gelengkan kepalanya
"Mending dia molor dari pada lu stress tingkat akut"-cetus halilintar membuat blaze menatap bingung halilintar "maksud ?"-tanya blaze

"Ya gimana ya jelasin nya, katanya waktu itu dia nyelametin ikan yang tenggelam di air terus waktu di selamatin katanya klepek klepek t'rus mati"ujar gempa membuat tawa blaze pecah sedangkan taufan menahan malu sampai pipinya semerah tomat

"HUAHAHA itu mah stress banget"

"Udahlah kasian tu"-ucap aliya menghentikkan tawa blaze

"Liy lu emang adik gue yang paling pengertian"ucap taufan merangkul adiknya "dih siapa yang kasian ama lu gue kasian ma almarhum ikannya masa udah mati di omongin"-ujarnya menepis tangan kakanya

Setelah mendengar itu blaze kembali tertawa "HAHAHA"

"Tega lu tegak"ucapnya menangis bombay

Menghiraukan taufan mereka pun meneruskan perjalanan menuju kelas mereka

"Aarghhhhh"

"Eh itu suara ice ?"



DU APARTEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang