Pagi ini, warga SMA Cakrawala akan segera melaksanakan rangkaian acara HUT sekolah mereka. Banyak siswa-siswi, terutama anggota OSIS yang sibuk ke sana kemari mempersiapkan banyak hal, mulai dari mengurusi tempat, serta waktu setiap rangkaian acara yang sudah dijadwalkan.
"Nah guys, sesuai jadwal ya, setengah anak jaga stand kelas kita dari pagi nanti sampe siang, nah sisanya dari siang sampe sore. Udah siap semua, kan?" Prita, ketua kelas yang dengan bangganya menatap seisi kelas.
"Siap buuu!" Anak-anak kelas kompak menjawab.
Dira mendapat shift berjaga siang nanti, entah kegiatan apa yang harus dirinya lakukan saat ini. Sebab dua teman dekat di kelasnya tidak ada saat ini. Linda yang sibuk dengan tugas OSIS-nya, dan Valyn yang belum datang juga. Alhasil Dira memutuskan ke luar kelas, melihat-lihat stand kelas lain, tapi langkah kakinya secara tak sadar malah membawa ke kelas Sang pujaan hati.
"Loh, kok gue ke sini? Duh, malu ah, pergi aja," gumam Dira ketika di depan kelas Nauval. Tak ia lihat keberadaan pacarnya itu, tapi inginnya segera menyingkir dari sana karena malu dengan anak-anak kelas tersebut yang memandanginya dari dalam kelas.
Baru beberapa langkah berjalan, seseorang memanggilnya.
"Woi, ayang!" Itu Nauval, yang datang menghampiri dan menyejajarkan langkahnya dengan Dira.
"Hih, kaget aku,"
"Keliling ayok, kamu dapet shift jaga stand siang kan?"
"Kok tau?" tanya Dira tak mengerti.
"Tau dong, Nauval gitu,"
"Iwhh,"
Diam sejenak.
"Ngomong-ngomong, nggak nyangka ya, kita udah setahun pacaran," Diam-diam Nauval tersenyum di akhir kalimat itu.
"Waktu itu juga kondisinya kayak gini, lagi rame-ramenya ngurusin HUT. Aku nggak nyangka kamu ungkapin perasaanmu pas aku sibuk-sibuknya jaga stand kelas," jelas Dira.
"Sejujurnya aku malu waktu itu, temen kelasmu liat semua," Dira tertawa mendengar itu.
Gadis itu melirik Naufal di sebelahnya.
"SMA itu... seru ya?" Dira tersenyum penuh arti kala itu, menatap Nauval di sampingnya. Berjalanan beriringan di antara hiruk-pikuk kesibukan siswa-siswi di sana.
"Setahun lagi, Ra. Setahun lagi kita lulus."
"Nauval, sejujurnya aku nggak tau keadaan kita waktu lulus nanti. Tapi aku harap, di keadaan apa pun itu, jangan saling benci atau menjauh, ya," Dira mengambil jemari Nauval untuk digenggamnya.
Ekspresi Nauval kebingungan. "Kenapa kamu bilang gitu? Kamu mau kita putus?"
"Bukan gitu. Karena yang aku tau, sifat dan perasaan manusia itu gampang berubah-ubah." Dira pun tak mengerti kenapa tiba-tiba ia kepikiran hal ini. Hanya saja, ia merasa perlu mengantisipasi.
Nauval tertegun. Dalam hatinya ia membenarkan perkataan Dira. Tapi ia hanya tersenyum lembut menanggapinya. Kembali berjalan mengelilingi SMA Cakrawala yang sedang ramai.
Keduanya terdiam dengan tangan yang saling bertaut.
"Loh, Linda?" Dira berucap ketika melihat temannya itu sedang berbicara dengan seseorang. Tapi yang mengherankan, ekspresi Linda sulit diartikan.
"Lin, please. Gue siap jadi yang keberapa pun, kalo ternyata lo udah punya pujaan hati,"
"Sorry, tapi gue bener-bener nggak bisa terima perasaan lo. Bukan karena gue punya pacar atau sebagainya," Linda menatap lelaki di hadapannya yang seperti mulai memaksa dirinya untuk menjalin hubungan dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Ice (On Going)
Roman pour AdolescentsTentang Miss ice, segala lukanya, dan rahasianya. • Update 2 minggu sekali •