6

1.5K 63 5
                                    

"ABAANGGGG!!! BANG RONY ... BANGUN BANG!" teriak Riva sambil menggedor-gedor pintu kamar Rony.

ia disuruh ibunya untuk mengajak kakaknya itu untuk sarapan.

"ni manusia ga bangun-bangun, udah kayak orang ga tidur setahun aja." Gumam Riva kesal, ia mencoba menarik ganggang pintu ke bawah.

klek

Terbuka, ternyata pintunya tidak dikunci.

Riva berkacak pinggang melihat kakaknya yang sedang tertidur pulas, posisinya tengkurap dengan satu kaki yang sedikit keluar dari kasurnya.

"ASTAGA ABANG, BANGUN! NANTI TELAT KERJA!" teriak Riva tepat dikuping Rony, membuat sang empunya terbangun.

"hooaam"
"udah jam berapa emang?" tanya Rony yang masih mengumpulkan nyawanya, lalu melihat alarm di sampingnya.

"ASTAGA! udah mau jam delapan, kok ga dibangunin dari tadi sih!" Ujar Rony kemudian segera bangkit dan mengambil handuknya, dengan cepat ia berlari ke kamar mandi.

"YA LO AJA YANG DIBANGUNIN KAGAK BANGUN - BANGUN!" Ucap Riva berteriak kesal ketika Rony sudah masuk ke dalam kamar mandinya.

"eh." Riva terkejut saat matanya tak sengaja menangkap satu buah foto polaroid yang tergeletak di atas kasur abangnya.

"bang Rony tiap malam liatin foto ini terus ya? kalo iya sih gua kasian juga sama ka Rere." Ujar Riva sambil memegangi foto itu

"ya ... walaupun lebih dulu kenal sama ka Rere, tapi aku tau rasa sayang dan cinta bang Rony lebih besar untuk kak Sal," Riva menghela nafasnya,"pusing ah mikirin kisah cinta Abang gue." Ujarnya lalu melangkahkan kakinya keluar dan kembali ke dapur untuk sarapan.

****

"sayang aku hari ini ga bisa antar kamu ya, ada keperluan mendadak. Pak direktur majuin jadwal meetingnya, kamu ga apa-apa kan?"

Tanya Dimas dari balik ponsel

"Iya, gpp kok nanti aku nebeng Novia deh..byee" jawab Salma, lalu mematikan panggilan telponnya. Wajahnya cemberut, ia berbohong pada Dimas, karena sejujurnya Novia sudah berangkat dari tadi.

Tangannya sibuk mencari ojek online di handphonenya, sial. Tidak ada yang menerima orderannya, maklum pagi hari banyak orang yang berangkat kerja menggunakan ojek online.

"duh elahh, mobil gue dibawa Dimas. Novia udah berangkat, orderan gue dicancel semua!. Mau hubungin yang lain, ah udah pasti mereka udah berangkat." ingin sekali ia menangis, belum lagi bawaan PMS hari pertama. Dia berjalan menuju halte jaraknya lumayan cukup jauh, jika harus berjalan dari rumahnya.

*tin tin

Bunyi klakson motor membuatnya terkejut, dilihatnya kesebelah kanan. Ternyata itu suara klakson motor Rony

"Kok jalan sal?, mau ke halte? mending nebeng sama gue aja sal gapapa kok." Tawar Rony yang tidak sengaja melihat Salma sedang berjalan menuju halte.

"Dimas ada meeting dadakan pagi ini, mobil gue kan sama dia, terus juga Novia udah berangkat duluan. Orderan gue juga dicancel Mulu." Jawab Salma, mukanyaa cemberut membuat Rony menahan senyum gemasnya

"jadi gapapa kalau gue ikut nebeng? ga dimarahin sama Rere?" Tanyanya pada Rony

"ya ngga lah, gue kan cuma bantuin teman yang lagi kesusahan. Yuk nanti telat." ujarnya lalu memberikan helm cadangannya pada Salma

"yaudah ayok." ucapnya lalu memakaikan helmnya dan menaiki motor Rony

"pegangan sal." Pinta Rony saat Salma sudah duduk dibelakangnya.

"Gausah ya Ron ..." Tolak Salma pelan

Rony mengangguk, ia lajukan motornya menuju ke gedung kantor tempat mereka bekerja.

lagi, detak jantung keduanya seakan akan dipompa. Jantung mereka berdetak sangat kencang.

Rony sesekali melihat Salma melalui spionnya, ia berusaha menyembunyikan senyumnya.

Adek senang adek? Akhirnya ada kesempatan nganterin Salma ya adeek- author

Cantik-batin Rony

ya Allah semoga Rony ga denger suara jantung gue!!! kenapa setiap ketemu Rony jantung gue deg-degan yaa - ucap Salma dalam hati, ia mengalihkan pandangannya ke jalanan sesekali ia menatap Rony melalui spion

***
Rony mematikan mesin motornya melepaskan helmnya.

"Udah sampai, yuk"

"Sal??" Rony memetikan jarinya tepat didepan wajah gadis itu

Salma terkesiap, segera ia melepaskan helm lalu dikembalikannya ke tangan Rony.

"Eh, makasih Ron tebengannya, gua masuk duluan ya ke dalam" ujarnya lalu segera berjalan menuju gedung kantornya, meninggalkan Rony yang masih berada di parkiran.

Rony terkekeh dan menggelengkan kepalanya, sepertinya gadis itu malu karena ketahuan sedang melamun.

"Sal, sal lucu banget saltingnya" ujar Rony lalu menyusulnya masuk
ke kantor

****

"Kok lama banget sih jemput nya, kamu nganterin Salma dulu?" tanya perempuan berambut panjang dengan tinggi badan hampir sama dengan Salma.

"engga, tadi ada macet, udah yaa kan sekarang aku udah nepatin janji aku buat jemput kamu.. yuk naik nanti kita telat masuk kantor." ujar Dimas, kemudian menjalankan mobilnya.

"kamu sayangkan sama aku? kamu ga jadiin aku sebagai pelarian lagikan?" tanya Nisa berturut.

Dimas menghela nafasnya, "jangan tanya-tanya dulu ya, aku lagi malas bahas tentang ini, kerjaan kamu gimana?" ujar Dimas mengalihkan pembicaraan.

Nisa menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia kesal Dimas selalu menghindari pertanyaannya.

"Iya aman." jawab Nisa singkat.

"Maaf kalau untuk sekarang aku ga bisa jawab pertanyaan kamu, nanti ada saatnya aku bakal jawab kok." Ujar Dimas dengan senyumnya lalu mengelus pucuk kepala gadis itu dengan tangan satunya yang masih memegang setir.

"Hem iya gapapa, nasib jadi yang kedua cuma bisa sabar." Ucap Nisa ketus.

****

*Hai ingat ya ini hanya cerita fiksi jangan disangkut pautkan ke rl nya, takut nanti ada yang tersinggung, dibawa enjoy aja yaa✨ happy reading❤️

Masih di HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang