Coba renungkan cobalah kau rasa
Ku pertaruhkan semua hanya untuk cintamu
Walau ku hanya orang yang kau hina
Tak ku merasa lelah ’tuk mencintaimu
Kau bagai air terus mengalir
Tak dapat ku genggam tak mungkin terhadang
Hanya ku pendam rasa di hati
Hingga saat nanti kau pasti mengerti
Tanganku terus bergerak memetik gitar dan nada-nada indah pun keluar dari petikanku. Bibirku tertarik ke atas membentuk seringaian miris. Masih jelas terngiang di ingatanku tentangnya yang kupuja, tentangnya yang kurindu dan tentangnya yang menghinaku.
Mataku menutup perlahan menikmati hembusan angin lembut ini. Namun, menutup mata ini semakin membawa angnku kepadnya. Kepadanya yang membuat nyanyian ini begitu nyata.
***
Bibirku tersenyum senang hari ini, bisa semobil dengannya saja sudah membuat jantungku melayang jauh. Walau selama perjalanan dia bersikap dingin namun aku tetap senang. Sesekali aku meliriknya, wajahnya yang tegas, hidungnya yang mancung dan paras indonya benar-benar membuatku terpana begitu lama padanya. Hingga aku tak sadar dia sudah memergoki kebengonganku.
"Hei bodoh! masih untung gue kasih tumpangan, masih aja mata loe lancang! Turun loe!" bentaknya membuatku segera menunduk. Cepat dan gugup.
Seketika itu aku langsung menunduk takut. "Ma-af, a-ku ti-"
"Diem loe! Turun!" bentaknya memotong ucapanku yang tergagap karena gugup.
Aku terus menunduk dan segera turun sebelum dia benar-benar menendangku seperti waktu kami masih SMP dulu.
Air mataku hampir saja keluar, kenapa aku begitu bodoh. Mana mungkin majikan agung sepertinya membalas cinta seorang anak pembantu. Seharusnya aku bisa menjaga sikapku tadi, kalau bukan karena ayahnya aku tak mungkin semobil dengannya.
Walau ku hanya orang yang kau hina
Tak ku merasa lelah ’tuk mencintaimu
"Huft..."
Aku terus menatap mobilnya yang semakin menjauh, mungkin aku hanya bisa berharap suatu saat dia dapat mengerti ketulusnku. Dengan perasaan sakit aku melangkah ke sekolah.
Dulu sewaktu Dia masih umur tujuh tahun dia selalu memintaku bernyanyi. Yah... dulu kami begitu akrab seakan tak ada jarak antara pembantu dan majikan. Namun semuanya berubah sejak tuan Robby menginjak bangku SMP. Tuan mulai mencintai seorang gadis tercantik di sekolah, dan dia juga gadis paling kaya. keduanya pun berpcaran, aku? Yah, aku patah hati namun aku ikhlas saat bisa melihat tuan begitu bahagi bersamanya. Awalnya tuan selalu curhat tentangnya namun entah kenapa tuan mulai menjauhiku dan tatapannya berubah menjadi membenciku. Sejak saat itu hubungan kami semakin longgar dan longgar. Tuan Robby selalu menjaga jaraknya dariku, bersikap kasar padaku, dan dia selalu mengingatkan siapa aku.
Robby yang dulu manis berubah, tuan yang dulu menjadi sahabtku, dan dulu yng membuatku tersenyum telah hilang. Namun sialnya rasa ini bukan semakin hilang tapi malah semakin tumbuh. tak terkendali dan sudah tak bisa kuhentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berharap Kau Mengerti
RomansaCoba renungkan cobalah kau rasa Ku pertaruhkan semua hanya untuk cintamu Walau ku hanya orang yang kau hina Tak ku merasa lelah ’tuk mencintaimu Kau bagai air terus mengalir Tak dapat ku genggam tak mungkin terhadang Hanya ku pendam rasa di hati Hin...