ep2

6 1 0
                                    

🌻POV ARA

Setelah berbincang dengan papa di ruang tamu,aku masuk ke kamar Uti yang saat itu beliau sedang menata pakaiannya ke dalam koper.

Aku duduk disebelah Uti,"lusa kita pindah ya ti,Ara juga sudah bilang ke budhe"

Uti mengelus tanganku," Uti bangga sama kamu,uti yakin sekali bahwa kamu akan sukses nak" setiap kali uti bicara,aku selalu berkaca-kaca.

Aku peluk Uti sembari menghapus air mataku yang sudah turun.

"Ara juga terima kasih ke Uti,oh iya ti mungkin tidak lama art akan datang ke rumah"

"Kenapa pakai art?Uti bisa sendiri"

"Uti...Ara tidak mungkin ya tinggalin uti sendirian kalau aku ada kerjaan diluar kota,lumayan kan Uti ada teman mengobrol nanti".

"Yasudah Uti ikut kamu saja"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tak terasa,lusa sudah datang.Aku mulai memasukkan barangku juga barang Uti kedalam mobil.

Sebenarnya mama papa ikut mengantarkan kita,namun papa dan mama harus menghadiri undangan dari temannya papa yang berada di luar kota.

"Sudah semua ti?"

"Sudah beres,ayo berangkat"

Aku berpamitan dengan mbak Laras,art panggilan di rumah orang tuaku.

"Mbak titip rumah ya"

"Siap neng,apa gak nunggu bapak sama ibu kembali dulu?"

Bukannya aku tidak ingin menunggu papa dan mama tetapi hari ini aku sudah ada janji dengan teman-temanku untuk berkumpul di rumah baru.

"Tidak mbak,besok mama papa kesana.Aku juga sudah pamitan kok"

"Baik neng,hati-hati"

Aku mulai menjalankan mobilku menyusuri jalan penuh kemacetan,"lampu sudah merah masih diterobos saja" aku menoleh ke arah uti sambil tertawa.

"Sudah biasa itu ti,Uti kayak tidak pernah melihat kelakuan anak muda jaman sekarang saja"

Jarak rumah orang tuaku ke rumahku memang sedikit jauh butuh sekitar 1 jam karena lokasi rumahku yang dekat dengan pusat kota sedangkan rumah orang tuaku ada dipinggiran kota.

Karena lumayan tidak macet,hampir satu jam perjalanan akhirnya kita sampai.

Karena lumayan tidak macet,hampir satu jam perjalanan akhirnya kita sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict by pinterest

Sengaja memang aku membeli rumah yang sedikit besar,bukan karena apa-apa melainkan aku ingin menginvestasikannya berupa rumah.

"Apa ndak terlalu besar nak?"

"Tidak apa-apa ti,hitung-hitung sebagai tabungan Ara" aku menurunkan barang-barang dari mobil.

RAJA di HATI ARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang