01

23 2 1
                                    

Disiang yang cerah, saat terik matahari menyengat. Seorang gadis manis berhijab putih duduk di posko pesantren dengan senyum yang tak kunjung luntur. Gurat bahagia terlihat jelas di wajahnya. Hal itu karna hari ini ia di jenguk oleh ibunya.

"Bahagia sekali anak ibuk?"

Gadis manis itu mengangguk. "Soalnya gak nyangka kalok ibuk bakalan nyambang, biasanya kan cuman di titip!"

Sang ibu tersenyum "sini peluk ibuk dulu"ucap wanita paruh baya sambil merentangkan tangannya. Gadis itu pun dengan antusias menyambut pelukan sang ibu yang hampir 2tahun tak bertemu.

Tak berlangsung lama pelukan pun ter urai, sang ibu pun mencubit hidung dengan gemas.

"Um!!"

"Iya buk? "

"Kamu mau tunangan nggak?"

"Tunangan? " tanya gadis itu. Dahinya berkerut seakan mengungkap banyak pertanyaan.

Sang ibu pun mengangguk

Gadis manis itu tersenyum dan menggeleng. "Ndak dulu buk aku masih punya banyak mimpi.walaupun aku anak desa yang kebanyakan nikah sejak dini,tapi aku mau nyelesain belajarku dulu buk" jelasnya tanpa melunturkan senyum.

"Penolakan yang halus" ucap sang ibu sambil mengelus kepala gadisnya dengan lembut.

"Kenapa ibuk nanyak gitu?"

Wanita paruh baya itu menggeleng "gak papa cuman pengen tau jawabanmu"

"Oooo..."

"O iya kriteria cowok kamu kayak apa?"

"Ahli fiqih"

Sang ibuk mangut mangut paham"semoga jodohmu dari kalangan kasta atas ya nak!,yang bisa ngangkat derajadmu dan bisa memuliakanmu."Do'a sang ibuk pun terucap..

"Kalangan kasta atas? "

Wanita paruh baya itu tersenyum saat mendengar pertanyaan dari anaknya.

"Turunan orang shaleh. kalok nggak ya ustadz yang pinter fiqih,tapi bukan cuman pinter,yang mengamalkan ilmunya juga. "

"Subhanallah ibuk do'a nya tinggi banget,Ummy juga sadar diri buk!"

"Sudahlah Allah lebih tau segalanya"Putus sang ibu akhirnya.

Gadis manis itu masih setia dengan senyum nya. Setelah 5 menit sama-sama diam berkutat dengan fikiran masing masing, gadis manis itu mengerutkan kening. Seakan ada yang kurang hari ini.

"Bapak mana buk?"

Senyum yang awalnya menghiasi wajah sang ibuk seketika memudar berganti dengan linangan air mata.

"Ibuk kenapa? Bapak kenapa buk?" tanya gadis itu mulai ikut berkaca kaca.

Sang ibu menggeleng "maafin ibuk naakk!!" ucapnya kemudian meraih tangan putrinya dan mengecupnya cukuo lama."kamu harus kuat dengan ini semua"lanjutnya.

"Bapak kenapa ?sakit ?" tanyanya lagi..

Namun sang ibuk menggeleng membuat perasaan gadis itu semakin kalut. "Bapak meninggal 2 bulan lalu nak! "

"M..meninggal?" Tanyanya memastikan.

Bersamaan dengan anggukan sang ibu, tangisan gadis itu seketika pecahh.

2 tahun tak bertemu berharap suatu hari akan jumpa, kini ia dilemparkan kenyataan jika suatu hari yang ia harap tidak akan pernah ia jumpai.
" kenapa...ibuk...gak pernah hubungin aku walaupun hanya sekedar telfon?." tanyanya sungguh gadis manis itu terlihat sangat rapuhh.

"Bapak tak mengizinkan nak,beliau tak ingin mengganggu belajar mu"

"Kenapa aku gak di jemput? ,harusnya aku bisa melihat wajah bapak untuk terkhir kali bukk!" yang mengalir deras dan suara yang tetap rendah.

"Jangan kan menjemputmu nak. Bahkan bapak tak ingin ada yang memberitahu mu. Beliau tak ingin membuatmu sedih" jelas sang ibu, ia juga memberi tahukan keinginan suaminya pada sang anakk.

"Tapi kalok gini adek makin sedihh buk... " tangis nya semakin pecah.

Wanita paruh baya itu pun menarik kepala sang putri. Ia merangkul memeluk erat putrinya menenggelamkan wajah anak nya ke dalam dekapannya, tangis keduanya semakin tak terbendung, Seakan mengeluarkan sesak yang kian mendlam.

Kehilangan adalah suatu yang tak pernah di inginkan. Rasanya sakit...sekali. Apalagi kehilangan orang tersayang yang memang jauh dan di tunggu kehadirannya. Namun kembali hilang sebelum ada pertemuan ,dan miris nya lagi tak akan bisa di cari atau digantikan dengan yang lain.

Kenapa harus kehilangan? Padahal bertemu adalah hal yang ia tunggu. Sampai kapan? Selamanya? Melihat senyumnya dan tatapan teduh nya yang ia rindukan pun tak akan pernah terobatkan. Ingin rasanya melawan takdir, namun gadis itu yakin jika akan berakhir sia sia. Semua sudah berlalu begitu lama. Bahkan gundukan tanah itupun mungkin sudah mengering.

"Ibuk inisakit...hiks..."

Sang ibu hanya mengelus punggung putrinya dengan sayang.

"Ini baru permulaan sayang. Kamu harus lebih kuat lagi, walaupun tanpa kehadiran ibuk. Ibuk akan selalu merindukan mu nak!!" ucap ibu dalam hati.

"Kita do'a in bapak ya nak, semoga disana beliau tenang dan bahagia"

"Aamiin... "

Ok reader... ✨
Jangan lupa vote nya yaa...
Biar akunya semangat
Update nya cepat
Ok ✨

With DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang