memutar ulang>¹ special chapter

481 74 20
                                    

"Aku masih mencintaimu, meskipun hatimu sudah terisi oleh orang lain."

"Sekali saja, aku ingin menjadi orang istimewa dalam hidupmu."

"Tak bisakah kamu memikirkan perasaanku sekali saja."

"Walau menyakitkan, aku akan selalu berada di samping dirimu."

✰✰✰✰

Jatuh cinta bukanlah sebuah kejahatan, tetapi mencintai seseorang yang sudah memiliki pasangan bisa menimbulkan dilema moral dan emosional yang rumit.

Situasi ini sering kali menuntut individu untuk menuntun perasaannya dengan hati-hati, menghormati hubungan yang sudah ada dan mungkin harus membuat keputusan sulit untuk menjauh demi kebaikan bersama.

Sing mungkin merasa terjebak antara perasaannya yang tulus dan realita bahwa Zayyan sudah berkomitmen dengan orang lain. Sing harus mempertimbangkan apa yang paling penting baginya—apakah itu kebahagiaan jangka pendek atau kesejahteraan dan kebahagiaan jangka panjang semua pihak.

Semua pikirannya itu membuat Sing merasakan sakit kepala.

"Mungkin aku butuh udara segar." Sing bangun dari tidurnya dan berjalan menuju halaman sekolah.

Setelah sampai, Sing duduk di bangku dibawah pohon lebat dan memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Dengan sinar matahari yang menerobos dedaunan menerangi wajahnya.

"Haruskah aku berhenti mencintainya?" Gumamnya dengan mata terpejam.

Saat Sing terbenam dalam lamunannya, sebuah suara memanggil namanya. Matanya terbuka perlahan, menyesuaikan dengan cahaya matahari yang bersembunyi di balik dedaunan.

Di hadapannya berdiri Zayyan dengan senyumannya.

"Hei, kamu kenapa disini sendirian?" Tanya Zayyan dan duduk di samping Sing.

Sing menghela nafas "Cuma... nyari udara segar, Zay."

"Wajahmu sangat pucat, Sing. Mau ke UKS?"

Zayyan tampak khawatir melihat wajah Sing yang terlihat pucat. Tetapi Sing hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku pusing, Zay."

Suara Sing mulai terdengar parau.

"Ayo ke UKS." Zayyan berdiri dan mulai menuntun Sing menuju UKS.

Setelah sampai di UKS, Zayyan menyuruh Sing untuk berbaring di atas kasur dan meminum obat aspirin untuk meredakan pusingnya.

"Istirahatlah, Sing."

Sing tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas bantuan Zayyan lalu perlahan menutup matanya dan tertidur.

✰✰✰✰

Sing membuka matanya, masih merasakan kabut kelelahan yang menyelimutinya. Cahaya lembut menyinari ruangan, bukan lagi lampu terang yang biasa ia temui di UKS.

Ia terbaring di atas sebuah kasur yang empuk dengan selimut hangat menutupi tubuhnya. Bingung, ia mengedarkan pandangannya mencoba mengenali ruangan itu.

Ruangan itu terasa asing namun nyaman dengan hiasan dinding yang sederhana namun elegan.

Tiba-tiba, pintu terbuka dan Zayyan masuk membawa sebuah nampan yang berisi segelas air dan beberapa potong buah.

"Udah bangun, Sing? Gimana sekarang? Udah baikan?" Zayyan bertanya dan menyimpan nampan di samping tempat tidur.

Sing mencoba duduk, masih merasa sedikit pusing tapi jauh lebih baik daripada sebelumnya "Aku... di mana ini, Zay? Terakhir kali aku ingat, aku di UKS."

LOVE YOU LIKE I DO[LEOxZAYYAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang