bakso merah🍲🥵

21 13 6
                                    

Masih,ingat Rhea mendarat ditangan Arga di chapter sebelumnya...
                                  ***

Rhea meneguk salivanya dengan susah payah. Ia tubuhnya seolah kaku saat ini, bagaimana bisa ia jatuh kedalam pelukan lelaki yang sering berdebat dengannya. Kini jarak wajahnya dengan wajah Arga sekitar 1 hasta, lumayan jauh. Tetapi berbahaya. Mata mereka saling menatap pupil masing-masing.

Oh, tidak. Mereka terhanyut sementara sekarang.

Tetapi dibalik itu ada seseorang yang telah memotret Mereka secara diam-diam.

Suasana di warung Bibi Mila mulai riuh, saat mereka yang lain melihat kejadian tersebut. Berbagai ucapan terdengar di sana. Sampai-sampai kantin sebelah pun berdatangan juga untuk melihat apa yang terjadi.

Rhea tersadar dengan ia cepat bangun menyingkir dari sana,"Makasih." Ucapnya kepada Arga. Lalu pergi keluar dari area kantin. Dayra yang melihat sahabatnya melenggang pergi langsung beranjak ikut menyusul kemana Rhea pergi.

Rhea memasuki toilet perempuan disusul Dayra juga, ia menyalakan keran di wastafel mencuci wajahnya. Lalu melirik pantulan wajahnya dicermin sekaligus sahabatnya yang berada dibelakangnya. Mulutnya tak henti-hentinya mengucap istighfar.

"Lo salting, Re?" Rhea tidak menjawab ia berusaha menetralkan deru nafasnya yang tak beraturan. "Rere?"

Rhea menggeleng pelan. "Ra, udah aku kotor, badan aku bersentuhan sama kulit Arga!" Rhea perlahan melepas hijab -menggulung lengan baju sampai siku serta melepas kaos kakinya. Mulai berwudhu di wastafel.

Setelah selesai berwudhu mulut gadis itu bergerak melafalkan berdoa sambil menghadap ke suatu arah, yaitu kiblat. Kemudian memakai kembali seragam sekolah nya seperti semula.

Dayra mengusap pelan bahu Rhea, sebagai upaya untuk   menenangkannya.
"Tuhan nya Rhea, maafin Rhea ya.. dia gak sengaja salah lantainya tuh licin."

"Gue tau, ini baru pertama kali Lo kena kejadian kek gini. Lo gak pernah sekalipun dekat sama lawan jenis. Makanya Lo jadi cemas banget, tapi tenang aja kalo ada yang ngejek-ejek Lo pasal kejadian itu. Gue ulek nanti orangnya jadi sambel terasi! Dan gue yakin tuhan Lo bakal maafin anak baik kaya Lo."

Rhea terkekeh kecil, ia langsung memeluk sahabatnya. "Makasih, Rara!"

Mereka melepaskan pelukan.
"Kita baca suratnya yok!"
Dayra mengambil kertas yang
diberikan Rhea tadi. Kemudian ia membacakannya dengan suara yang lumayan lantang.

"Shut, Ra jangan nyaring-nyaring. Nanti kedengaran orang lain!"

Dayra berdecak sebal, menurutnya suaranya itu sudah pelan. Tapi berbeda menurut orang lain, termasuk Rhea. Ia memelankan suaranya sekarang. Tetapi terlalu pelan sehingga Rhea tak bisa mendengar apapun yang Dayra ucapkan.

"Ra, kamu bilang apa aku gak denger. Nyaringin dong suaranya!"

Dayra menatap sinis kearah Rhea. "Tadi nyaring salah, ini pelan juga salah. Mau Lo apa sih?"

Rhea menghela nafas."yaudah kita baca dalam hati aja ya, jangan marah-marah gak boleh, nanti cepet tua, oke!" Ucap Rhea menenangkan dayra.
                                 
Dayra mengangguk patuh lalu menyodorkan kertas itu supaya Rhea bisa melihat isi kertasnya.

Isi kertas: I'm into the girl. Her name is Addina Rhea Alifa. Usually people call her, Rhea. She has a beautiful face, brainny and strong. i think she is perfect. I love you Rhea.
                                                  From me:A

"Re, gue gak paham suratnya berbahasa inggris."

"Makanya, kalo ada pelajaran bahasa inggris disimak, jangan malah tidur!"
Dayra cengengesan. Karena memang fakta, kalau dirinya selalu tidur saat pembelajaran bahasa inggris. "terjemahankan dong Re!"

Dear best friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang