Plot twist

43 1 0
                                    

Di Sore hari menjelang malam kala itu distasiun,
Ada perbincangan dengan kekasihku yang ngebuat aku merasa tidak pantas untuk siapapun.
"Kamu kenapa ga ambil kuliah? Kan nanti keren belakang namamu ada S apa gitu, sama kayak aku S.H nanti" Lalu aku menjawab
"Kamu malu ya aku ga punya gelar?" Lalu dia menjelaskan
"Aku cuma pingin kamu semangat kuliah, masa anak orang terpandang ga kuliah, kalau kamu mau nanti aku bantu bujuk orangtua kamu biar bisa keluar kota bareng aku juga, mungkin nanti orangtuamu sedikit percaya karena ada aku juga disana"
Aku cuma bilang "nanti aja aku pikir lagi" Batinku "Coba aja kalo bisa"

Karena keretanya sudah sampai , dia pamit dan aku juga pulang sambil membawa rasa kecewa sedikit.
Besoknya dan seterusnya sikapku berubah menjadi dingin , dan berfikir keras biar gimana caranya agar dia merasa menyesal setelah berkata itu. Tapi setelah itu aku hatiku berkata lain, aku mengurungkan dendamku terhadap dia dan terus positif thinking terhadap dia karena menurutku masalah apapun bisa diperbaiki kecuali perselingkuhan.
Lalu suatu hari aku merencanakan sesuatu untuk memberi dia kejutan di hari ulang tahun dia, dan meminta tolong temannya untuk membantu diriku. Karena hubunganku sudah lumayan lama sekitar 5 tahun mangkannya aku sudah mengenal teman-temannya. Tapi sebelum aku berangkat waktu itu temennya dia cuma bilang "Dek nanti kalau kamu disini dapat ga sesuai sama ekspetasimu , gapapa ya?" Lalu aku bertanya "Kenapa emangnya kak?ada apa" dia menjawab
"Aku cuma pingin kamu tau sendiri aja" sebelum berangkat udah dikasih teka-teki aja batinku. Dan besoknya aku berangkat naik kereta dengan suasana hati yang sangat senang, Aku mulai jenuh di kereta dan tiba-tiba kepikiran sama omongan kakak kemarin , tapi aku berusaha selalu positif thinking . Sesampai nya aku disana aku dijemput kakak itu , dia jemput tepat waktu banget astaga udah didepan stasiun aja .
"Kak kok udah sampe , kan aku belum telfon" kataku .
Dia cuma bilang "buru deh ayo ikut" aku cuma nurut aja , terus bertanya karena aku mulai ngerasa aneh ,
"Kak ini mau kemana?kok arahnya ga kek biasanya ya?kost nya pindah ta?atau kakak mau mampir kemana dulu?"
Dia cuma njawab "kamu mau beri kejutan kan? Dia ga ada dikost,mangkannya aku kasih tau kamu ini"
Aku cuma bilang "oh okayy"
Tambah bingung kenapa kakak berhenti dihotel , otakku sudah mulai berantakan, takut kakak macam-macam. Dia terus berjalan menuju resepsionis , Dan aku melihat seseorang mirip mantannya kekasihku. Disitu otakku tambah mikir kemana-mana , terus berjalan menuju kakak yang berbincang dengan orang resepsionis.
Kakak bilang "atas nama ini (nama kekasihku) dinomor berapa ya tadi?"
Respsionisnya bilang "nomor N-17 kak, kakak bisa ke kanan langsung belok kiri lurus aja kamar pojok sendiri"
Kakak cuma bilang "terimakasih" sambil buru-buru kesana , aku yang disuruh cepet jalannya sambil mikir "ini ada apa sebenarnya" dan dilihat dari jauh di depan kamar pojok itu ada orang yang ku bilang mirip mantannya kekasihku tadi , tapi aku masih positif thinking "mungkin kamar nya sampingan ya" dan masih berfikir positif thinking kalo dia hanya mirip .
Kagetnya aku ternyata kamar pojok ya cuma itu, dan ternyata pas dibuka kamarnya yang keluar kekasihku. Plot twist banget ya aku yang diberi kejutan. Aku terdiam kakiku seperti tidak bisa bergerak, tanganku tremor , hatiku berdebar kencang. Disitu orang-orang pada diam, kekasihku menuju ke aku , dan di berhentikan sama kakak "gausa menjelaskan sesuatu, aku temenmu tapi aku kasihan sama adek,maaf aku lancang membawa dia kesini. Lanjutkan aja have fun" lalu dia menarik aku yang terdiam.

