Adakala senang, adakala nya sedih..
Aku masih manusia yang kehilangan makna M A N U S I A
Keresahan dimulai sejak Kepergian, tangisan pertama yang paling meresahkan hati
entah bagaimana aku bisa bertahan sampai saat ini ,
Seperti lumut yang tak diinginkan tumbuh dari sudut keramik lembab di rumah seorang tentara yang harus selalu meninggalkan rumah karena panggilan perang dari negara, sehingga tak pernah sempat untuk mencabut lumut yang perlahan-lahan membesar tumbuh,
Mama ku meninggal disebabkan kanker ganas stadium 4, saat itu aku tumbuh sebagai siswa sekolah dasar yang ceria tapi sekejap sirna menjadi merana.
Bapakku seorang tentara yang kesehariannya menghabiskan waktu untuk negara, setelah kepergian mama saat itulah semuanya berubah...
Peran Seorang Ibu diambil alih oleh Bapak dengan menjadi sosok sebagai mesin pembunuh yang lahir dari letusan genderang perang menjadi trauma yang membayanginya,
dibungkus kekakuan fisik sebagai mesin pembunuh dengan tatapan tajam bak selongsong peluru yang melesat tanpa ragu, sesekali tanpa aba-aba meledakkan suara mortir ke jiwa seorang anak yang saat itu sungguh sangat rapuh,
tanpa adanya obat maupun rawatan seorang penyembuh, hidup dengan dukacita membawa lara...
(kita lompat 20 tahun kedepan)
29 tahun, seorang pria tanpa jati diri mengambil langkah yang ragu mengikuti segala arah yang ada dihadapan mata..
kadang arah yang benar kadang juga arah yang salah kadang pula terlalu jauh..
kadangpun arah yang salah menjadi benar dan arah benar menjadi salah
R E S A H . . .
yang dekat menjadi jauh, yang jauh tetap ingin jauh...
bahkan jarak sudah kebingunan memberikan makna nya,
tertatih langkah raguku merubah arah khatulistiwa dari derajatnya
menarik paksa panas surya membakar jiwa yang kehilangan arah
murka dari sang Kuasa, buta dari arah kiblat-Nya ...
Sang Kuasa sesekali menunjukan jalan-Nya dengan derita
namun sang pemuda terlalu masa bodoh karena ego nya
Sang Kuasa yang tak pernah memaksa perintah, dan sang pemuda yang tak pernah peka akan larangan-Nya..
bergelut dalam lingkaran setan, berharap judi akan merubah nasib
kalah tak pantang menyerah, habis tak pantang berhenti dan lalu coba lagi...
sampailah pada titik terendahnya, melenyapkan keceriaan menjadi malapetaka
R E S A H . . .