7. in his world

40 6 0
                                    

“Orang-orang pada goblok ya, mereka sibuk berdebat di sosmed, padahal kenyataannya kita lagi nyebat bareng gini.” Komentar Hira setelah scroll base X kampus yang sedang panas-panasnya membicarakan aksi gila perkelahian antara Jake dan Hira siang tadi.

“Ya, sama gobloknya kayak lo dan kelakuan lo yang kayak tai itu.” Tanggap Jake sambil menyesap rokok Malboronya khidmat.

Hira terkekeh, “Sesuka itu lo sama tuh cewek? Anjir, gue lagi rapat langsung lo bantai.”

Hira setengah tak percaya suatu hari sahabat kebanggaannya memukulnya dengan brutal dengan alasan seorang cewek. Seorang Jake Radeva? Duh, bahkan tak terlintas dibenak Hira, sudah rahasia umum circle mereka anti komitmen dengan satu cewek, kecuali Sangkara dan Jay.

“Bukan tentang suka, tapi lo keterlaluan kali ini.”

Hira menghela nafas cuek, “Iya, my bad. Gue ga tau kalau cewek lo punya penyakit panick attack atau apapun itu. Niat gue cuma bercanda doang, apalagi setelah gue tau dia mantan Jay pas SMA.”

Jake tidak suka dengan cara bicara Hira yang menganggap santai kelakuannya, sama sekali tidak terlihat menyesal. Tonjok, jangan? “Lo belum sepenuhnya sadar ya, Ra, sama dampak tindakan lo? Kenapa sih lo dengan gampangnya menganggap enteng sesuatu?  Dan satu lagi perlu gue pinjam speaker masjid buat teriak di kuping lo? Chaya. Bukan. Cewek. Gue.”

“Kalem, kalem, Bos.”  Hira menepuk bahu Jake untuk meredam emosinya. “Gue bener-bener minta maaf, karena gue ga tau lo dekat sama Chaya.”

“Konteksnya bukan hanya karena dia Chaya, tapi lo harus punya batasan, apalagi menjadikan seseorang lelucon. Dia dipermainkan tau nggak sama Karina, dia gak beneran suka sama lo.” Sergah Jake tambah kesal pada Hira. “Satu lagi, ngapain lo ungkit soal dia mantanan sama Jay? Jay aja ga pernah cerita sama kita, dan lo tau itu karena Arsya keceplosan kan pas Bobby tunjukin ig Chaya? Kenapa lo jadiin itu bahan bercanda? Kecewa gue sama lo, Ra.”

Perkataan Jake menyadarkan Hira akan keseriusan perbuatannya yang berdampak buruk buat orang lain. ternyata, ia memang pantas dipukul. “Gue harus minta maaf ya Jake, sama Jay maupun Chaya. Gila, bego banget gue ga mikir sampai situ, anjir!”

“Makanya punya otak jangan dipakai mikirin bikini bottom doang goblok!” umpat Jake. “Garis bawahi juga, bukan hanya minta maaf tapi lo harus kasi paham netizen semua bukan salah Chaya, ga tega gue orang-orang kok kayak pantek sih nyalahin dia..”

“Ampun puhhh sepuuhhhh, gue bakal beresin semua. Kalau Chaya minta gue romusha, gue jabanin bangun jalan dari Sabang sampai Merauke asal lo jangan ngamuk gini lah, serem.”

*

Chaya tidak pernah tau ternyata terlibat dengan seorang Jake Radeva itu seperti mengikat janji dengan iblis. Tidak ada makan malam yang gratis. Apalagi alasan Jake ngereog berbuat anarkis akhir-akhir ini selalu karena dirinya. Membuat setengah populasi kampus mengenalnya, seakan-akan cap ‘problematik’ telah tertempel di jidatnya.

Jake itu selain banyak yang naksir dan sayang, banyak juga musuhnya. Sangat merepotkan.

“Permisi, boleh duduk di sini nggak? Soalnya meja lain udah penuh.”

Seorang cowok dengan garis wajah tajam mengingatkan Chaya pada singa ditambah rambut gondrong berwarna blonde miliknya yang digelung ke atas, cowok itu mengeluarkan vibes cool, presensinya mengaburkan lamunan Chaya tentang Jake dan dunianya yang berisik itu.

“Silahkan.” Jawab Chaya datar. Saat ini Chaya sedang duduk sendirian di Kantin Orlando, menunggu Ningning yang sedang mengerjakan tugas kelompok, Ningning baru saja menelpon jika dirinya sedang dalam perjalanan menuju Kantin Orlando, ingin makan siang bareng Chaya.

“Lagi nunggu seseorang?” Chaya tidak menyangka sebuah kata keluar lagi dari mulut si blonde, karena sekilas cowok itu tampak tidak suka basa-basi, cuek.

“Oh,ya—seorang teman.”

“Soalnya lo cek hp terus gue liat-liat, jadi sotoy deh gue.” Chaya hanya membalas dengan senyum. Tidak tau harus menanggapi bagaimana.

Melihat Chaya diam, cowok itu malah lanjut part dua, “Teman yang lo maksud bukan Jake Radeva kan?”

Kan, Jake lagi. Chaya sudah sangat muak kenapa eksistensinya selalu disangkutpautkan dengan Jake, seakan-akan Chaya ari-ari Jake.

“Teman gue bukan dia doang.” Ujar Chaya cukup ketus sebenarnya.

Cowok itu terkekeh, “Of course, kayaknya dia juga ga bernyali ke sini. Dan ternyata lo bukan pacar dia, ya.”

Dahi Chaya berkerut, cowok aneh. Batinnya. Ia kembali mengetik bebrapa pesan untuk Ningning agar mempercepat jalannya karena ada cowok freak.

“Kenalin, gue Harry Tanjung, semester lima Jurusan Sosiologi dan Ilmu Politik.” Harry menyodorkan tangan pada Chaya, demi etika Chaya menyambut jabat tangan itu.

“Gue Chaya, maba Sastra Inggris.”

“Lo tau nggak, lo lagi di mana?” pertanyaan aneh, Chaya jadi curiga Harry lagi high.

“Kantin Orlando.” Jawab Chaya cuek, sambil terus menspam Ningning yang jalannya sudah menyaingi Kura-Kura.

“Kalau Jake tau lo di sini bareng gue, menurut lo Jake bakal ke sini nggak?”

Ekspresi Chaya sudah tak tertolong, ia sangat muak dengan Harry dan obrolan menyebalkannya. “Ga tau, lo tanya dia aja deh. Lo temannya kan?”
Harry tertawa, Chaya jadi merinding, perlukah Chaya menelpon ustadz untuk merukyah Harry. “Gue musuhnya.”

Chaya makin merasa Harry agak lain, dari penampilannya Chaya pikir Harry mengambil jurusan yang berbau seni, ternyata plot twist. Perkataannya sesuai penampilan, ga jelas.

“Boleh ga gue fotoin lo terus gue post di X, kita lihat Jake datang atau nggak?”

No.” jawab Chaya judes.

“Ups, udah gue post tuh.” Harry menunjukkan layar ponselnya, ternyata ia telah post foto Chaya yang diambil diam-diam di akun pribadinya.

Chaya melebarkan matanya, Harry picik sekali. “Lo!” katanya kehabisan kata-kata berusaha merebut hp Harry tapi Harry menaiki bangku kantin dan membawa hpnya setinggi-tingginya dengan tangannya. Aksi Harry tidak menarik atensi seisi kantin, berarti memang sudah kebiasaannya begini.

“Brengsek lo!” umpat Chaya kesal.
Harry tertawa menikmati wajah frustasi Chaya.

“Lo ga tau ya FISIP sama FT musuhan dari dulu di Univ ini? Ada kesepakatan ga tertulis tentang wilayah dua fakultas, Kantin Orlando batas FISIP dan Kantin Nineteen wilayah FT, makasih ya udah mampir ke Orlando, kalau Jake datang ke sini artinya dia melanggar perjanjian dan siap digebukin, anak FT ga bisa balas dendam karena dia yang melanggar, udah konsekuensinya, hahahahaha. Kapan lagi gue bisa balasin dendam teman gue yang sebulan masuk RS karena dia patahin lengannya..”

Chaya menatap Harry geram, “Sampah!” cibirnya jengkel.
“Percuma, Jake ga bakal datang!”

“Menurut gue dia bakal datang, meskipun lo bukan ceweknya, karena kalau iya, ga mungkin dia ga wanti-wanti lo buat menghindari  tempat ini. Lo cuma salah satu pelacur favoritnya dia, iya? Sering banget lo bikin dia berantem. ”

Chaya nekat akan menampar Harry, tapi ditahannya, ia malah membalikkan posisi Chaya seperti memeluknya dari belakang dan menahan Chaya dengan lengannya.

“Tuh, dia datang, hahahahaha.”

ENIGMA : Tanda Tanya (?) |wintkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang