0

124 9 0
                                    


        Di sebuah ruang diskusi, duduk sepasang remaja kembar berbeda gender. Ruangan itu terdiri dari satu meja bundar berukuran besar yang di kelilingi beberapa kursi—yang dua kursinya diduduki oleh para kembar. Ruangan yang dilengkapi tekhnologi mutakhir itu lenggang, hanya diselingi oleh suara krak pelan selagi si kembar perempuan mengunyah permen. Pada akhirnya si kembar lelaki menghela napas kasar dan angkat bicara.

"Dimana mereka?" Tanyanya dengan nada lelah, ya, dia lelah menunggu. Waktu setengah jam habis dia lalui hanya untuk menunggu orang-orang yang entah kapan akan datang. Sementara si kembar perempuan juga tak kalah lelahnya, bosan, lebih tepatnya. Kalau tau yang lain akan datang lebih lambat, dia akan kembali melanjutkan kegiatannya untuk bermalas-malasan di dalam kamar asramanya atau melakukan hal lain seperti menjahili teman-temannya yang mungkin sedang sibuk.

"Lamanyaaa," dia mendengus, kembali memasukkan permen ke dalam mulutnya dan mengeluarkan bunyi gemelutuk selagi mengunyah, entah sudah berapa banyak permen yang telah dia habiskan. "Kemana aja sih mereka, si Dino Oren emang sering telat, tapi kenapa si Landak itu juga ikut telat sih." Si kembar perempuan mulai menggerutu. Si kembar lelaki hanya diam dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.


Tak lama, layar pada meja di depan mereka berkedip pada satu titik, panggilan hologram. Si kembar lelaki mengembalikan posisi duduknya menjadi tegak, anting berbentuk bilah pisau yang menjuntai dari daun telinganya berdenting. Si kembar perempuan juga membenarkan posisi duduknya. Lelaki itu mengetuk layar, menerima transmisi panggilan. Hologram mulai terpancar dan mengalami glitch untuk beberapa saat. Tak lama panggilan itu telah sepenuhnya tersambung ke koneksi ruangan. Dan tampillah dua sosok. Kedua kembar itu memberi hormat.

"χαιρετισμός." Sapa mereka dengan serempak sembari membungkukkan badan. Kedua sosok itu mengangguk, salah satunya mengamati keadaan ruangan dan angkat bicara.

"Dimana yang lain?" Sebelum remaja kembar itu bisa menjawab, pintu terbuka, menampilkan figur dua remaja laki-laki, yang satu identik dengan warna oranye, yang satunya lagi identik dengan warna ungu. Keduanya dengan segera memberi hormat dengan gerakkan tangan.

"Maaf atas keterlambatan kami, Comander, Master." Kedua lelaki itu berkata serempak. Si kembar perempuan memberikan tatapan jengah, sementara kakaknya memberikan tatapan datar.

"Hmph, αργά—terlambat" Ujar si kembar perempuan yang dibalas jitakan pelan oleh si kakak. "Jaga ucapanmu, Μήνας." Dia—Μήνας, meringis. "Συγγνώμη—maaf, Κοράκι." Ujarnya pada sang kakak yang di panggil Κοράκι.

Kedua remaja laki-laki tadi hanya terdiam, yang oranye terkekeh gugup—tidak terlalu mengerti dengan bahasa yang mereka gunakan walaupun sering mendengarnya berulang kali, satu-satunya yang mereka tahu adalah penyebutan codename para anggota dalam bahasa asing itu. Dua orang yang baru tiba itu segera mengambil posisi duduk di dua kursi yang mengelilingi meja.


Salah satu sosok di dalam hologram itu menepuk tangan beberapa kali guna memfokuskan perhatian pada dirinya. Sosok itu memiliki perawakan pria dewasa dan berpembawaan ramah namun tegas. Ia dikenal sebagai Master, sosok dengan pangkat tinggi di bawah The Rulemaster. Ia tersenyum ramah, senyuman khas-nya.

"Tak apa. Στοιχείο, Σκιά, kalian dimaafkan atas keterlambatan kalian. Bagaimanapun, Κοράκι, Μήνας, terimakasih sudah datang awal."

Στοιχείο, codename untuk si oranye dan Σκιά untuk si ungu. Semua orang di dalam ruangan itu mengangguk perlahan.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

that doll... || BoBoiBoy fanfict || Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang