Hujan rintik-rintik mengguyur kampus yang tandus itu. Gedung sebelah yang setengah jadi ini menjadi tempat Laras, Dion, Rio, Zidan dan Vina. Hanya mereka yang latihan di gedung sepi itu. Ada lahan kecil diantara gedung yang teduh sehingga mereka tetap bisa melaksanakan latihan seperti biasanya. Mereka tengah berlatih untuk mengikuti pertandingan silat dalam kurun waktu dekat ini."Hujannya lama ya, pengen pulang aja.." kata Laras sembari mematung memandangi hujan.
"Orang lain malam mingguan, kita malah latihan terus kejebak hujan.." sahut Vina.
Dion, Zidan dan Rio hanya melihat Laras dan Vina yang sedari tadi mengeluh karena hujan.
"Sambil nunggu reda, udah kita latihan lagi aja ayo, bentar lagi kalian turun pertandingan kan.." Ucap Dion sembari beranjak.
Laras dan Vina langsung menatap Dion dengan sinis.
"Ih malesss.. tapi yaudah deh daripada bengong gini.." seloroh Laras sambil meraih tasnya.
"Bentar deh ganti kostum dulu" ucap Vina.
Setelah Laras dan Vina selesai berganti pakaian menjadi pakaian silat mereka semua melingkar rapi untuk persiapan pemanasan. Mereka menyelesaikan pemanasan dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan ke latihan teknik.
"Kita latihan tendangan dulu aja ya.." Kata Dion sembari mengambil target box.
"Boleh deh, sok cowo duluan yang mulai.." Timpal Laras.
Tibalah giliran Laras untuk melakukan tendangan. 15 Tendangan telah Laras lakukan dengan nafas yang terjegal.
"Huhhhhhh, udah ah aku cuman kuat segitu.." tutur Laras dengan lirih.
"Eh sedikit lagi itu bisa, tambahin-tambahin, speednya pake, powernya pake!" Timpal Dion.
"Ih cape tau kak!"
"Ayo udahh tambahin lagi"
Mendengar kata-kata itu, akhirnya Laras menuruti dan menyelesaikan 25 tendangan. Latihan itu terus berlanjut bergiliran sebanyak 3 kali.
"Udah, istirahat dulu sebentar" Tutur Dion.
Rio, Zidan, Dion, Laras, Vina semuanya terduduk sambil meneguk minum. Semuanya terlihat basah kuyup dengan keringat.
"Kak lanjut lagi ga?" Tanya Laras
"Ayo kita lanjut lagi" Timpal Dion sambil berseloroh.
"Wiiih tumben nih semangat amat latihannya, biasanya juga males" Kata Vina sambil meledek Laras
"Sekarang apa nih kak?" Tanya Zidan
"Kita Belajar tangkapan ya, biar engga pada kaku badannya"
Dion menjelaskan sekaligus memperagakan bagaimana cara melakukan tangkapan dari awal sampai akhir
"Rio sini, kamu cobain teknik tadi sama aku" Kata Dion sambil memasang kuda-kuda kakinya.
Semua bergantian dengan berlatih gerakan bersama Dion, hingga tibalah saatnya giliran Laras.
"Coba kamu dulu yang tangkap bantingnya" Tutur Dion
Laras memasang kuda-kudanya dan bersiap menangkap serangan tendangan Dion.
"Yap, nah gitu caranya. Sekarang coba kamu hindari tangkapannya lepas ya , aku nyerang" timpal Dion.
Laras kembali memasang kuda kudanya.
TAPP!! Kaki Dion sudah berhasil ditangkap oleh Laras. Dion berusaha melepaskan kaki dari tangan Laras dengan mendekat dan memberi dorongan melalui kaki yang sedang ditangkap itu.
Laras berusaha menahan dan membantingnya, tapi tiba-tiba kaki Laras kehilangan keseimbangannya.
"BRUKKKKK"
"LARAAAS" Teriak teman-teman yang lain.Laras tergeletak di lapang, sementara Dion segera bangkit dan menghampiri Laras.
....
Apa yang terjadi selanjutnya pada Laras? Akankah ia baik-baik saja ?
KAMU SEDANG MEMBACA
SIXTH
RomanceLaras pada akhirnya menaruh perhatiannya pada Dion. Laki-laki yang sejak lama terus berusaha untuk mendekati Laras dan selalu menanyakan kabarnya. Laras yang sebelumnya memiliki kisah asmara yang berakhir mengenaskan akhirnya merasakan kembali nyala...