Aku bingung harus ngapain, berjalan tanpa pandangan, masih mikir "yang ulang tahun siapa, yang dikasih kejutan siapa"
Kakak yang berusaha nenangin aku sambil ngerangkul pundakku "gapapa ya dek setelah ini tergantung keputusanmu aja, kamu tidak akan memaafkan orang selingkuh kan?"
Aku diam tapi otakku berfikir keras "jadi selama ini dia bersenang-senang sama mantannya?jadi uang yang dia pinjam untuk kuliah dibuat seperti itu" Tapi dengan polosnya aku bertanya sama kakak
"Kak, kira-kira mereka ngapain ya kak dihotel, mungkin cuma ketemu kak, atau ngapain gitu" dia cuma ketawa dan bilang "kamu masih mikir positif?"
Terus aku menjawab "kak kalau dia melakukan sesuatu yang tidak wajar, mungkin salahku juga ya karena aku tidak mau diajak hal-hal seperti itu"
Dia langsung jawab "Kamu tidak salah sama sekali, dia yang bodoh"
Lanjut kakak mengajak aku jalan dan mencari makan karena dia tau aku belum makan .
Tapi sejak disitu aku sudah mikir kedepannya . Aku belajar harus mengikhlaskan hubungan yang lama aku percaya. Tidak munafik itu sangat sulit mungkin .
Waktu itu aku diantar kakak ke rumah ayah yang ada disana , aku berkata "apa aku langsung pulang aja ya kak? Tapi aku disini juga mau liburan, cuma beda cerita kalo tau kejadiannya gini, bingung sama siapa" Kakak cuma bilang "aku siap 24 jam"
Sesampainya di rumah ayah , aku bilang "aku istirahat dulu aja kak nanti aja aku hubungin lagi ya?apa kak mampir dulu sini"
Dia bilang "tidak dek kakak masih mau ke temen kakak dulu, nanti telfon aja. Kamu istirahat dulu aja"
Lalu aku masuk ke dalam rumah nyalain spotify dengan kencang , dan tau apa yang aku lakukan? Ya pasti menangis . Masih mikir "kok bisa,kok bisa,kok bisa" dan akhirnya aku ketiduran , aku tidak dengar ada telfon kakak yang berulang kali , mungkin dia juga khawatir ya , dia kembali kerumah dan mengetuk pintu berulang kali, sampai aku terdengar dan membuka pintu "loh kak aku ga telfon kakak loh"kataku .
Dia menjawab "liat telfonmu aku khawatir kamu kenapa-kenapa" katanya.
Terus aku bertanya "apa aku keluar jalan-jalan aja ya"
Kakak bilang "ayo sekalian makan aku lapar"
Terus dia kupersilahkan duduk sambil nunggu aku beres-beres.
Aku menikmati hari-hariku selama 2 hari disana dan berusaha melupakan kejadian itu. Dan akhirnya aku waktu itu memesan tiket kereta malam , dan lagi-lagi kakak yang anterin .
Didepan stasiun
"Kak , kenapa dia ga berusaha nyari aku ya? Kenapa kakak yang malah repot" kataku .
Dia menjawab "aku yang melarangnya karena dia sudah keterlaluan menurutku, maaf ya"
Aku cuma bilang "aku yang terimakasih banyak ya kak sama kakak, aku gatau gimana kalo gaada kakak" dia cuma senyum saja.
Keretaku sudah sampai dan aku juga pamit ,
"Bye kak aku pulang ya , main-main kerumah ntar jalan-jalan dikotaku" kataku , dia cuma acungin jempol aja sambil senyum-senyum.

Aku yang di dalam kereta berusaha memejamkan mata, dan berfikir "pulang liburan membawa trauma"
Sampai juga akhirnya dirumah , aku beristirahat dan berfikir aku harus mengubah diriku , aku memblokir semua sosmed dia , berusaha tidak melihat apapun tentang dia , ku hapus semua foto yang ada diponselku, apapun yang tentang dia aku hapus. Aku menjalani hari-hariku dengan tenang tapi kejadian itu membekas . Entah kapan aku bisa memulainya lagi? Entah kapan aku bisa berfikir orang bersyukur punya aku?
Aku cuma mikir "ayo sembuh tanpa melibatkan orang lain" sudah 3 tahun lalu kejadian itu tak kunjung mencoba untuk hal baru :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Plot twistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang